Lompat ke isi

Singularitas awal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Magog the Ogre (bicara | kontrib)
en -> id
Aksayara (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
Baris 4: Baris 4:
== Evolusi alam semesta ==
== Evolusi alam semesta ==
[[Berkas:UniverseEvolution WMAP Id.jpg|250px|jmpl|Diagram yang menunjukkan awal mula alam semesta dari singularitas hingga mengalami perluasan.]]
[[Berkas:UniverseEvolution WMAP Id.jpg|250px|jmpl|Diagram yang menunjukkan awal mula alam semesta dari singularitas hingga mengalami perluasan.]]
[[Perluasan alam semesta]] dalam banyak hal mirip dengan runtuhnya sebuah [[bintang]], kecuali pengertian waktunya terbalik.<ref>{{Cite book|date=1973|url=https://www.cambridge.org/core/books/large-scale-structure-of-spacetime/initial-singularity-in-the-universe/92DCC70DB25380E16654D9E43A35F864|title=The Large Scale Structure of Space-Time|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-09906-6|editor-last=Ellis|editor-first=G. F. R.|series=Cambridge Monographs on Mathematical Physics|pages=348–364|editor-last2=Hawking|editor-first2=S. W.}}</ref> Ada kemungkinan bahwa sebelum Dentuman Besar, alam semesta adalah bentangan tak terhingga dari material padat yang sangat tinggi, kira-kira 13,7 miliar tahun yang lalu, ketika alam semesta ada sebagai singularitas. Bagi [[Stephen Hawking]], momen inilah yang terpenting: Sebelum Dentuman Besar, peristiwa tidak dapat diukur, dan karenanya tidak ditentukan. Hawking menyebut ini proposal tanpa batas: Waktu dan ruang, terbatas, tetapi mereka tidak memiliki batas atau titik awal atau akhir, sama seperti planet Bumi yang berhingga tetapi tidak memiliki tepi.<ref>{{Cite web|title=What happened before the Big Bang? {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/65254-what-happened-before-big-big.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-11-24}}</ref>
[[Perluasan alam semesta]] dalam banyak hal mirip dengan runtuhnya sebuah [[bintang]], kecuali pengertian waktunya terbalik.<ref>{{Cite book|date=1973|url=https://www.cambridge.org/core/books/large-scale-structure-of-spacetime/initial-singularity-in-the-universe/92DCC70DB25380E16654D9E43A35F864|title=The Large Scale Structure of Space-Time|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-09906-6|editor-last=Ellis|editor-first=G. F. R.|series=Cambridge Monographs on Mathematical Physics|pages=348–364|editor-last2=Hawking|editor-first2=S. W.}}</ref> Ada kemungkinan bahwa sebelum Dentuman Besar, alam semesta adalah bentangan tak terhingga dari material padat yang sangat tinggi, kira-kira 13,7 miliar tahun yang lalu, ketika alam semesta ada sebagai singularitas. Bagi [[Stephen Hawking]], momen inilah yang terpenting: Sebelum Dentuman Besar, peristiwa tidak dapat diukur, dan karenanya tidak ditentukan. Hawking menyebut ini proposal tanpa batas: Waktu dan ruang, terbatas, tetapi mereka tidak memiliki batas atau titik awal atau akhir, sama seperti planet [[Bumi]] yang berhingga tetapi tidak memiliki tepi.<ref>{{Cite web|title=What happened before the Big Bang? {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/65254-what-happened-before-big-big.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-11-24}}</ref>


