Lompat ke isi

Kurang tidur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Tidur menggunakan HotCat
Kscentro (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 20: Baris 20:
| deaths =
| deaths =
}}
}}
'''Kurang tidur''', juga dikenal sebagai '''insufisiensi tidur''' atau '''sulit tidur''', adalah kondisi tidak mendapatkan durasi dan/atau kualitas tidur yang memadai untuk mendukung kewaspadaan, kinerja, dan kesehatan yang layak. Kondisi ini bisa bersifat kronis maupun akut dan dapat sangat bervariasi tingkat keparahannya.
'''Kurang tidur''', juga dikenal sebagai '''insufisiensi tidur''' atau '''sulit tidur''', adalah kondisi tidak mendapatkan durasi dan/atau kualitas tidur yang memadai untuk mendukung kewaspadaan, kinerja, dan kesehatan yang layak. Kondisi ini bisa bersifat [[kronis]] maupun akut dan dapat sangat bervariasi tingkat keparahannya.


Kurang tidur akut adalah ketika seseorang tidur kurang dari biasanya atau tidak tidur sama sekali untuk waktu yang singkat–biasanya berlangsung satu sampai dua hari. Kurang tidur kronis berarti ketika seorang individu secara rutin tidur kurang dari jumlah yang optimal untuk fungsi yang ideal. Kekurangan tidur kronis sering disalahartikan dengan istilah [[insomnia]]. Meskipun defisiensi tidur kronis dan insomnia sama-sama mengalami penurunan kuantitas dan/atau kualitas tidur serta gangguan fungsi, perbedaannya terletak pada kemampuan untuk tertidur. Orang yang kurang tidur dapat tertidur dengan cepat jika mereka memang ingin tidur, sementara mereka yang menderita insomnia mengalami kesulitan untuk tertidur.<ref>{{Cite book|title=International Classification of Sleep Disorders|publisher=American Academy of Sleep Medicine|year=2014|edition=3|location=Darien, IL}}</ref>
Kurang tidur akut adalah ketika seseorang tidur kurang dari biasanya atau tidak tidur sama sekali untuk waktu yang singkat–biasanya berlangsung satu sampai dua hari. Kurang tidur kronis berarti ketika seorang individu secara rutin tidur kurang dari jumlah yang optimal untuk fungsi yang ideal. Kekurangan tidur kronis sering disalahartikan dengan istilah [[insomnia]]. Meskipun defisiensi tidur kronis dan insomnia sama-sama mengalami penurunan kuantitas dan/atau kualitas tidur serta gangguan fungsi, perbedaannya terletak pada kemampuan untuk tertidur. Orang yang kurang tidur dapat tertidur dengan cepat jika mereka memang ingin tidur, sementara mereka yang menderita insomnia mengalami kesulitan untuk tertidur.<ref>{{Cite book|title=International Classification of Sleep Disorders|publisher=American Academy of Sleep Medicine|year=2014|edition=3|location=Darien, IL}}</ref>


