Lompat ke isi

Gangguan bipolar tipe II: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cahya Sumunar (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Depresi menggunakan HotCat
Cahya Sumunar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
'''Gangguan bipolar tipe II''' merupakan gangguan spektrum [[Gangguan bipolar|bipolar]] yang ditandai dengan adanya episode hipomania dan [[Depresi (psikologi)|depresi]] mayor tanpa disertai episode mania.<ref>{{Cite book|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/847226928|title=Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-5.|location=Arlington, VA|isbn=978-0-89042-559-6|edition=Fifth edition|others=American Psychiatric Association, American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force|oclc=847226928}}</ref> Gangguan bipolar tipe II lebih umum dibandingkan dengan bipolar tipe I, gangguan ini memiliki kriteria diagnosis yang hampir mirip dengan gangguan depresi mayor.<ref>{{Cite journal|last=Benazzi|first=Franco|date=2004-03|title=How to treat bipolar II depression and bipolar II mixed depression?|url=https://doi.org/10.1017/S146114570300395X|journal=The International Journal of Neuropsychopharmacology|volume=7|issue=1|pages=105–106|doi=10.1017/s146114570300395x|issn=1461-1457}}</ref>
'''Gangguan bipolar tipe II''' merupakan gangguan spektrum [[Gangguan bipolar|bipolar]] yang ditandai dengan adanya episode hipomania dan [[Depresi (psikologi)|depresi]] mayor tanpa disertai episode mania.<ref>{{Cite book|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/847226928|title=Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-5.|location=Arlington, VA|isbn=978-0-89042-559-6|edition=Fifth edition|others=American Psychiatric Association, American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force|oclc=847226928}}</ref> Gangguan bipolar tipe II lebih umum dibandingkan dengan bipolar tipe I, gangguan ini memiliki kriteria diagnosis yang hampir mirip dengan gangguan depresi mayor.<ref>{{Cite journal|last=Benazzi|first=Franco|date=2004-03|title=How to treat bipolar II depression and bipolar II mixed depression?|url=https://doi.org/10.1017/S146114570300395X|journal=The International Journal of Neuropsychopharmacology|volume=7|issue=1|pages=105–106|doi=10.1017/s146114570300395x|issn=1461-1457}}</ref>


Beberapa gejala hipomania yaitu adanya perpindahan suasana perasaan (''mood'') dari satu ide ke ide lain, tingkat percaya diri yang berlebih, berbicara secara cepat dan keras, peningkatan energi menjadi hiperaktif, dan kebutuhan tidur yang menurun.<ref>{{Cite web|last=Makarim|first=Fadhli|date=2022-10-04|title=Mengenal Bipolar Tipe 2 dan Gejala yang Terjadi|url=https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-bipolar-tipe-2-dan-gejala-yang-terjadi|website=Halodoc|access-date=2023-01-30}}</ref> Depresi pada gangguan bipolar memiliki kriteria diagnosis yang serupa dengan depresi nonbipolar, di antaranya yaitu adanya perubahan pola tidur (hipersomnia maupun [[insomnia]]), kelelahan, perubahan pola makan, penurunan konsentrasi, adanya perasaan bersalah dan tidak berharga, memiliki keinginan yang tidak wajar seperti ingin bunuh diri.<ref>{{Cite journal|last=Zannah|first=Uzlifatul|date=2018|title=Review: Farmakoterapi Gangguan Bipolar|url=https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17466/pdf|journal=Farmaka|volume=16|issue=1|pages=263-277|doi=https://doi.org/10.24198/jf.v16i1.17466.g8646}}</ref>
Beberapa gejala hipomania yaitu adanya perpindahan suasana perasaan (''mood'') dari satu ide ke ide lain, tingkat percaya diri yang berlebih, berbicara secara cepat dan keras, peningkatan energi menjadi hiperaktif, dan kebutuhan tidur yang menurun.<ref>{{Cite web|last=Makarim|first=Fadhli|date=2022-10-04|title=Mengenal Bipolar Tipe 2 dan Gejala yang Terjadi|url=https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-bipolar-tipe-2-dan-gejala-yang-terjadi|website=Halodoc|access-date=2023-01-30}}</ref> Depresi pada gangguan bipolar memiliki kriteria diagnosis yang serupa dengan depresi nonbipolar, di antaranya yaitu adanya perubahan pola tidur (hipersomnia maupun [[insomnia]]), kelelahan, perubahan pola makan, penurunan konsentrasi, adanya perasaan bersalah dan tidak berharga, memiliki keinginan yang tidak wajar seperti ingin bunuh diri.<ref>{{Cite journal|last=Zannah|first=Uzlifatul|date=2018|title=Review: Farmakoterapi Gangguan Bipolar|url=https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17466/pdf|journal=Farmaka|volume=16|issue=1|pages=263-277}}</ref>


== ''Treatment'' ==
== ''Treatment'' ==

Revisi per 31 Januari 2023 04.36

Gangguan bipolar tipe II merupakan gangguan spektrum bipolar yang ditandai dengan adanya episode hipomania dan depresi mayor tanpa disertai episode mania.[1] Gangguan bipolar tipe II lebih umum dibandingkan dengan bipolar tipe I, gangguan ini memiliki kriteria diagnosis yang hampir mirip dengan gangguan depresi mayor.[2]

