Abdul Manan Wijaya: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
Abdul dilahirkan dengan nama asli '''Rumpoko'''<ref name=":0">{{Cite news|last=Nana|date=17 Agustus 2017|title=Pahlawan Abdul Manan Wijaya Hidup Kembali di Stadion Kanjuruhan Kepanjen|url=https://www.malangtimes.com/baca/20247/20170817/144446/pahlawan-abdul-manan-wijaya-hidup-kembali-di-stadion-kanjuruhan-kepanjen|work=Malang Times|access-date=21 Januari 2023}}</ref> pada tanggal 15 Maret 1914 di [[Kabupaten Malang|Malang]], [[Jawa Timur]],<ref name=":1">{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.co.id/books?id=gAWgAAAAMAAJ&pg=PA22|title=Peranan Departemen Agama dalam Revolusi dan Pembangunan Bangsa|location=Jakarta|publisher=Departemen Agama Republik Indonesia|pages=22|url-status=live}}</ref> dari sebuah keluarga beretnis Madura.<ref name=":03">{{Cite book|last=Arief|first=Sritua|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=h0u5AAAAIAAJ|title=Who's who in Indonesian Military|publisher=Sritua Arief Associates|pages=458|language=en|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|date=September 1966|title=Continuity and Change: Four Indonesian Cabinets since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53399|journal=Indonesia|volume=2|page=210, 213|archive-url=https://web.archive.org/web/20220303163814/https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53399|archive-date=3 Maret 2022|access-date=8 Januari 2023|via=eCommons|url-status=live}}</ref> Ayahnya merupakan seorang mandor jalan di Malang.<ref name=":0" /> |
Abdul dilahirkan dengan nama asli '''Rumpoko'''<ref name=":0">{{Cite news|last=Nana|date=17 Agustus 2017|title=Pahlawan Abdul Manan Wijaya Hidup Kembali di Stadion Kanjuruhan Kepanjen|url=https://www.malangtimes.com/baca/20247/20170817/144446/pahlawan-abdul-manan-wijaya-hidup-kembali-di-stadion-kanjuruhan-kepanjen|work=Malang Times|access-date=21 Januari 2023}}</ref> pada tanggal 15 Maret 1914 di [[Kabupaten Malang|Malang]], [[Jawa Timur]],<ref name=":1">{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.co.id/books?id=gAWgAAAAMAAJ&pg=PA22|title=Peranan Departemen Agama dalam Revolusi dan Pembangunan Bangsa|location=Jakarta|publisher=Departemen Agama Republik Indonesia|pages=22|url-status=live}}</ref> dari sebuah keluarga beretnis Madura.<ref name=":03">{{Cite book|last=Arief|first=Sritua|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=h0u5AAAAIAAJ|title=Who's who in Indonesian Military|publisher=Sritua Arief Associates|pages=458|language=en|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|date=September 1966|title=Continuity and Change: Four Indonesian Cabinets since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53399|journal=Indonesia|volume=2|page=210, 213|archive-url=https://web.archive.org/web/20220303163814/https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53399|archive-date=3 Maret 2022|access-date=8 Januari 2023|via=eCommons|url-status=live}}</ref> Ayahnya merupakan seorang mandor jalan di Malang.<ref name=":0" /> |
||
Abdul memulai pendidikannya di sekolah dasar di Malang. Setelah lulus dari sekolah dasar, Abdul mengenyam pendidikan agama di [[Pondok Pesantren Tebuireng]], [[Kabupaten Jombang|Jombang]].<ref>{{Cite news|last=Agung|date=4 November 2020|title=Brigjen Abdul Manan Wijaya, Pengatur Strategi Perang dari Malang|url=https://www.wearemania.net/ngalam/brigjen-abdul-manan-wijaya-pengatur-strategi-perang-dari-malang/5949|work=Ngalam|access-date=21 Januari 2023}}</ref><ref name=":1" /> Abdul menamatkan pendidikan agamanya di [[Pondok Pesantren Tebuireng]] beberapa tahun kemudian dan melanjutkan ke sekolah pendidikan guru selama beberapa tahun. Ia kemudian memulai kariernya sebagai guru di sekolah selama beberapa waktu.<ref name=":1" /> Dengan bekal pendidikan agamanya, Abdul kemudian dikenal sebagai [[kiai]] di kalangan masyarakat. Ia juga menunaikan ibadah haji beberapa saat kemudian.<ref>{{Cite book|last=Baso|first=Ahmad|last2=Sunyoto|first2=Agus|last3=Mummaziq|first3=Rijal|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=9GC4DwAAQBAJ&pg=PA81|title=KH. Hasyim Asy'ari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri|publisher=Museum Kebangkitan Nasional|pages=81|language=id|url-status=live}}</ref> |
