Pantirejo, Gabus, Pati: Perbedaan antara revisi
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag, added uncategorised tag |
k hapus bagian yang tidak ensiklopedis |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{desa |
|||
|peta = |
|||
|nama =Pantirejo |
|||
|provinsi =Jawa Tengah |
|||
|dati2 =Kabupaten |
|||
|nama dati2 =Pati |
|||
|kecamatan =Gabus |
|||
|kode pos =59173 |
|||
|luas =... km² |
|||
|penduduk =... jiwa |
|||
|kepadatan =... jiwa/km² |
|||
}} |
|||
'''Pantirejo''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Gabus, Pati|Gabus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
'''Pantirejo''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Gabus, Pati|Gabus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
||
== |
== Geografi == |
||
Desa Pantirejo terletak di jalan Pati-Purwodadi KM 7. |
|||
{{Batas USBT |
|||
|utara = Desa [[Penambuhan, Margorejo, Pati|Kosekan]] |
|||
|timur = Desa [[Sambirejo, Gabus, Pati|Sambirejo]] |
|||
|selatan = Desa [[Tlogoayu, Gabus, Pati|Tlogoayu]] |
|||
|barat = Desa [[Jambean Kidul, Margorejo, Pati|Jambean Kidul]] |
|||
}} |
|||
Antara Desa Pantirejo dengan Desa Jambean Kidul dibatasi oleh sungai yang terhubung dengan [[Sungai Juwana]]. |
|||
== Pembagian wilayah == |
|||
Desa Pantirejo terletak di jalan Pati-Purwodadi KM 7 |
|||
Pada awalnya, Desa Pantirejo terdiri atas tiga dusun, yakni Dusun Plosomalang, Dusun Karang Asem, dan Dusun Kosekan. Dalam perkembangannya Dusun Kosekan menjadi desa tersendiri di era Bupati [[Tasiman]]. Antara Dusun Plosomalang dan Karang asem di pisahkan dengan Sungai kecil yang terhubung dengan sungai Juwana. Di sebelah Barat Desa atau pinggir desa saat ini sudah ada 3 waduk/ embung yang berfungsi macam macam, bisa untuk pengairan,bisa untuk penyimpan air saat musim kemarau dan sebenarnya bisa di kembangkan untuk pariwisata |
|||
== Sejarah == |
|||
Sebelah Utara: Desa [[Penambuhan, Margorejo, Pati|Kosekan]] |
|||
Sebelah Timur: Desa [[Sambirejo, Gabus, Pati|Sambirejo]] |
|||
Sebelah Selatan: Desa [[Tlogoayu, Gabus, Pati|Tlogoayu]] |
|||
Sebelah Barat: Desa [[Jambean Kidul, Margorejo, Pati|Jambean Kidul]] |
|||
antara desa pantirejo dengan Desa jambean kidul di batasi oleh sungai yang terhubung dengan sungai juwana |
|||
== Pembagian Wilayah == |
|||
Desa Pantirejo awalnya ada 3 Dusun yaitu: |
|||
1. Dusun Plosomalang |
|||
2. Dusun Karang asem, dan |
|||
3. Dusun Kosekan |
|||
dalam perkembangannya '''Dusun Kosekan''' menjadi Desa tersendiri di Era Bupati Tasiman, di antara Dusun Plosomalang dan Karang asem di pisahkan dengan Sungai kecil yang terhubung dengan sungai Juwana |
|||
Di sebelah Barat Desa atau pinggir desa saat ini sudah ada 3 waduk/ embung yang berfungsi macam macam, bisa untuk pengairan,bisa untuk penyimpan air saat musim kemarau dan sebenarnya bisa di kembangkan untuk pariwisata |
|||
= Sejarah Desa = |
|||
Semua Masyarakat Desa Pantirejo khususnya Dukuh Plosomalang menyakini bahwa dahulu kala Dusun Plosomalang di dirikan oleh seorang tokoh yang saat ini di kenal masyarakat sebagai Mbah Buang di Makam atau petilasannya dan sering di gunakan masyarakat Plosomalang untuk melakukan Doa bersama terutama saat sedekah Bumi atau yang lainnya. |