Beberapa gejala hipomania yaitu adanya perpindahan suasana perasaan (mood) dari satu ide ke ide lain, tingkat percaya diri yang berlebih, berbicara secara cepat dan keras, peningkatan energi menjadi hiperaktif, dan kebutuhan tidur yang menurun.[3] Depresi pada gangguan bipolar memiliki kriteria diagnosis yang serupa dengan depresi nonbipolar, di antaranya yaitu adanya perubahan pola tidur (hipersomnia maupun insomnia), kelelahan, perubahan pola makan, penurunan konsentrasi, adanya perasaan bersalah dan tidak berharga, memiliki keinginan yang tidak wajar seperti ingin bunuh diri.[4]

Treatment

Penstabil Suasana Hati

Salah satu penstabil suasana hati yang terbukti efektif untuk menangani gangguan bipolar tipe II adalah lithium. Lithium juga mengurangi peralihan ke episode hipomania dari pasien yang telah diobati dengan antidepresan. Selebihnya, lithium merupakan satu-satunya penstabil suasana hati yang mampu menurunkan keinginan bunuh diri dan gejala menyakiti diri sendiri pada pasien dengan gangguan perasaan.[5]

Antipsikotik

Antipsikotik digunakan sebagai pilihan kedua saat episode hipomania, khususnya bagi pasien yang tidak merespons baik pada pemberian penstabil suasana hati.[6] Quetiapine adalah satu-satunya antipsikotik yang telah menunjukkan keefektifan dan efikasi untuk mengobati pasien dengan gangguan bipolar tipe II akut. Beberapa antipsikotik yang digunakan untuk gangguan ini yaitu lurasidone, olanzapine, cariprazine, aripiprazole, asenapine, paliperidone, risperidone, ziprasidone, haloperidol, dan chlorpromazine.

Antidepresan

Terdapat bukti yang mendukung tentang penggunaan antidepresan SSRI dan SNRI pada gangguan bipolar tipe II, namun penggunaan antidepresan tersebut masih menimbulkan pro dan kontra.[7] Risiko potensial dari penggunaan antidepresan pada pasien dengan gangguan bipolar tipe II meliputi peningkatan siklus perubahan suasana hati yang cepat, disforia, dan peralihan ke hipomania.[8]

Terapi Non-farmakologis

Meskipun standar perawatan untuk gangguan bipolar tipe I dan tipe II adalah pengobatan farmakologi seperti di atas, terdapat terapi yang dapat membantu pasien dengan gangguan bipolar. Manfaat dari terapi ini yaitu mencegah kekambuhan gangguan dan meningkatkan kepatuhan terhadap obat. Jenis-jenis terapinya adalah psikoterapi (misalnya terapi keperilakukan kognitif, terapi interpersonal, terapi perilaku, terapi kognitif, dan terapi yang berfokus pada keluarga), terapi sosial, terapi seni, terapi musik, psikoedukasi, dan terapi mindfulness. Studi meta analisis menunjukkan bahwa pengobatan dengan obat (farmakoterapi) ditambah dengan psikoterapi dapat menurunkan tingkat kekambuhan gangguan yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang hanya dirawat menggunakan farmakoterapi saja.[9]

Referensi

  1. ^ Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-5. American Psychiatric Association, American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force (edisi ke-Fifth edition). Arlington, VA. 2013. ISBN 978-0-89042-559-6. OCLC 847226928. 
  2. ^ Benazzi, Franco (2004-03). "How to treat bipolar II depression and bipolar II mixed depression?". The International Journal of Neuropsychopharmacology. 7 (1): 105–106. doi:10.1017/s146114570300395x. ISSN 1461-1457. 
  3. ^ Makarim, Fadhli (2022-10-04). "Mengenal Bipolar Tipe 2 dan Gejala yang Terjadi". Halodoc. Diakses tanggal 2023-01-30. 
  4. ^ Zannah, Uzlifatul (2018). "Review: Farmakoterapi Gangguan Bipolar". Farmaka. 16 (1): 263–277. 
  5. ^ Cipriani, Andrea; Hawton, Keith; Stockton, Sarah; Geddes, John R. (2013-06-27). "Lithium in the prevention of suicide in mood disorders: updated systematic review and meta-analysis". BMJ (Clinical research ed.). 346: f3646. doi:10.1136/bmj.f3646. ISSN 1756-1833. PMID 23814104. 
  6. ^ Bobo, William V. (2017-10). "The Diagnosis and Management of Bipolar I and II Disorders: Clinical Practice Update". Mayo Clinic Proceedings. 92 (10): 1532–1551. doi:10.1016/j.mayocp.2017.06.022. ISSN 1942-5546. PMID 28888714. 
  7. ^ Skeppar, Peter; Adolfsson, Rolf (2006). "Bipolar II and the bipolar spectrum". Nordic Journal of Psychiatry. 60 (1): 7–26. doi:10.1080/08039480500504685. ISSN 0803-9488. PMID 16500795. 
  8. ^ Sandlin, Emily KL; Gao, Yonglin; El-Mallakh, Rif S (2014-01). "Pharmacotherapy of bipolar disorder: current status and emerging options". Clinical Practice (dalam bahasa Inggris). 11 (1): 39–48. doi:10.2217/cpr.13.85. ISSN 2044-9038. 
  9. ^ Editorial Contributors, WebMD (2022-10-31). "Understanding Bipolar Disorder--Treatment". WebMD. Diakses tanggal 2023-01-31.