Lompat ke isi

Apito Lahire: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 7: Baris 7:
Beberapa antologi yang memuat puisinya antara lain: ''Nyanyian Fajar'' (Teater Kene Bali, [[1993]]), ''Serayu, Getar II, Jentera Terkasa'' ([[1998]]), ''Juadah Pasar'' ([[2001]]),'' Perjumpaan'' (Lare’s Dramatic Tegal, [[2002]]), dan ''Ning'' (Sanggar Purbacaraka Fakultas Sastra Universitas Udayanana [[Bali]], [[2002]]). Antologi puisi pribadinya diterbitkan bersama penyair Julis Nur Hussein dan Usman Didi Khamdani dengan judul Mung: Antologi Puisi Tiga Penyair Lintas Pantura (2004). Hingga sekarang dia masih terus menulis serta berteater. Kini Apito tinggal di Langgen 1/1 Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Beberapa antologi yang memuat puisinya antara lain: ''Nyanyian Fajar'' (Teater Kene Bali, [[1993]]), ''Serayu, Getar II, Jentera Terkasa'' ([[1998]]), ''Juadah Pasar'' ([[2001]]),'' Perjumpaan'' (Lare’s Dramatic Tegal, [[2002]]), dan ''Ning'' (Sanggar Purbacaraka Fakultas Sastra Universitas Udayanana [[Bali]], [[2002]]). Antologi puisi pribadinya diterbitkan bersama penyair Julis Nur Hussein dan Usman Didi Khamdani dengan judul Mung: Antologi Puisi Tiga Penyair Lintas Pantura (2004). Hingga sekarang dia masih terus menulis serta berteater. Kini Apito tinggal di Langgen 1/1 Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.


==Pranala Luar==
== Pranala luar ==
* [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/apito.html Taman Ismail Marzuki]
* [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/apito.html Taman Ismail Marzuki]
* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/13/pan07.htm Suara Merdeka]
* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/13/pan07.htm Suara Merdeka]

Revisi per 29 Mei 2009 05.14

Apito Lahire

Apito Lahire (lahir 9 Desember 1974) adalah seorang pengiat sastra dan teater di Jawa Tengah. Sejak duduk di bangku SMA dia telah menulis puisi, cerpen, cerbung, monolog, dan naskah drama. Kemampuannya lebih terasah setelah belajar di ASDRAFI dan ISI Yogyakarta. Sepulang dari kota budaya itu, ia segera "mencangkul ladang kreatifitas" dengan mendirikan KST - Teater Pawon bersama Julis Nur Hussein, Ufti Adenda Aulia dan beberapa rekan lainnya. Menyutradai dan bermain dalam pentas Teater Pawon berjudul The Tragedy of Peace, Sungsang, The Sound Millenium Man, dan Waiting for What (1999-2001). Tahun 1999 ia pernah melakukan teater jalanan (happening art) sejauh 15 km dari Monumen GBN Procot Slawi sampai ke Balaikota Tegal berjudul Kesaksian Dara Perempuanku.

Mendapat beasiswa ketika kuliah di ISI. Belajar kabuki (teater tradisional Jepang) pada Prof. Muriyama di Yokohama, Jepang. Deklamasi puisi jalanan dan happening art-nya dijadikan objek studi oleh Prof. Dr. Richard Curtis dari Northen Territory University (NTU) Darwin, Australia (2002). Ditetapkan sebagai sutradara terbaik dalam Festival Nasional Monolog Putu Wijaya yang diselenggarakan oleh STSI Bandung (2003).

Beberapa antologi yang memuat puisinya antara lain: Nyanyian Fajar (Teater Kene Bali, 1993), Serayu, Getar II, Jentera Terkasa (1998), Juadah Pasar (2001), Perjumpaan (Lare’s Dramatic Tegal, 2002), dan Ning (Sanggar Purbacaraka Fakultas Sastra Universitas Udayanana Bali, 2002). Antologi puisi pribadinya diterbitkan bersama penyair Julis Nur Hussein dan Usman Didi Khamdani dengan judul Mung: Antologi Puisi Tiga Penyair Lintas Pantura (2004). Hingga sekarang dia masih terus menulis serta berteater. Kini Apito tinggal di Langgen 1/1 Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Pranala luar