Lompat ke isi

Dewi Sri (perusahaan bus): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 63: Baris 63:
== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
=== Dinasti politik ===
=== Dinasti politik ===
Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya [[eks-Karesidenan Pekalongan]]. [[Ikmal Jaya]], [[Idza Priyanti]] dan [[Mukti Agung Wibowo]] adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi [[Wali Kota Tegal]] periode 2003-2013 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi [[Bupati Brebes]], dan anak bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan [[Pemilihan umum Bupati Pemalang 2020|Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang]] tahun 2020.{{Butuh rujukan}}
Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya [[eks-Karesidenan Pekalongan]]. [[Ikmal Jaya]], [[Idza Priyanti]] dan [[Mukti Agung Wibowo]] adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi [[Wali Kota Tegal]] periode 2009-2014 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi [[Bupati Brebes]], dan anak bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan [[Pemilihan umum Bupati Pemalang 2020|Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang]] tahun 2020.{{Butuh rujukan}}


Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.<ref name="tempo.co">[https://koran.tempo.co/read/berita-utama-jateng/325256/dinasti-politik-dewi-sri-diusik "Dinasti Politik Dewi Sri Diusik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>
Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.<ref name="tempo.co">[https://koran.tempo.co/read/berita-utama-jateng/325256/dinasti-politik-dewi-sri-diusik "Dinasti Politik Dewi Sri Diusik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>

Revisi per 30 Januari 2023 00.25

Dewi Sri
Didirikan1980
PendiriH. Ismail
Kantor pusatKota Tegal, Jawa Tengah
Wilayah layananJawa
Jenis layananBus Antarkota dan Bus Pariwisata
KelasBisnis AC, Bisnis RS, Ekonomi
GarasiPesurungan, Tegal
Jenis bahan bakarSolar
CEOHj Rokhayah
Idza Priyanti
Mukti Agung Wibowo

Dewi Sri adalah sebuah perusahaan jasa transportasi angkutan penumpang darat yang berasal dari Kota Tegal, Jawa Tengah. Bus ini melayani rute transportasi darat di pesisir pantura Jawa Tengah bagian barat.

Sejarah

Dewi Sri didirikan di Kota Tegal pada dekade 1980-an oleh H Ismail, pria asal Randusanga Kulon, Brebes, Brebes yang merantau ke Tegal setelah menikahi istrinya Hj Rokhayah.[butuh rujukan]

Pada masa awal pendiriannya, Dewi Sri beroperasi pada trayek Tegal-Jakarta pulang pergi. Saat itu, persaingan bus antarkota di jalur Pantura sangat ketat. Bersama dengan saudaranya, yakni "Dedy Jaya". Dewi Sri bersaing dengan "Sinar Jaya" yang saat itu sedang naik daun. Tak heran bila ketiga bus tersebut sering bersaing atau mengalami aksi kejar-kejaran.[butuh rujukan]

Pada awal dekade 2000-an, Ismail menyerahkan tongkat kepemimpinan Dewi Sri kepada anaknya, Ikmal Jaya. Ikmal sendiri mempunyai pengalaman dalam mengelola bidang transportasi, seperti keberhasilannya dalam mengelola angkutan kota di Bumi Serpong Damai (BSD) dan sekitarnya. Pada 2006, kepemimpinan perusahaan diambil oleh Idza Priyanti yang merupakan adik dari Ikmal, menyusul Ikmal yang saat itu menjadi Wali kota Tegal periode 2006-2011. Dan di tahun 2012, perusahaan diserahkan oleh Mukti Agung Wibowo yang merupakan anak terakhir dari H Ismail.[1]

Layanan

Bus Antarkota

Bus antarkota Dewi Sri melayani antar penumpang lintas Jawa, dengan trayek :

  • Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Pekalongan-Banyuputih-Weleri
  • Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Slawi-Margasari-Bumiayu-Purwokerto

Dengan bus berkelas AC 2-2, Bisnis RS dan Ekonomi 2-3, serta didukung dengan chassis sebagai berikut :

  • Mercedes-Benz
  • Hino
  • Volvo

Bus pariwisata

Dewi Sri juga melayani Sewa Bus Pariwisata untuk kebutuhan perjalanan wisata menuju Jawa dan Bali.

Kontroversi

Dinasti politik

Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya eks-Karesidenan Pekalongan. Ikmal Jaya, Idza Priyanti dan Mukti Agung Wibowo adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi Wali Kota Tegal periode 2009-2014 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi Bupati Brebes, dan anak bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang tahun 2020.[butuh rujukan]

Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.[2]

Referensi

Pranala luar