Lompat ke isi

Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
FianM (bicara | kontrib)
membuat halaman baru
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Yahra Trisma (bicara | kontrib)
uji coba
Tag: Penggantian Dikembalikan VisualEditor
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Cipayung Jakarta Timur Hariadhi.svg|jmpl|Cipayung]]
'''Kelelawar di Indonesia''' memiliki banyak [[nama]] lokal yang berbeda-beda. Di [[Indonesia]] terdapat 9 [[Famili (biologi)|famili]] [[kelelawar]] yang terbagi menjadi 52 [[genus]] dan 205 [[spesies]]. Spesies kelelawar di Indonesia mencapai 20% dari seluruh spesies kelelawar di [[dunia]]. Jenis kelelawar di Indonesia yaitu kelelawar pemakan [[buah]] dan kelelawar pemakan [[serangga]]. Habitatnya tersebar di [[gua]], [[karst]], [[Pohon|pepohonan]], dan [[atap]] rumah di [[kepulauan]] Indonesia. Kelelawar diperdagangkan di [[Jawa]] dan [[Sulawesi]] sebagai [[bahan makanan]]. Pemusnahan kelelawar terjadi pada awal tahun 2020 karena adanya tuduhan bahwa kelelawar merupakan [[inang]] alami bagi [[koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2]] yang menjadi penyebab [[Pandemi Covid-19|Pandemi Covid-2019]] yang masih berlangsung pada tahun tersebut.
Rumus SUMIF ⇒ SUMIF(B2:B8,">120000")

== Nama lokal ==
Kelelawar merupakan salah satu jenis [[hewan]] yang telah dikenal oleh [[masyarakat]] lokal di [[Indonesia]]. Sehingga, kelelawar memperoleh penamaan tersendiri di berbagai [[daerah]] di Indonesia. Kelelawar disebut ''paniki'', ''niki'' atau ''lawa'' di [[Kawasan Indonesia Timur]]. Kelelawar juga disebut sebagai ''kampret'' atau ''lalai'' oleh [[suku Sunda]]. [[Suku Jawa]] sendiri menamakan kelelawar dengan ''lawa'', ''codot'' atau ''kampret''. Sementara di [[Kalimantan]], kelelawar disebut dengan nama ''hawa'', ''prok'', ''cecadu'', ''kusing'' dan ''tayo''.<ref>{{Cite book|last=Yuliadi, B., Sari, T. F., dan Handayani, F. D.|date=2018|url=http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/publikasi/download/105|title=Kelelawar Sulawesi: Jenis dan Peranannya dalam Kesehatan|location=Jakarta|publisher=Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI|pages=1|url-status=live}}</ref>

== Keanekaragaman hayati ==
Kelelawar yang ada di Indonesia terdiri dari 9 [[Famili (biologi)|famili]].<ref>{{Cite journal|last=Fahlevi, M. R., Dharmono dan Kaspul|date=2017|title=Spesies Kelelawar pada Kawasan lahan Basah di Desa Simpang Arja, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala|url=http://eprints.ulm.ac.id/2744/1/SNLB-1601-045-053%20Fahlevi%20et%20al..pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1|pages=45|isbn=978-602-6483-33-1}}</ref> Famili kelelawar di Indonesia meliputi ''[[Codot|Pteropodidae]]'', ''Megadermatidae'', ''Nycteridae'', ''Vespertilionidae'', ''[[Kelelawar ladam|Rhinolophidae]]'', ''[[Hipposideridae]]'', ''Emballonuridae'', ''Rhinopomatidae'', dan ''Molossidae''. Kesembilan famili ini terbagi lagi menjadi 52 [[genus]].<ref>{{Cite journal|last=Saputra, Y., Sukandar, P., dan Suryanda, A.|date=2016|title=Studi Keanekaragaman Jenis Kelelawar (Chiroptera) pada Beberapa Tipe Ekosistem di Camp Leakey Kawasan Taman Nasional tanjung Puting (TNTP), Kalimantan Tengah|url=http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bioma/article/download/2141/1678/|journal=Bioma|publisher=Biologi UNJ Press|volume=12|issue=1|pages=53|issn=0126-3552}}</ref>  Frank J. Bonaccorso pada tahun 1998 melaporkan bahwa jumlah spesies kelelawar di Indonesia sebanyak 49 spesies.<ref>{{Cite journal|last=Pattiselanno, F., dan Bumbut, P. I.|date=Mei 2011|title=Jenis Kelelawar Pemakan Buah (Pteropodidae) di Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari|url=https://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/biosfera/article/download/263/213|journal=Biosfera|volume=29|issue=1|pages=79}}</ref> Kemudian diketahui bahwa jumlah spesies kelelawar di Indonesia sebanyak 205 spesies.<ref>{{Cite journal|last=Kartono, A. P., Prayogi, K. D., dan Maryanto, I.|date=2017|title=Keanekaragaman jenis kelelawar di hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi Jawa Barat|url=https://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/zoo_indonesia/article/view/3533/2959|journal=Zoo Indonesia|volume=26|issue=1|pages=33}}</ref> Spesies kelelawar yang ada di Indonesia melingkupi 20% spesies kelelawar yang ada di [[dunia]] yang telah diketahui.<ref>{{Cite journal|last=Maulina, F., dkk.|date=2018|title=Identifikasi Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Deudap Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/download/4081/2658|journal=Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018|pages=41|isbn=978-602-60401-9-0}}</ref>

