Suku Mori: Perbedaan antara revisi
→Nama Keluarga: Penambahan pranala Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k Merubah nama Kabupaten, semula tertulis Kabupaten Morowali, yang sebenarnya adalah Kabupaten Morowali Utara |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Suku Mori''' merupakan salah satu [[suku]] yang berasal dari [[Kabupaten Morowali]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain. Daerah kediaman suku Mori merupakan daeraha yang subur dan jarang sekali meninggalkan daerahnya, terkecuali dikarenakan pendidikan dan perdagangan. pemukiman suku Mori umumnya tinggal berkelompok di pusat perkampungan. Namun dalam perkembangannya kemudian timbul perubahan sesuai dengan pola mata pencaharian baru, sehingga rumah-rumah mereka ada yang menyebar. Bentuk rumah pun berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi mereka. Oleh sebab itu sebagian ada yang mengelompok dan sebagian tersebar. Bangunan dan sarana untuk kepentingan umum ditempatkan di tempat yang strategis, misalnya lapangan olah raga, tempat ibadah, bangunan adat.<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=M.Junus|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Eksklopedia Suku Bangsa di Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|url-status=live}}</ref> |
'''Suku Mori''' merupakan salah satu [[suku]] yang berasal dari [[Kabupaten Morowali Utara|Kabupaten Morowali]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain. Daerah kediaman suku Mori merupakan daeraha yang subur dan jarang sekali meninggalkan daerahnya, terkecuali dikarenakan pendidikan dan perdagangan. pemukiman suku Mori umumnya tinggal berkelompok di pusat perkampungan. Namun dalam perkembangannya kemudian timbul perubahan sesuai dengan pola mata pencaharian baru, sehingga rumah-rumah mereka ada yang menyebar. Bentuk rumah pun berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi mereka. Oleh sebab itu sebagian ada yang mengelompok dan sebagian tersebar. Bangunan dan sarana untuk kepentingan umum ditempatkan di tempat yang strategis, misalnya lapangan olah raga, tempat ibadah, bangunan adat.<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=M.Junus|date=1995|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7479/|title=Eksklopedia Suku Bangsa di Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|url-status=live}}</ref> |
||
== Bahasa == |
== Bahasa == |
Revisi per 30 Maret 2023 15.38
Suku Mori merupakan salah satu suku yang berasal dari Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Wilayah otoritas suku ini adalah wilayah Kabupaten Morowali bagian utara. Beberapa nama kota dan kelurahan yang termasuk dalam wilayah suku mori adalah Kolonodale, Beteleme, Tiu, Lembobelala, Lembobaru, Tingkea'o, Wawopada, Tomata, Taliwan, Ensa, Tompira, dan lain-lain. Daerah kediaman suku Mori merupakan daeraha yang subur dan jarang sekali meninggalkan daerahnya, terkecuali dikarenakan pendidikan dan perdagangan. pemukiman suku Mori umumnya tinggal berkelompok di pusat perkampungan. Namun dalam perkembangannya kemudian timbul perubahan sesuai dengan pola mata pencaharian baru, sehingga rumah-rumah mereka ada yang menyebar. Bentuk rumah pun berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi mereka. Oleh sebab itu sebagian ada yang mengelompok dan sebagian tersebar. Bangunan dan sarana untuk kepentingan umum ditempatkan di tempat yang strategis, misalnya lapangan olah raga, tempat ibadah, bangunan adat.[1]
Bahasa
Sampai saat ini, bahasa Mori masih digunakan oleh sebagian anggota suku ini, terutama di daerah pedalaman. Suku Mori terbagi dalam beberapa subsuku dapat yaitu, orang Molongkuni, Roda, Ulu' Uwoi , Moiki, Watu, Ngusumbatu, dan Mobahono. Orang Mori memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Mori. Sumber tertentu menyebutkan bahwa bahasa ini masih terbagi ke dalam beberapa dialek, yaitu dialek Malio'a, Ngusumbatu, Tiu, Moiki, Watu, lmpo, Molongkuni, Ulu' Uwoi, Pado'e, dan Mori Atas. Sumber lain mengemukakan bahwa bahasa Mori hanya terdiri atas empat dialek, yakni dialek Watu, Karunsi'e, Ngusumbatu (Tinompo), dan Molongkuni. Semula dialek Ngusumbatu merupakan bahasakomunikasi di kalangan orang Mori secara keseluruhan , tetapi sekarang mereka lebih banyak menggunakan dialek Molongkuni, mungkin karena jumlah penutur dialek ini relatif lebih besar jumlahnya.[1]
Kepercayaan
Orang Mori sebagian besar adalah penganut agama Kristen Protestan. Agama ini sudah dianggap sebagai agama rakyat.
Tokoh-tokoh Mori
Salah satu tokoh Mori yang terkenal adalah Raja Mori yang bernama Marunduh. Raja yang dikenal dengan semboyan "Metumbah allo komba aku monsuka"(bahasa Mori) ini memimpin perlawanan rakyat Mori terhadap kekuasaan Kolonial Belanda pada tahun 1907
Nama Keluarga
Suku Mori mengikuti kebiasaan bangsa Eropa, sebagai penyebar agama Kristen, untuk mempunyai nama keluarga atau lebih dikenal sebagai marga atau fam. Nama keluarga biasanya diambil dari nama leluhur yang pertama kali menjadi Kristen atau dibaptis. Antara lain marga Marunduh, Tampake, Batewa, Meronda, Lamaligi, Panta, Mansowu, Gogali, Lapasila, Tumakaka, dan yang lainnya.
Referensi
- ^ a b Melalatoa, M.Junus (1995). Eksklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.