Abdul memulai pendidikannya di sekolah dasar di Malang. Setelah lulus dari sekolah dasar, Abdul mengenyam pendidikan agama di [[Pondok Pesantren Tebuireng]], [[Kabupaten Jombang|Jombang]].<ref name=":2">{{Cite news|last=Agung|date=4 November 2020|title=Brigjen Abdul Manan Wijaya, Pengatur Strategi Perang dari Malang|url=https://www.wearemania.net/ngalam/brigjen-abdul-manan-wijaya-pengatur-strategi-perang-dari-malang/5949|work=Ngalam|access-date=21 Januari 2023}}</ref><ref name=":1" /> Abdul menamatkan pendidikan agamanya di [[Pondok Pesantren Tebuireng]] beberapa tahun kemudian dan melanjutkan ke sekolah pendidikan guru selama beberapa tahun. Ia kemudian memulai kariernya sebagai guru di sekolah selama beberapa waktu.<ref name=":1" /> Dengan bekal pendidikan agamanya, Abdul kemudian dikenal sebagai [[kiai]] di kalangan masyarakat. Ia juga menunaikan ibadah haji beberapa saat kemudian.<ref>{{Cite book|last=Baso|first=Ahmad|last2=Sunyoto|first2=Agus|last3=Mummaziq|first3=Rijal|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=9GC4DwAAQBAJ&pg=PA81|title=KH. Hasyim Asy'ari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri|publisher=Museum Kebangkitan Nasional|pages=81|language=id|url-status=live}}</ref> |
||
== Karier militer == |
== Karier militer == |
||
Pada tahun 1942, [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Jepang menduduki wilayah Hindia Belanda]]. Jepang mulai merekrut tenaga pengajar sebagai perwira di kesatuan Tentara [[Pembela Tanah Air]]. Abdul, yang pada saat itu masih merupakan seorang guru, menjalani pendidikan di ''rénséitai'' (satuan pelatihan militer). Abdul kemudian diangkat menjadi komandan peleton (''shōdanchō'') di Tentara [[Pembela Tanah Air]].<ref name=":1" /> |
Pada tahun 1942, [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Jepang menduduki wilayah Hindia Belanda]]. Jepang mulai merekrut tenaga pengajar sebagai perwira di kesatuan Tentara [[Pembela Tanah Air]]. Abdul, yang pada saat itu masih merupakan seorang guru, menjalani pendidikan di ''rénséitai'' (satuan pelatihan militer). Abdul kemudian diangkat menjadi komandan peleton (''shōdanchō'') di Tentara [[Pembela Tanah Air]].<ref name=":1" /> |
||
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, Abdul bergabung dengan [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) yang baru dibentuk. Ia kemudian diberikan pangkat kapten dan ditempatkan sebagai komandan kompi V di Resimen I TKR. Abdul dikirim ke wilayah Malang Barat untuk mengamankan tawanan perang Jepang. Pada tahun selanjutnya, Abdul dipromosikan menjadi mayor dan me |
|||
siapa dia |
siapa dia |
||
Baris 41: | Baris 43: | ||
p 458-459 |
p 458-459 |
||
== Karier dalam pemerintahan dan masa pensiun == |
|||
Setelah wafat, Abdul dimakamkan di Taman Pemakaman Umum [[Sisir, Batu, Batu|Sisir, Batu]].<ref>{{Cite news|last=Hartono|first=Muji|date=4 November 2021|title=Inilah 14 Pahlawan Asal Kota Batu yang Diabadikan sebagai Nama Jalan|url=https://www.koranmemo.com/daerah/pr-1921600235/inilah-14-pahlawan-asal-kota-batu-yang-diabadikan-sebagai-nama-jalan|work=Koran Memo|access-date=21 Januari 2023}}</ref> Abdul sempat menyatakan penolakannya untuk dimakamkan di taman makam pahlawan sebelum ia wafat.<ref name=":2" /> |
|||
== Kehidupan pribadi == |
== Kehidupan pribadi == |
Revisi per 21 Januari 2023 12.37
Abdul Manan Wijaya | |
---|---|
Sekretaris Jenderal Departemen Agama | |
Masa jabatan 25 Maret 1966 – Oktober 1968 | |
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara | |
Masa jabatan 15 Agustus 1960 – ? | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Malang, Jawa Timur, Hindia Belanda | 15 Maret 1914
Meninggal | ? |
Makam | Taman Pemakaman Umum Sisir |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1945 – ? |
Pangkat | Brigadir Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri (Inf) |
Sunting kotak info • L • B |
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) K. H. Abdul Manan Wijaya (15 Maret 1914 – ?) merupakan seorang perwira tinggi militer dan ulama dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Agama dari tahun 1966 hingga 1968.
