Lompat ke isi

Tindak Tutur Lokusi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Cimul Yani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Sedang ditulis}}Dalam ilmu linguistik dan filosofi bahasa [[tindak tutur]] lokusi adalah ujaran yang menyatakan sesuatu. Tidak hanya  tindak tutur lokusi namun ada tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi yang merupakan bagian dari teori Speech Act (tindak tutur). Tindak tutur merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat tindakan. Dengan mengucapkan sesuatu, penutur juga melakukan sesuatu. Dengan menuturkan sebuah ujaran, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra tuturnya. Teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti struktur kalimat. Apabila seseorang ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang dikemukakannya itu adalah makna atau maksud [[kalimat]]. Namun, untuk menyampaikan makna atau maksud itu, orang tersebut harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur (Austin, 1962).
{{Sedang ditulis}}Dalam '''ilmu linguistik''' dan filosofi bahasa '''tindak tutur''' lokusi adalah ujaran yang menyatakan sesuatu. Tidak hanya  [[tindak tutur]] lokusi namun ada tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi yang merupakan bagian dari teori Speech Act (tindak tutur). Tindak tutur merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat tindakan. Dengan mengucapkan sesuatu, penutur juga melakukan sesuatu. Dengan menuturkan sebuah ujaran, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra tuturnya. Teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti struktur kalimat. Apabila seseorang ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang dikemukakannya itu adalah makna atau maksud [[kalimat]]. Namun, untuk menyampaikan makna atau maksud itu, orang tersebut harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur (Austin, 1962). Sebagai sebuah ujaran tindak tutur ilokusi memberikan informasi di mana baik penutur ataupun pendengar memahami makna dari ujaran tersebut. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.

Sebagai sebuah ujaran tindak tutur ilokusi memberikan informasi di mana baik penutur ataupun pendengar memahami makna dari ujaran tersebut. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.


Istilah ini sama-sama mengacu pada makna permukaan dari sebuah ujaran karena, menurut buku anumerta ''How To Do Things With Words'' karya J.L. Austin, tindak tutur harus dianalisis sebagai tindak lokusioner (yaitu ujaran aktual dan makna nyatanya, yang terdiri dari fonetis, fatis, dan tindakan retik yang sesuai dengan aspek verbal, sintaksis, dan semantik dari setiap ucapan yang bermakna), serta tindakan ilokusi ('kekuatan ilokusi' semantik dari ucapan, dengan demikian arti sebenarnya yang dimaksudkan), dan dalam beberapa kasus lebih lanjut tindakan perlokusi (yaitu efek aktualnya, apakah disengaja atau tidak).<ref>{{Cite web|last=Green|first=Mitchell|date=|title=Speech Acts|url=https://plato.stanford.edu/entries/speech-acts/|website=Stanford Encyclopedia of Philosophy|archive-url=|archive-date=|access-date=}}</ref>
Istilah ini sama-sama mengacu pada makna permukaan dari sebuah ujaran karena, menurut buku anumerta ''How To Do Things With Words'' karya J.L. Austin, tindak tutur harus dianalisis sebagai tindak lokusioner (yaitu ujaran aktual dan makna nyatanya, yang terdiri dari fonetis, fatis, dan tindakan retik yang sesuai dengan aspek verbal, sintaksis, dan semantik dari setiap ucapan yang bermakna), serta tindakan ilokusi ('kekuatan ilokusi' semantik dari ucapan, dengan demikian arti sebenarnya yang dimaksudkan), dan dalam beberapa kasus lebih lanjut tindakan perlokusi (yaitu efek aktualnya, apakah disengaja atau tidak).<ref>{{Cite web|last=Green|first=Mitchell|date=|title=Speech Acts|url=https://plato.stanford.edu/entries/speech-acts/|website=Stanford Encyclopedia of Philosophy|archive-url=|archive-date=|access-date=}}</ref>