Semua Masyarakat Desa Pantirejo khususnya Dukuh Plosomalang menyakini bahwa dahulu kala Dusun Plosomalang di dirikan oleh seorang tokoh yang saat ini di kenal masyarakat sebagai Mbah Buang di Makam atau petilasannya dan sering di gunakan masyarakat Plosomalang untuk melakukan Doa bersama terutama saat sedekah Bumi atau yang lainnya. |
||
Baris 41: | Baris 38: | ||
Pada saat hari di tentukan pada acara Sedekah Bumi hampir semua warga dan perwakilan dari rumah bejalan menuju tempat petilasan Mbah Buang dengan membawa asahan ( Nasi dan lauk pauk ), dan setelah berdoa bersama Asahan di makan bareng bareng saling bertukar lauk, hal ini di lakukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil penen dan adapun tukar lauk pauk ini sebagai bentuk kerukunan antar warga. |
Pada saat hari di tentukan pada acara Sedekah Bumi hampir semua warga dan perwakilan dari rumah bejalan menuju tempat petilasan Mbah Buang dengan membawa asahan ( Nasi dan lauk pauk ), dan setelah berdoa bersama Asahan di makan bareng bareng saling bertukar lauk, hal ini di lakukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil penen dan adapun tukar lauk pauk ini sebagai bentuk kerukunan antar warga. |
||
=== Islam === |
|||
Islam berkembang di desa ini sejak penyebaran era Ki Ageng Ngerang dengan sebutan lain islam kejawen kemudian pada era tahun sekitar 1940 islam modern di perkenalkan oleh tokoh islam yang bernama Mbah Muhdi, beliau bukan warga asli desa pantirejo tetapi menikah dengan warga Desa pantirejo Dusun Plosomalang,pada saat itu Nahdotul Ulama berkembang di desa ini |
|||
beliau mengajarkan anak anak mengaji dan hampir semua pemuda atau orang tua mengaji dengan beliau, sepeninggal beliau kegiatan di teruskan oleh anak dan menantunya dan tentunya santri beliau saat itu, hingga terbentuk TPQ sirojut tholibin pada tahun 1985 |
|||
saat ini setiap RT memiliki Mushola mushola di Dk.Plosomalang ada 5 Mushola dan Masjid Baitussalam, di Dk Karangasem ada 1 masjid dan 1 mushola |
|||
== Pendidikan == |
== Pendidikan == |
||
[[Berkas: SMK,TarunaBangsa.jpeg|200px|jmpl|SMK TARUNA BANGSA Desa Pantirejo]] |
|||
Pendidikan Non Formal |
|||
# TPQ Sirojut Tholibin |
|||
1. TPQ Sirojut Tholibin |
|||
Pendidikan Formal |
Pendidikan Formal |
||
Baris 53: | Baris 57: | ||
# SMK TARUNA BANGSA |
# SMK TARUNA BANGSA |
||
== |
== Demografi == |
||
Mayoritas penduduk Desa pantirejo adalah bertani, |
|||
Islam berkembang di desa ini sejak penyebaran era Ki Ageng Ngerang dengan sebutan lain islam kejawen kemudian pada era tahun sekitar 1940 islam modern di perkenalkan oleh tokoh islam yang bernama Mbah Muhdi, beliau bukan warga asli desa pantirejo tetapi menikah dengan warga Desa pantirejo Dusun Plosomalang,pada saat itu Nahdotul Ulama berkembang di desa ini |
|||
beliau mengajarkan anak anak mengaji dan hampir semua pemuda atau orang tua mengaji dengan beliau, sepeninggal beliau kegiatan di teruskan oleh anak dan menantunya dan tentunya santri beliau saat itu, hingga terbentuk TPQ sirojut tholibin pada tahun 1985 |
|||
saat ini setiap RT memiliki Mushola mushola di Dk.Plosomalang ada 5 Mushola dan Masjid Baitussalam, di Dk Karangasem ada 1 masjid dan 1 mushola |
|||
== DEMOGRAFI == |
|||