== Rantai makanan ==
Berdasarkan jenis makanannya, kelelawar di Indonesia terbagi menjadi kelelawar pemakan [[buah]] dan kelelawar pemakan [[serangga]]. Keberadaan kedua jenis kelelawar ini menjadi penyeimbang [[ekosistem]]. Kelelawar pemakan buah berperan dalam pemencaran [[biji]] dari buah yang dimakannya. Sedangkan kelelawar pemakan serangga mengatur keberadaan serangga pengganggu [[tanaman]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Prasetyo, P. N., Noerfahmy, S., dan Tata, H. L.|date=2011|url=https://www.researchgate.net/publication/279924738_Jenis-jenis_Kelelawar_Khas_Agroforest_Sumatera|title=Jenis-Jenis Kelelawar Khas Agroforest Sumatera|location=Bogor|publisher=World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia|isbn=978-979-3198-67-5|pages=1|url-status=live}}</ref>

== Penyebaran ==
Penyebaran kelelawar terjadi di seluruh [[kepulauan]] yang ada di Indonesia. Kelelawar di Indonesia memiliki [[habitat]] di [[gua]], [[karst]], [[pohon]], dan [[atap]] rumah.<ref>{{Cite journal|last=Nurfitrianto, H., Budijastuti, W., dan Faizah, U.|date=Mei 2013|title=Kekayaan Jenis Kelelawar (Chiroptera) di Kawasan Gua Lawa Karst Dander Kabupaten Bojonegoro|url=https://core.ac.uk/download/pdf/230675125.pdf|journal=LenteraBio|volume=2|issue=2|pages=143|issn=2252-3979}}</ref> Kelelawar pemakan buah umumnya hidup di pepohonan yang berbuah sebagai sumber makanannya. Sedangkan  kelelawar pemakan serangga umumnya hidup di pepohonan yang menjadi tempat hidup serangga yang merupakan makanannya.<ref name=":0" />

== Perdagangan ==
Masyarakat di Indonesia khususnya di [[Jawa Timur]], [[Jawa Barat]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], telah mengolah [[daging]] kelelawar menjadi [[abon]]. Abon ini dibuat untuk dimakan dan diperdagangkan. Masyarakat tertentu di daerah tersebut meyakini bahwa daging kelelawar dapat dijadikan sebagai [[bahan pangan]] dan dapat menyembuhkan [[penyakit]]. Sementara oleh masyarakat di [[Sulawesi]], jenis kelelawar pemakan buah sudah dijadikan sebagai bahan makanan alternatif. Perdagangan kelelawar sebagai bahan makanan telah dilakukan di [[Pasar tradisional|pasar-pasar tradisional]] maupun [[swalayan]].<ref>{{Cite journal|last=Ransaleleh, T. A., dkk.|date=Desember 2013|title=Identifikasi Kelelawar Pemakan Buah Asal Sulawesi Berdasarkan Morfometri|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/download/7684/5774/|journal=Jurnal Veteriner|volume=14|issue=4|pages=486}}</ref>

== Pemusnahan ==
Pada awal tahun 2020, beberapa daerah di Indonesia mengadakan pemusnahan kelelawar. Tindakan ini merupakan akibat adanya tuduhan bahwa kelelawar merupakan satwa pembawa [[virus]] jenis baru yaitu [[koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2]]. Virus ini merupakan salah satu jenis virus penyebab [[Pandemi Covid-19|Pandemi Covid-2019]] yang ditemukan di [[Wuhan]], Tiongkok. Dalam tuduhan ini, kelelawar diduga sebagai [[inang]] alami bagi viirus tersebut. Tindakan pemusnahan juga dilakukan karena adanya dugaan bahwa kelelawar ''Rhinophlus affinis'' dari famili ''Rhinolophidae'' membawa virus BatCoVRaTG13 yang mirip dengan koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2. Kebenaran atas tuduhan tersebut belum diketahui dengan pasti karena proses [[infeksi]] virus tersebut dari kelelawar ke [[manusia]] belum diketahui hingga November 2021.<ref>{{Cite book|last=Ransaleleh, T. A., Wahyuni, I., dan Kawatu, M.|date=November 2021|url=http://repo.unsrat.ac.id/4254/1/3.%20%20Laporan%20Akhir%20%202021.Hibah%20_RDUU.%20Ransaleleh%20et%20al..pdf|title=Laporan Akhir Riset Dasar Unggulan Unsrat: Karakteristik Tingkah Laku Kelelawar (Pteropus alecto) dalam Kandang Budidaya|publisher=Universitas Sam Ratulangi|pages=2|url-status=live}}</ref>

== Referensi ==
<references />

Revisi per 11 Januari 2023 06.34

Cipayung

Rumus SUMIF ⇒ SUMIF(B2:B8,">120000")