Tegas (surat kabar): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
}} |
}} |
||
{{italic title}}'''''Tegas''''' adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 1950. Surat kabar ini mengusung jargon "harian rakyat berhaluan merdeka". Kantor redaksinya beralamat di [[Kutaradja]], [[Aceh]].{{sfn| |
{{italic title}}'''''Tegas''''' adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 1950. Surat kabar ini mengusung jargon "harian rakyat berhaluan merdeka". Kantor redaksinya beralamat di [[Kutaradja]], [[Aceh]].{{sfn|Rahzen|2007|p=724-756}} |
||
Surat kabar ini didirikan oleh Hasibuan Parindurie atau lebih dikenal dengan nama [[Matu Mona]]. Sebelum ''Tegas'' terbit, Matu Mona pernah membidani kelahiran sejumlah media cetak seperti majalah ''[[Penjedar]]'' dan harian ''[[Perjoeangan Rakjat|Perdjoeangan Rakjat]]''.{{sfn| |
Surat kabar ini didirikan oleh Hasibuan Parindurie atau lebih dikenal dengan nama [[Matu Mona]]. Sebelum ''Tegas'' terbit, Matu Mona pernah membidani kelahiran sejumlah media cetak seperti majalah ''[[Penjedar]]'' dan harian ''[[Perjoeangan Rakjat|Perdjoeangan Rakjat]]''.{{sfn|Rahzen|2007|p=724-756}} |
||
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007'', ''Tegas'' adalah surat kabar daerah dengan watak nasionalis. Surat kabar ini berusaha menekankan agar mental masyarakat dijauhkan dari feodalisme yang diblakkan penjajah. Meski surat kabar nasional, ''Tegas'' tetap memberi perhatian pada berita daerah lewat rubrik "Tanah Rentjong Hari Ini".{{sfn| |
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007'', ''Tegas'' adalah surat kabar daerah dengan watak nasionalis. Surat kabar ini berusaha menekankan agar mental masyarakat dijauhkan dari feodalisme yang diblakkan penjajah. Meski surat kabar nasional, ''Tegas'' tetap memberi perhatian pada berita daerah lewat rubrik "Tanah Rentjong Hari Ini".{{sfn|Rahzen|2007|p=724-756}} |
||
Pada awal penerbitannya, ''Tegas'' dijual dengan harga Rp7 dalam kota dan Rp7,5 luar kota.{{sfn| |
Pada awal penerbitannya, ''Tegas'' dijual dengan harga Rp7 dalam kota dan Rp7,5 luar kota.{{sfn|Rahzen|2007|p=724-756}} |
||
Belakangan, ''Tegas'' dituduh berkomplot dengan gerakan [[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]] yang diberangus oleh pemerintah. Surat kabar ini berhenti terbit 1953.{{sfn| |
Belakangan, ''Tegas'' dituduh berkomplot dengan gerakan [[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]] yang diberangus oleh pemerintah. Surat kabar ini berhenti terbit 1953.{{sfn|Rahzen|2007|p=724-756}} |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Daftar Pustaka == |
|||
*{{cite book |
|||
|title = Seabad Pers Kebangsaan: Bahasa Bangsa, Tanahair Bangsa |
|||
|last1 = Rahzen |
|||
|first1 = Taufik |
|||
|last2 = Hartanto |
|||
|first2 = Agung Dwi |
|||
|display-authors = 1 |
|||
|publisher = I:Boekoe |
|||
|year = 2007 |
|||
|location = Jakarta |
|||
|url = https://www.google.co.id/books/edition/Seabad_pers_kebangsaan_1907_2007/docLAQAAMAAJ?hl=en&gbpv=0 |
|||
|isbn = 978-979-1436-02-1 |
|||
|ref = {{sfnref|Rahzen|Tahun 2007}} |
|||
}} |
|||
[[Kategori:Pers Indonesia]] |
[[Kategori:Pers Indonesia]] |
Revisi per 25 Februari 2023 07.59
Pendiri | Hasibuan Parindurie Matu Mona |
---|---|
Bahasa | Indonesia |
Berhenti publikasi | 1953 |
Pusat | Kutaradja, Aceh |
Tegas adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 1950. Surat kabar ini mengusung jargon "harian rakyat berhaluan merdeka". Kantor redaksinya beralamat di Kutaradja, Aceh.[1] Surat kabar ini didirikan oleh Hasibuan Parindurie atau lebih dikenal dengan nama Matu Mona. Sebelum Tegas terbit, Matu Mona pernah membidani kelahiran sejumlah media cetak seperti majalah Penjedar dan harian Perdjoeangan Rakjat.[1] Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, Tegas adalah surat kabar daerah dengan watak nasionalis. Surat kabar ini berusaha menekankan agar mental masyarakat dijauhkan dari feodalisme yang diblakkan penjajah. Meski surat kabar nasional, Tegas tetap memberi perhatian pada berita daerah lewat rubrik "Tanah Rentjong Hari Ini".[1]
Pada awal penerbitannya, Tegas dijual dengan harga Rp7 dalam kota dan Rp7,5 luar kota.[1]
Belakangan, Tegas dituduh berkomplot dengan gerakan Darul Islam yang diberangus oleh pemerintah. Surat kabar ini berhenti terbit 1953.[1]
Referensi
Daftar Pustaka
- Rahzen, Taufik; et al. (2007). Seabad Pers Kebangsaan: Bahasa Bangsa, Tanahair Bangsa. Jakarta: I:Boekoe. ISBN 978-979-1436-02-1.