== Contoh ==

Contoh tindak tutur lokusi dalam kalimat “Ikan paus adalah binatang menyusui". Tuturan tersebut diujarkan semata-mata untuk mengatakan sesuatu (lokusi), tanpa maksud untuk melakukan sesuatu (ilokusi), apalagi mempengaruhi mitra tuturnya (perlokusi). Informasi yang dituturkan pada contoh tersebut berupa penyampaian sebuah fakta, bahwa Ikan Paus tergolong dalam jenis binatang mamalia.<ref name=":0">{{Cite web|title=Tindak Tutur (Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis)|url=https://www.kajianpustaka.com/2020/07/tindak-tutur.html|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref>
Tindak tutur lokusi dalam kalimat “Ikan paus adalah binatang menyusui". Tuturan tersebut diujarkan semata-mata untuk mengatakan sesuatu (lokusi), tanpa maksud untuk melakukan sesuatu (ilokusi), apalagi mempengaruhi mitra tuturnya (perlokusi). Informasi yang dituturkan pada contoh tersebut berupa penyampaian sebuah fakta, bahwa Ikan Paus tergolong dalam jenis binatang mamalia.
<references responsive="" />


== Fungsi ==
== Fungsi ==
Baris 30: Baris 27:
Fungsi tuturan dalam menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif.
Fungsi tuturan dalam menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif.


== Referensi ==
[[Kategori:Linguistik]]
<references />
[[Kategori:Linguistik]]
[[Kategori:Pragmatika]]
[[Kategori:Pragmatika]]

Revisi per 3 Februari 2023 16.51

Dalam ilmu linguistik dan filosofi bahasa tindak tutur lokusi adalah ujaran yang menyatakan sesuatu. Tidak hanya  tindak tutur lokusi namun ada tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi yang merupakan bagian dari teori Speech Act (tindak tutur). Tindak tutur merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat tindakan. Dengan mengucapkan sesuatu, penutur juga melakukan sesuatu. Dengan menuturkan sebuah ujaran, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra tuturnya. Teori tindak tutur adalah teori yang lebih cenderung meneliti struktur kalimat. Apabila seseorang ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, maka apa yang dikemukakannya itu adalah makna atau maksud kalimat. Namun, untuk menyampaikan makna atau maksud itu, orang tersebut harus menuangkannya dalam wujud tindak tutur (Austin, 1962). Sebagai sebuah ujaran tindak tutur ilokusi memberikan informasi di mana baik penutur ataupun pendengar memahami makna dari ujaran tersebut. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.

Istilah ini sama-sama mengacu pada makna permukaan dari sebuah ujaran karena, menurut buku anumerta How To Do Things With Words karya J.L. Austin, tindak tutur harus dianalisis sebagai tindak lokusioner (yaitu ujaran aktual dan makna nyatanya, yang terdiri dari fonetis, fatis, dan tindakan retik yang sesuai dengan aspek verbal, sintaksis, dan semantik dari setiap ucapan yang bermakna), serta tindakan ilokusi ('kekuatan ilokusi' semantik dari ucapan, dengan demikian arti sebenarnya yang dimaksudkan), dan dalam beberapa kasus lebih lanjut tindakan perlokusi (yaitu efek aktualnya, apakah disengaja atau tidak).[1]

Contoh

Tindak tutur lokusi dalam kalimat “Ikan paus adalah binatang menyusui". Tuturan tersebut diujarkan semata-mata untuk mengatakan sesuatu (lokusi), tanpa maksud untuk melakukan sesuatu (ilokusi), apalagi mempengaruhi mitra tuturnya (perlokusi). Informasi yang dituturkan pada contoh tersebut berupa penyampaian sebuah fakta, bahwa Ikan Paus tergolong dalam jenis binatang mamalia.

Fungsi

Menurut Tarigan (2015), tindak tutur memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu:

  • Fungsi Instrumental.

Fungsi instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.

  • Fungsi Regulasi.

Fungsi tuturan sebagai alat untuk mengaturkan tingkah laku orang. Misalnya persetujuan, celaan, dan ketidaksetujuan.

  • Fungsi Representasional. Fungsi tuturan untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan melaporkan, dengan perkataan lain menggambarkan realitas yang sebenarnya, seperti yang dilihat seseorang.
  • Fungsi Interaksional. Fungsi tuturan dalam menjalin dan memantapkan hubungan antara penutur dan petutur.
  • Fungsi Personal.

Fungsi tuturan dalam mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi, serta reaksireaksi yang dalam.

  1. Fungsi Heuristik.

Fungsi heuristik digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari seluk beluk lingkungan dan seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban.

  1. Fungsi Imajinatif.

Fungsi tuturan dalam menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat imajinatif.

Referensi

  1. ^ Green, Mitchell. "Speech Acts". Stanford Encyclopedia of Philosophy.