Berdasarkan karya [[Einstein]] dan kosmolog Belgia [[Georges Lemaître]] menerbitkan sebuah makalah pada tahun 1927 yang mengusulkan alam semesta dimulai sebagai singularitas dan bahwa Dentuman Besar menyebabkan perluasannya. Mengikuti alur logika ini, judul artikel ini pada dasarnya cacat, y, waktu hanya muncul ketika singularitas primordial berkembang menjadi ukuran dan bentuknya saat ini.<ref>{{Cite web|date=2019-01-07|title=What Existed Before the Big Bang?|url=https://science.howstuffworks.com/dictionary/astronomy-terms/before-big-bang.htm|website=HowStuffWorks|language=en|access-date=2020-11-24}}</ref> Selain itu, juga terdapat model [[Big Bounce]]. Sederhananya, ini adalah hipotesis yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk.
Berdasarkan karya [[Einstein]] dan kosmolog Belgia [[Georges Lemaître]] menerbitkan sebuah makalah pada tahun 1927 yang mengusulkan alam semesta dimulai sebagai singularitas dan bahwa Dentuman Besar menyebabkan perluasannya. Mengikuti alur logika ini, judul artikel ini pada dasarnya cacat, y, waktu hanya muncul ketika singularitas primordial berkembang menjadi ukuran dan bentuknya saat ini.<ref>{{Cite web|date=2019-01-07|title=What Existed Before the Big Bang?|url=https://science.howstuffworks.com/dictionary/astronomy-terms/before-big-bang.htm|website=HowStuffWorks|language=en|access-date=2020-11-24}}</ref> Selain itu, juga terdapat model [[Big Bounce]]. Sederhananya, ini adalah [[hipotesis]] yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk.


Berbeda dengan model Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta lahir dari ledakan raksasa dari titik padat, Big Bounce dan [[Big Crunch]] menyatakan bahwa alam semesta terus berkembang dan menyusut. Ini berarti alam semesta bekerja seperti balon, di mana ia mengembang dari satu titik, tumbuh dan berkembang keluar dari singularitas hingga mencapai jarak maksimum, dan kemudian berkontraksi kembali menjadi singularitas superpanas dan [[superpadat]], memulai seluruh proses dari awal lagi.<ref>{{Cite web|last=Hrala|first=Josh|title=Physicists Just Showed That The Big Bang Might Have Been a 'Big Bounce'|url=https://www.sciencealert.com/researchers-say-the-big-bang-might-have-been-a-big-bounce|website=ScienceAlert|language=en-gb|access-date=2020-11-24}}</ref><ref>{{Cite web|title=Could the universe collapse into a singularity? New study explains how. {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/cyclical-universe-explained-string-theory.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-11-24}}</ref><ref>{{Cite web|date=2009-03-02|title=How the Big Crunch Theory Works|url=https://science.howstuffworks.com/dictionary/astronomy-terms/big-crunch.htm|website=HowStuffWorks|language=en|access-date=2020-11-24}}</ref>
Berbeda dengan model Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta lahir dari ledakan raksasa dari titik padat, Big Bounce dan [[Big Crunch]] menyatakan bahwa alam semesta terus berkembang dan menyusut. Ini berarti alam semesta bekerja seperti balon, di mana ia mengembang dari satu titik, tumbuh dan berkembang keluar dari singularitas hingga mencapai jarak maksimum, dan kemudian berkontraksi kembali menjadi singularitas superpanas dan [[superpadat]], memulai seluruh proses dari awal lagi.<ref>{{Cite web|last=Hrala|first=Josh|title=Physicists Just Showed That The Big Bang Might Have Been a 'Big Bounce'|url=https://www.sciencealert.com/researchers-say-the-big-bang-might-have-been-a-big-bounce|website=ScienceAlert|language=en-gb|access-date=2020-11-24}}</ref><ref>{{Cite web|title=Could the universe collapse into a singularity? New study explains how. {{!}} Live Science|url=https://www.livescience.com/amp/cyclical-universe-explained-string-theory.html|website=www.livescience.com|access-date=2020-11-24}}</ref><ref>{{Cite web|date=2009-03-02|title=How the Big Crunch Theory Works|url=https://science.howstuffworks.com/dictionary/astronomy-terms/big-crunch.htm|website=HowStuffWorks|language=en|access-date=2020-11-24}}</ref>

Revisi per 9 Februari 2023 12.05

Peta langit ini menunjukkan cahaya dari Latar belakang gelombang mikro kosmik(CMB), atau cahaya yang tersisa dari perluasan awal alam semesta awal. Warna menunjukkan variasi suhu dalam CMB (kredit gambar: NASA).

