Lompat ke isi

Helaehili: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian hanya satu "=")
k pembersihan kosmetika dasar, added uncategorised, underlinked tags
Baris 1: Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}

'''Helaehili''' merupakan bentuk [[puisi]] lisan [[Sentani, Jayapura|Sentani]] yang mengisahkan kehidupan orang yang meninggal semasa hidupnya. Biasanya helaehili dilantunkan ketika ada kematian di masyarakat Sentani, Jayapura, Papua. Lantunan ini semakin jarang ditemukan karena hanya dikuasai oleh generasi tua yang semakin sedikit jumlahnya. Tujuan dilantunkannya helaehili adalah sebagai wujud penghormatan terakhir dari pihak keluarga dan masyarakat bagi orang yang meninggal, juga merupakan pesan bagi orang yang masih hidup agar dapat meneladani sifat dan perbuatan baik orang yang meninggal tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Helaehili|title=Helaehili » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-03-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://ugm.ac.id/id/berita/131-analisis.terhadap.helaebili.dan.ehabla.hantar.wigati.raih.gelar.doktor.sastra.ugm|title=Universitas Gadjah Mada: Analisis Terhadap Helaebili dan Ehabla Hantar Wigati Raih Gelar Doktor Sastra UGM|website=ugm.ac.id|language=en|access-date=2019-03-24}}</ref>
'''Helaehili''' merupakan bentuk [[puisi]] lisan [[Sentani, Jayapura|Sentani]] yang mengisahkan kehidupan orang yang meninggal semasa hidupnya. Biasanya helaehili dilantunkan ketika ada kematian di masyarakat Sentani, Jayapura, Papua. Lantunan ini semakin jarang ditemukan karena hanya dikuasai oleh generasi tua yang semakin sedikit jumlahnya. Tujuan dilantunkannya helaehili adalah sebagai wujud penghormatan terakhir dari pihak keluarga dan masyarakat bagi orang yang meninggal, juga merupakan pesan bagi orang yang masih hidup agar dapat meneladani sifat dan perbuatan baik orang yang meninggal tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Helaehili|title=Helaehili » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-03-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://ugm.ac.id/id/berita/131-analisis.terhadap.helaebili.dan.ehabla.hantar.wigati.raih.gelar.doktor.sastra.ugm|title=Universitas Gadjah Mada: Analisis Terhadap Helaebili dan Ehabla Hantar Wigati Raih Gelar Doktor Sastra UGM|website=ugm.ac.id|language=en|access-date=2019-03-24}}</ref>


Baris 11: Baris 13:


https://republika.co.id/share/pgmtq4349
https://republika.co.id/share/pgmtq4349

{{Uncategorized|date=Februari 2023}}

Revisi per 6 Februari 2023 00.24

Helaehili merupakan bentuk puisi lisan Sentani yang mengisahkan kehidupan orang yang meninggal semasa hidupnya. Biasanya helaehili dilantunkan ketika ada kematian di masyarakat Sentani, Jayapura, Papua. Lantunan ini semakin jarang ditemukan karena hanya dikuasai oleh generasi tua yang semakin sedikit jumlahnya. Tujuan dilantunkannya helaehili adalah sebagai wujud penghormatan terakhir dari pihak keluarga dan masyarakat bagi orang yang meninggal, juga merupakan pesan bagi orang yang masih hidup agar dapat meneladani sifat dan perbuatan baik orang yang meninggal tersebut.[1][2]

Komposisi helaehili dilantunkan secara spontan pada saat dibawakan oleh pelantun, tanpa ada catatan maupun hafalan. Pelantun hanya menyiapkan kerangka dan alur cerita dalam pikirannya yang kemudian dielaborasi kala pertunjukan. Hal selanjutnya yang disiapkan oleh pelantun adalah membekali dirinya dengan kata atau frasa, baik yang diciptakannya sendiri maupun yang sudah disiapkan oleh adat yang digunakan untuk merakit larik-larik lantunannya.

Referensi

  1. ^ "Helaehili » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-03-19. 
  2. ^ "Universitas Gadjah Mada: Analisis Terhadap Helaebili dan Ehabla Hantar Wigati Raih Gelar Doktor Sastra UGM". ugm.ac.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-24. 

Pranala luar

https://www.youtube.com/watch?v=HyTi6zMwqfE

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/tujuh-karya-budaya-papua-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-indonesia-tahun-2018/

https://republika.co.id/share/pgmtq4349