Bahu (agraria): Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Manajemen lahan di Indonesia to Category:Pertanahan di Indonesia using Cat-a-lot Tag: Pengembalian manual |
k →Daftar pustaka: clean up |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
* Padmo, S. 2007. [http://sejarah.fib.ugm.ac.id/artdetail.php?id=13 Politik agraria dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di DIY: Sebuah refleksi historis]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Artikel pada situs Jurusan Sejarah, FIB UGM. |
* Padmo, S. 2007. [http://sejarah.fib.ugm.ac.id/artdetail.php?id=13 Politik agraria dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di DIY: Sebuah refleksi historis]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Artikel pada situs Jurusan Sejarah, FIB UGM. |
||
* Pringgodigdo, A.G. 1977. ''Ensiklopedi Umum''. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. |
* Pringgodigdo, A.G. 1977. ''Ensiklopedi Umum''. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Pertanahan di Indonesia]] |
[[Kategori:Pertanahan di Indonesia]] |
||
[[Kategori:Satuan luas]] |
[[Kategori:Satuan luas]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 23 Januari 2023 09.28
Bahu atau bau (dari bouw, kata bahasa Belanda, berarti "garapan") dalam agraria adalah satuan luas lahan yang dipakai di beberapa tempat di Indonesia, terutama di Jawa.
Ukuran bahu agak bervariasi, namun kebanyakan adalah 0,70 hingga 0,74 hektare (7000-7400 meter persegi) dan ada pula yang menyamakannya dengan 0,8 ha.[1] Seperempat bahu disebut satu iring dan seperdelapannya adalah satu sidu. Dalam ukuran yang disepakati secara nasional, satu bahu adalah 500 ubin (Satu ubin/ru/tumbak setara dengan 14,0625 meter persegi).
Satuan bahu banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang) dan telah dipakai sejak zaman Hindia Belanda. Menurut Cultuurstelsel, 1 bouw adalah 7096,5 meter persegi.[2]
Catatan
[sunting | sunting sumber]Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Padmo, S. 2007. Politik agraria dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di DIY: Sebuah refleksi historis[pranala nonaktif permanen]. Artikel pada situs Jurusan Sejarah, FIB UGM.
- Pringgodigdo, A.G. 1977. Ensiklopedi Umum. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.