Singularitas awal adalah singularitas dengan kepadatan tak terbatas yang diduga berisi semua massa dan ruang-waktu Alam semesta sebelum fluktuasi kuantum menyebabkannya berkembang pesat dalam Dentuman Besar dan inflasi berikutnya, menciptakan alam semesta saat ini.[1] Alam semesta terbentuk 13,8 miliar tahun yang lalu dan muncul dari singularitas, dan bahwa sebelum peristiwa ini, ruang dan waktu tidak ada.[2]

Evolusi alam semesta

Diagram yang menunjukkan awal mula alam semesta dari singularitas hingga mengalami perluasan.

Perluasan alam semesta dalam banyak hal mirip dengan runtuhnya sebuah bintang, kecuali pengertian waktunya terbalik.[3] Ada kemungkinan bahwa sebelum Dentuman Besar, alam semesta adalah bentangan tak terhingga dari material padat yang sangat tinggi, kira-kira 13,7 miliar tahun yang lalu, ketika alam semesta ada sebagai singularitas. Bagi Stephen Hawking, momen inilah yang terpenting: Sebelum Dentuman Besar, peristiwa tidak dapat diukur, dan karenanya tidak ditentukan. Hawking menyebut ini proposal tanpa batas: Waktu dan ruang, terbatas, tetapi mereka tidak memiliki batas atau titik awal atau akhir, sama seperti planet Bumi yang berhingga tetapi tidak memiliki tepi.[4]

Berdasarkan karya Einstein dan kosmolog Belgia Georges Lemaître menerbitkan sebuah makalah pada tahun 1927 yang mengusulkan alam semesta dimulai sebagai singularitas dan bahwa Dentuman Besar menyebabkan perluasannya. Mengikuti alur logika ini, judul artikel ini pada dasarnya cacat, y, waktu hanya muncul ketika singularitas primordial berkembang menjadi ukuran dan bentuknya saat ini.[5] Selain itu, juga terdapat model Big Bounce. Sederhananya, ini adalah hipotesis yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana alam semesta terbentuk.

Berbeda dengan model Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta lahir dari ledakan raksasa dari titik padat, Big Bounce dan Big Crunch menyatakan bahwa alam semesta terus berkembang dan menyusut. Ini berarti alam semesta bekerja seperti balon, di mana ia mengembang dari satu titik, tumbuh dan berkembang keluar dari singularitas hingga mencapai jarak maksimum, dan kemudian berkontraksi kembali menjadi singularitas superpanas dan superpadat, memulai seluruh proses dari awal lagi.[6][7][8]

Referensi

  1. ^ Szymanski, Andrej (13 Oktober, 2013). "What do we know about Initial Singularity? - ResearchGate". www.researchgate.net. Diakses tanggal 24-11-2020. 
  2. ^ "What If the Big Bang Wasn't the Beginning? New Study Proposes Alternative | Space". www.space.com. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  3. ^ Ellis, G. F. R.; Hawking, S. W., ed. (1973). The Large Scale Structure of Space-Time. Cambridge Monographs on Mathematical Physics. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 348–364. ISBN 978-0-521-09906-6. 
  4. ^ "What happened before the Big Bang? | Live Science". www.livescience.com. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  5. ^ "What Existed Before the Big Bang?". HowStuffWorks (dalam bahasa Inggris). 2019-01-07. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  6. ^ Hrala, Josh. "Physicists Just Showed That The Big Bang Might Have Been a 'Big Bounce'". ScienceAlert (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-24. 
  7. ^ "Could the universe collapse into a singularity? New study explains how. | Live Science". www.livescience.com. Diakses tanggal 2020-11-24. 
  8. ^ "How the Big Crunch Theory Works". HowStuffWorks (dalam bahasa Inggris). 2009-03-02. Diakses tanggal 2020-11-24.