Lompat ke isi

Bank Jasa Jakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
| foundation = [[Jakarta]], [[Indonesia]] (1971)
| foundation = [[Jakarta]], [[Indonesia]] (1971)
| location = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| location = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people = [[Handrie Wirjawan]] {{br}} [[CEO|Presiden Direktur]]
| key_people =Leo Koesmanto [[CEO|Presiden Direktur]]
| shareholders =
| shareholders =
| revenue =
| revenue =

Revisi per 14 Januari 2023 13.03

PT Bank Jasa Jakarta
Privat
IndustriJasa keuangan
DidirikanJakarta, Indonesia (1971)
Kantor pusatIndonesia Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Leo Koesmanto Presiden Direktur
Situs webwww.bjj.co.id

Bank Jasa Jakarta (disingkat BJJ) adalah sebuah bank yang berpusat di Jakarta.

Bank kecil dengan modal inti Rp 2,1 triliun dan aset Rp 6,5 triliun di tahun 2021 ini[1][2] awalnya didirikan pada 23 Maret 1971[3] dengan nama PT Bank Pasar Warga Grogol,[4] dengan status sebagai bank pasar (kini Bank Perkreditan Rakyat). Di tanggal 28 Oktober 1975, namanya berganti menjadi PT Bank Pasar Warga Gembira dan di tanggal 25 September 1978, menjadi PT Bank Pasar Jasa Jakarta.[5]

Di tahun 1984, Bank Pasar Jasa Jakarta diakuisisi oleh Iskandar Widyadi, seorang pengusaha yang kemudian akan terus menguasai bank ini sampai lebih dari 35 tahun kemudian.[5] Lima tahun kemudian, pada 2 Agustus 1989, statusnya resmi berubah menjadi bank umum, sehingga namanya berubah menjadi PT Bank Jasa Jakarta di tanggal 7 Januari 1989 yang bermodal Rp 20 miliar.[3][4] Bank ini kemudian terus berkembang dengan tetap mengedepankan strategi konservatif dan kehati-hatian, yang membawanya mampu berkembang dan bertahan, seperti pada periode krisis moneter di akhir 1990-an. Fokus bank ini adalah pada sektor ritel, dengan dibantu 1 kantor pusat dan 13 kantor cabang yang tersebar di Jabodetabek.[4][6]

Belakangan, bank ini mengalami perubahan kepemilikan sebagai rangka menghadapi kewajiban modal inti bank Rp 3 triliun serta upaya transformasi dan digitalisasinya. Iskandar Widyadi, yang awalnya mengendalikan bank ini lewat PT Widya Rahardja Dharma (70,91%) dan PT Adikarta Graha (29,09%), kemudian melepas sebagian sahamnya ke WeLab Sky Ltd sebesar 24%.[4] Transaksi yang memakan biaya US$ 240 juta ini dilakukan pada Desember 2021.[7] WeLab merupakan sebuah perusahaan fintech yang berbasis di Hong Kong dan dimiliki sejumlah pemodal seperti International Finance Corporation, Sequoia Capital dan Li Ka-shing.[8]

Akhirnya, Iskandar Widyadi melepas seluruh sahamnya di bank ini lewat shares subscription agreement pada 1 Juli 2022, kepada WeLab dan PT Sedaya Multi Investama (anak usaha PT Astra International Tbk). Keduanya masing-masing menjadi pemegang 49,56% saham BJJ. Terkhusus bagi Astra, ini adalah kali ketiga mereka memegang bank, setelah sebelumnya melepas Bank Permata dan sempat memegang Bank Universal; sedangkan bagi WeLab, mereka berencana akan mengubah BJJ menjadi bank digital mereka yang kedua setelah di Hong Kong. Transaksi ini tuntas dilakukan pada 19 September 2022 dengan total harga Rp 3,87 triliun.[8][9][10] Bank Jasa Jakarta direncanakan akan berubah menjadi bank digital, yang diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2022 di bawah kepemilikan baru.[11]

Manajemen

Presiden Komisaris: Suparno Djasmin
Komisaris: Mintolo Hardiyanto
Komisaris: Julianti Tatan
Presiden Direktur: Leo Koesmanto
Wakil Presiden Direktur: Handrie Wirawan
Direktur Bisnis: Emanuela Tanubrata
Direktur Kepatuhan: Lie Njoek Lan
Direktur Keuangan: Leka Madiadipoera

Rujukan

Pranala luar

  • Situs Resmi Bank Jasa Jakarta [1]