mayoritas penduduk Desa pantirejo adalah bertani, |
|||
Hasil pertanian yang sering di tanam oleh masyarakat Desa pantirejo |
Hasil pertanian yang sering di tanam oleh masyarakat Desa pantirejo |
||
Baris 70: | Baris 66: | ||
3. Jagung,dll |
3. Jagung,dll |
||
== Daftar Nama Kepala Desa == |
|||
1. Mbah Sarmo ( sebelum kemerdekaan RI) |
|||
2. Mbah Sardi / Mbah pansiun ( Sebelum kemerdekaan RI) |
|||
3. Mbah Ibrahim ( Jaman sebelum Kemerdekaan ) |
|||
4. Mbah Samsi ( mungkin Jaman Kemerdekaan ) |
|||
5. Bpk. Pasirun |
|||
6. Bpk. Sudadi (1988 -2004) |
|||
7. Bpk. Sumantri ( 2004-2009) |
|||
8. Bpk. Subchan Nuntoro ( 2009-2014 ) |
|||
9. Bpk Sumantri ( 2015 - 2021) menjabat yang ke dua |
|||
10. Bpk Marhendryex Sam Wijaya (2021 - sekarang) |
|||
= Tokoh-Tokoh yang lahir di Desa Pantirejo = |
|||
# AKP Eddy Pujiharto (Almarhum ) Jabatan terakhir Kapolsek Bulu, Rembang |
|||
# M Ridwan Zain ( Dosen IAIN Kalijaga ) |
|||
# Tokoh Lainnya |
|||
== INDUSTRI KREATIF DAN INDUSTRI KECIL == |
|||
Sudah ada beberapa industri kreatif di Desa Pantirejo untuk skala Home Industri seperti: |
Sudah ada beberapa industri kreatif di Desa Pantirejo untuk skala Home Industri seperti: |
||
Baris 105: | Baris 72: | ||
# Peternakan |
# Peternakan |
||
== |
== Pranala luar == |
||
Desa pantirejo yang berada di jalur jalan Raya Pati Kayen memiliki potensi yang cukup bagus jika di kelola dengan baik,di sebelah timurnya adalah Desa sambirejo jika si sepanjang jalan di dirikan area pertokoan dengan maka desa ini akan menjadi ramai |
|||
Di sebelah Barat desa sepanjang Dusun Plosomalang sudah di buat waduk yang rencana awal untuk pertanian, adapun sumber air utama dari waduk di atasnya ( Waduk Kedung Ombo ), jika Waduk ini di oleh dan di kembangkan dengan baik bisa memilki potensi wisata, seperti melakukan penghijauan di pinggir waduk sehingga menjadi adem dan ini juga bisa menjadi sarana penyimpanan air alami, kemudian di fasilitasi permainan air untuk anak anak atau dewasa, seperti bebekan,perahu atau yang lain |
|||
di sekitar Desa pantirejo khususnya Kecamatan Gabus saat ini belum ada daerah yang memiliki potensi wisata seperti itu bahkan khususnya Pati Bagian selatan, jika itu di kembangkan maka bisa menjadi pendapatan desa yang dapat mendongkrak pembangunan |
|||
Desa Pantirejo juga yang dalam posisi ketinggian 6 M dpl di atas laut pada saat musim kering masih dapat tumbuh rumput rumput sehingga potensi peternakan Hewan juga bisa tentu juga perlu pembenahan dalam bidang pertanian agar tanah menjadi kembali baik |
|||
{{Gabus, Pati}} |
{{Gabus, Pati}} |
||
{{Desa-stub}} |
|||
{{Uncategorized|date=Februari 2023}} |
Revisi per 24 April 2023 10.43
Pantirejo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Pati | ||||
Kecamatan | Gabus | ||||
Kode pos | 59173 | ||||
Kode Kemendagri | 33.18.11.2014 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Pantirejo adalah desa di kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Geografi
Desa Pantirejo terletak di jalan Pati-Purwodadi KM 7.
Utara | Desa Kosekan |
Timur | Desa Sambirejo |
Selatan | Desa Tlogoayu |
Barat | Desa Jambean Kidul |
Antara Desa Pantirejo dengan Desa Jambean Kidul dibatasi oleh sungai yang terhubung dengan Sungai Juwana.