Masa kecil dan pendidikan
Abdul dilahirkan dengan nama asli Rumpoko[1] pada tanggal 15 Maret 1914 di Malang, Jawa Timur,[2] dari sebuah keluarga beretnis Madura.[3][4] Ayahnya merupakan seorang mandor jalan di Malang.[1]
Abdul memulai pendidikannya di sekolah dasar di Malang. Setelah lulus dari sekolah dasar, Abdul mengenyam pendidikan agama di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.[5][2] Abdul menamatkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Tebuireng beberapa tahun kemudian dan melanjutkan ke sekolah pendidikan guru selama beberapa tahun. Ia kemudian memulai kariernya sebagai guru di sekolah selama beberapa waktu.[2] Dengan bekal pendidikan agamanya, Abdul kemudian dikenal sebagai kiai di kalangan masyarakat. Ia juga menunaikan ibadah haji beberapa saat kemudian.[6]
Karier militer
Pada tahun 1942, Jepang menduduki wilayah Hindia Belanda. Jepang mulai merekrut tenaga pengajar sebagai perwira di kesatuan Tentara Pembela Tanah Air. Abdul, yang pada saat itu masih merupakan seorang guru, menjalani pendidikan di rénséitai (satuan pelatihan militer). Abdul kemudian diangkat menjadi komandan peleton (shōdanchō) di Tentara Pembela Tanah Air.[2]
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Abdul bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang baru dibentuk. Ia kemudian diberikan pangkat kapten dan ditempatkan sebagai komandan kompi V di Resimen I TKR. Abdul dikirim ke wilayah Malang Barat untuk mengamankan tawanan perang Jepang. Pada tahun selanjutnya, Abdul dipromosikan menjadi mayor dan me
siapa dia
lahir di malang jawa timur 1914 pembantu urusan pelaksanaan menteri agama 13 nov 1963-27 ags 1964 sekjen depag 25 juli 1966 anggota panitia perancangan dewan pertahanan keamanan nasional 28 September 1971
deputi menteri kesejahteraan rakyat ri sampai 7 April 1973
p 458-459
Karier dalam pemerintahan dan masa pensiun
Setelah wafat, Abdul dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Sisir, Batu.[7] Abdul sempat menyatakan penolakannya untuk dimakamkan di taman makam pahlawan sebelum ia wafat.[5]
Kehidupan pribadi
Abdul telah menikah dan memiliki anak.[3]
Referensi
- ^ a b Nana (17 Agustus 2017). "Pahlawan Abdul Manan Wijaya Hidup Kembali di Stadion Kanjuruhan Kepanjen". Malang Times. Diakses tanggal 21 Januari 2023.
- ^ a b c d Peranan Departemen Agama dalam Revolusi dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. 1965. hlm. 22.
- ^ a b Arief, Sritua (1977). Who's who in Indonesian Military (dalam bahasa Inggris). Sritua Arief Associates. hlm. 458.
- ^ "Continuity and Change: Four Indonesian Cabinets since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth". Indonesia. 2: 210, 213. September 1966. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2022. Diakses tanggal 8 Januari 2023 – via eCommons.
- ^ a b Agung (4 November 2020). "Brigjen Abdul Manan Wijaya, Pengatur Strategi Perang dari Malang". Ngalam. Diakses tanggal 21 Januari 2023.
- ^ Baso, Ahmad; Sunyoto, Agus; Mummaziq, Rijal (2019). KH. Hasyim Asy'ari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri. Museum Kebangkitan Nasional. hlm. 81.
- ^ Hartono, Muji (4 November 2021). "Inilah 14 Pahlawan Asal Kota Batu yang Diabadikan sebagai Nama Jalan". Koran Memo. Diakses tanggal 21 Januari 2023.