Dekolonisasi Oseania: Perbedaan antara revisi
→Garis waktu: PAPUA BARAT |
|||
Baris 110: | Baris 110: | ||
|{{Flag|New Zealand}} |
|{{Flag|New Zealand}} |
||
|1965/1992/sekarang |
|1965/1992/sekarang |
||
|''[[ |
|''[[ YAFET DAN EKIANUS (politikus)|Albert Henry]]''<br><small>(Perdana Menteri: kepala pemerintahan)</small> |
||
|negara papua barat |
|||
|– |
|||
|- |
|- |
||
|{{Flag|Palau}} |
|{{Flag|Palau}} |
Revisi per 13 Maret 2023 03.25
Dekolonisasi Oseania terjadi setelah Perang Dunia II saat negara-negara di Oseania meraih kemerdekaan dengan bertransisi dari pemerintahan kolonial Eropa ke kemerdekaan penuh.
Meskipun kebanyakan negara di Oseania memiliki hari kemerdekaan khusus, kemerdekaan Australia dan kemerdekaan Selandia Baru adalah proses bertahap dan tak dapat diasosiasikan secara jelas pada tanggal spesifik. Kebanyakan koloni Inggris di Australia meraih pemerintahan pertanggungjawaban pada 1850-an, seperti yang dialami Selandia Baru pada 1856. Ini diformalisasi menjadi status Dominion pada 1900-an, tetapi Britania Raya masih memegang kekuasaan de jure tertentu (tak dipakai). Dinyatakan berdaulat secara de facto pada 1920-an, Australia dan Selandia Baru menolak pengakuan resmi atas kedaulatan penuh mereka sendiri melalui Statuta Westminster pada 1931, sebelum masing-masing meraihnya pada 1942 dan 1947.