Pembagian wilayah
Pada awalnya, Desa Pantirejo terdiri atas tiga dusun, yakni Dusun Plosomalang, Dusun Karang Asem, dan Dusun Kosekan. Dalam perkembangannya Dusun Kosekan menjadi desa tersendiri di era Bupati Tasiman. Antara Dusun Plosomalang dan Karang asem di pisahkan dengan Sungai kecil yang terhubung dengan sungai Juwana. Di sebelah Barat Desa atau pinggir desa saat ini sudah ada 3 waduk/ embung yang berfungsi macam macam, bisa untuk pengairan,bisa untuk penyimpan air saat musim kemarau dan sebenarnya bisa di kembangkan untuk pariwisata
Sejarah
Semua Masyarakat Desa Pantirejo khususnya Dukuh Plosomalang menyakini bahwa dahulu kala Dusun Plosomalang di dirikan oleh seorang tokoh yang saat ini di kenal masyarakat sebagai Mbah Buang di Makam atau petilasannya dan sering di gunakan masyarakat Plosomalang untuk melakukan Doa bersama terutama saat sedekah Bumi atau yang lainnya.
ada cerita lain bahwa nama lain Mbah Buang adalah Mbah sidiq, tetapi semua itu belum di verifikasi dengan jelas, dari tutur masyarakat sampai sekarang hanya menyebut mbah buang saja, dan untuk nama aslinya memang belum ada yang bisa menjelaskan.
Asal Mula nama Plosomalang di yakini dua kata Ploso dan malang.
ploso berasal dari nama pohon yang dulu banyak tumbuh di daerah tersebut dan pohon itu bernama pohon ploso atau palasa, sedangkan malang sendiri berarti melintang/ menghalangi.
pohon ini memang mudah roboh atau patah dahannya ketika angin kencang sehingga pohon ini bisa tumbang di mana mana termasuk di jalanan sehingga bisa mempersulit ketika ada yang melewati daerah ini.
Pada saat hari di tentukan pada acara Sedekah Bumi hampir semua warga dan perwakilan dari rumah bejalan menuju tempat petilasan Mbah Buang dengan membawa asahan ( Nasi dan lauk pauk ), dan setelah berdoa bersama Asahan di makan bareng bareng saling bertukar lauk, hal ini di lakukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil penen dan adapun tukar lauk pauk ini sebagai bentuk kerukunan antar warga.
Islam
Islam berkembang di desa ini sejak penyebaran era Ki Ageng Ngerang dengan sebutan lain islam kejawen kemudian pada era tahun sekitar 1940 islam modern di perkenalkan oleh tokoh islam yang bernama Mbah Muhdi, beliau bukan warga asli desa pantirejo tetapi menikah dengan warga Desa pantirejo Dusun Plosomalang,pada saat itu Nahdotul Ulama berkembang di desa ini
beliau mengajarkan anak anak mengaji dan hampir semua pemuda atau orang tua mengaji dengan beliau, sepeninggal beliau kegiatan di teruskan oleh anak dan menantunya dan tentunya santri beliau saat itu, hingga terbentuk TPQ sirojut tholibin pada tahun 1985
saat ini setiap RT memiliki Mushola mushola di Dk.Plosomalang ada 5 Mushola dan Masjid Baitussalam, di Dk Karangasem ada 1 masjid dan 1 mushola
Pendidikan
Pendidikan Non Formal
- TPQ Sirojut Tholibin
Pendidikan Formal
- SDN Plosomalang II
- MTS Nurul Khosiyin
- SMK TARUNA BANGSA
Demografi
Mayoritas penduduk Desa pantirejo adalah bertani, Hasil pertanian yang sering di tanam oleh masyarakat Desa pantirejo
1. Padi
2. Kacang
3. Jagung,dll
Sudah ada beberapa industri kreatif di Desa Pantirejo untuk skala Home Industri seperti:
- Pembuatan Meubel
- Pembuatan bantal dan Kasur yang bekerja sama dengan masyarakat desa Karaban, dll
- Peternakan