Lompat ke isi

Tradisi Sariga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎top: clean up, added orphan tag
Mengembangkan Artikel
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
{{Orphan|date=Januari 2023}}


'''Tradisi Sariga''' merupakan salah satu dari sekian banyak [[tradisi]] sakral yang biasa dilakukan oleh masyarakat [[Suku Muna]], [[Sulawesi Tenggara]]. Tradisi ini wajib dilakukan oleh orang tua yang telah memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan dan selanjutnya anak berikutnya laki-laki atau perempuan dimana salah seorang telah diantarai satu jenis kelamin misalnya : Anak Pertama Perempuan, anak kedua Laki-laki dan anak ketiga Perempuan, maka anak laki-laki tersebut wajib di di Upacara Adatkan dalam hal ini Tradisi Sariga dalam Bahasa Asli Suku Muna SARIGA.
'''Tradisi Sariga''' merupakan salah satu dari sekian banyak [[tradisi]] sakral yang biasa dilakukan oleh masyarakat [[Suku Muna]], [[Sulawesi Tenggara]]. Tradisi ini wajib dilakukan oleh orang tua yang telah memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan dan selanjutnya anak berikutnya laki-laki atau perempuan di mana salah seorang telah di antara satu jenis kelamin misalnya: Anak Pertama Perempuan, anak kedua Laki-laki dan anak ketiga Perempuan, maka anak laki-laki tersebut wajib diupacara Adatkan dalam hal ini Tradisi Sariga dalam Bahasa Asli [[Suku Muna]] SARIGA. Tradisi ini berlaku untuk tidak semua anak, Tradisi Sariga ini dilaksanakan oleh orang tua karena orang tua tersebut telah dikarunia anak selang seling atau anak yang berpasang-pasangan Laki-laki dan Perempuan kemudian kembali memiliki anak laki-laki, maka anak perempuan yang diapit oleh anak Laki-laki Wajib diupacara adatkan Tradisi Sariga agar anak berikutnya perempuan juga.
Tradisi ini tidak semua anak, hanya sebagian saja, Tradisi Sariga ini dilaksanakan oleh orang tua disebabkan karena orang tua tersebut telah dikarunia anak selang seling atau anak yang berpasang-pasangan Laki-laki lalu Perempuan terus Laki-laki lagi anaknya, maka anak perempuan yang diapit oleh anak Laki-laki Wajib diu pacara adatkan Tradisi Sariga agar anak berikutnya perempuan juga.


== Asal-Usul ==
Tradisi ini dilakukan dengan harapan agar anak nantinya menjadi anak yang shaleh dan kelak menjadi pemimpin panutan diantara suku muna dan menjadi kebanggaan kedua orang tuanya.
Tradisi Sariga adalah tradisi yang berasal dari salah satu kabupaten yang ada di provinsi sulawesi, yaitu kabupaten muna. Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah kecil di ujung tenggara pulau Sulawesi dengan keajaiban alam, keindahan dan sumber-sumber alam yang menakjubkan. Muna adalah suku yang paling besar diantara orang-orang buton dimana jumlah penduduk suku muna mencapai 300.000 jiwa. <ref>{{Cite journal|last=Arzan|first=Muhamad|date=2013-01-01|title=MAKALAH TRADISI SARIGA YANG KINI TERLUPAKAN|url=https://www.academia.edu/5472959/MAKALAH_TRADISI_SARIGA_YANG_KINI_TERLUPAKAN|journal=Universitas Halu Oleo}}</ref>


== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Tradisi Indonesia]]
[[Kategori:Tradisi Indonesia]]



Revisi per 12 Februari 2023 03.48


Tradisi Sariga merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi sakral yang biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Muna, Sulawesi Tenggara. Tradisi ini wajib dilakukan oleh orang tua yang telah memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan dan selanjutnya anak berikutnya laki-laki atau perempuan di mana salah seorang telah di antara satu jenis kelamin misalnya: Anak Pertama Perempuan, anak kedua Laki-laki dan anak ketiga Perempuan, maka anak laki-laki tersebut wajib diupacara Adatkan dalam hal ini Tradisi Sariga dalam Bahasa Asli Suku Muna SARIGA. Tradisi ini berlaku untuk tidak semua anak, Tradisi Sariga ini dilaksanakan oleh orang tua karena orang tua tersebut telah dikarunia anak selang seling atau anak yang berpasang-pasangan Laki-laki dan Perempuan kemudian kembali memiliki anak laki-laki, maka anak perempuan yang diapit oleh anak Laki-laki Wajib diupacara adatkan Tradisi Sariga agar anak berikutnya perempuan juga.

Asal-Usul

Tradisi Sariga adalah tradisi yang berasal dari salah satu kabupaten yang ada di provinsi sulawesi, yaitu kabupaten muna. Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah kecil di ujung tenggara pulau Sulawesi dengan keajaiban alam, keindahan dan sumber-sumber alam yang menakjubkan. Muna adalah suku yang paling besar diantara orang-orang buton dimana jumlah penduduk suku muna mencapai 300.000 jiwa. [1]

Referensi

  1. ^ Arzan, Muhamad (2013-01-01). "MAKALAH TRADISI SARIGA YANG KINI TERLUPAKAN". Universitas Halu Oleo. 


Templat:Budaya-Suku-Muna-stub