Keadaan pembatasan tidur kronis berdampak buruk pada otak dan fungsi kognitif.<ref name="Alhola">{{Cite journal |last=Alhola |first=Paula |author2=Päivi Polo-Kantola |date=October 2007 |title=Sleep deprivation: Impact on cognitive performance |journal=Neuropsychiatr. Dis. Treat. |volume=3 |issue=5 |pages=553–567|quote=Although both conditions [total and partial SD] induce several negative effects including impairments in cognitive performance, the underlying mechanisms seem to be somewhat different. |pmc=2656292 |pmid=19300585}}</ref> Namun, dalam beberapa kasus, kurang tidur secara paradoks dapat menyebabkan peningkatan energi dan kewaspadaan serta peningkatan suasana hati; meskipun konsekuensi jangka panjangnya tidak pernah dievaluasi, kurang tidur bahkan telah digunakan sebagai pengobatan untuk depresi.<ref name="REM deprivation in healthy people">{{cite journal |vauthors=Nykamp K, Rosenthal L, Folkerts M, Roehrs T, Guido P, Roth, T |title=The effects of REM sleep deprivation on the level of sleepiness/alertness |journal=Sleep |volume=21 |issue=6 |pages=609–614 |date=September 1998 |pmid=9779520 |doi=10.1093/sleep/21.6.609 |doi-access=free }}</ref><ref name="Sleep and depression review">{{cite journal |vauthors=Riemann D, Berger M, Voderholzer U |title=Sleep and depression - results from psychobiological studies: an overview |journal=Biological Psychology |volume=57 |issue=1–3 |pages=67–103 |date=July–August 2001 |pmid=11454435 |doi=10.1016/s0301-0511(01)00090-4|s2cid=31725861 }}</ref>
Keadaan pembatasan tidur kronis berdampak buruk pada [[otak]] dan fungsi kognitif.<ref name="Alhola">{{Cite journal |last=Alhola |first=Paula |author2=Päivi Polo-Kantola |date=October 2007 |title=Sleep deprivation: Impact on cognitive performance |journal=Neuropsychiatr. Dis. Treat. |volume=3 |issue=5 |pages=553–567|quote=Although both conditions [total and partial SD] induce several negative effects including impairments in cognitive performance, the underlying mechanisms seem to be somewhat different. |pmc=2656292 |pmid=19300585}}</ref> Namun, dalam beberapa kasus, kurang tidur secara paradoks dapat menyebabkan peningkatan energi dan kewaspadaan serta peningkatan suasana hati; meskipun konsekuensi jangka panjangnya tidak pernah dievaluasi, kurang tidur bahkan telah digunakan sebagai pengobatan untuk depresi.<ref name="REM deprivation in healthy people">{{cite journal |vauthors=Nykamp K, Rosenthal L, Folkerts M, Roehrs T, Guido P, Roth, T |title=The effects of REM sleep deprivation on the level of sleepiness/alertness |journal=Sleep |volume=21 |issue=6 |pages=609–614 |date=September 1998 |pmid=9779520 |doi=10.1093/sleep/21.6.609 |doi-access=free }}</ref><ref name="Sleep and depression review">{{cite journal |vauthors=Riemann D, Berger M, Voderholzer U |title=Sleep and depression - results from psychobiological studies: an overview |journal=Biological Psychology |volume=57 |issue=1–3 |pages=67–103 |date=July–August 2001 |pmid=11454435 |doi=10.1016/s0301-0511(01)00090-4|s2cid=31725861 }}</ref>


Beberapa penelitian telah membandingkan efek dari kurang tidur total akut dan pembatasan tidur parsial kronis.<ref name="Alhola"/> Tidak tidur sama sekali dalam waktu lama jarang ditemui pada manusia (kecuali jika mereka menderita [[insomnia fatal]] atau masalah khusus yang disebabkan oleh pembedahan); tampaknya microsleep singkat hampir selalu dialami oleh orang yang kurang tidur.<ref>{{cite book |title=Sleep deprivation |url=https://books.google.com/books?id=EaGWMXsR5XYC&pg=PA183 |last=Kushida |publisher=Informa Health Care |year=2005 |pages=1–2 |isbn=978-0-8247-5949-0}}</ref> Kekurangan tidur total dalam jangka panjang telah menyebabkan kematian pada hewan laboratorium.<ref>{{Cite journal |vauthors=Rechtschaffen A, Bergmann B|doi=10.1016/0166-4328(95)00020-T |title=Sleep deprivation in the rat by the disk-over-water method |year=1995 |journal=Behavioural Brain Research |volume=69 |pages=55–63 |pmid=7546318 |issue=1–2 |s2cid=4042505 }}</ref>
Beberapa penelitian telah membandingkan efek dari kurang tidur total akut dan pembatasan tidur parsial kronis.<ref name="Alhola"/> Tidak tidur sama sekali dalam waktu lama jarang ditemui pada manusia (kecuali jika mereka menderita [[insomnia fatal]] atau masalah khusus yang disebabkan oleh [[Bedah|pembedahan]]); tampaknya microsleep singkat hampir selalu dialami oleh orang yang kurang tidur.<ref>{{cite book |title=Sleep deprivation |url=https://books.google.com/books?id=EaGWMXsR5XYC&pg=PA183 |last=Kushida |publisher=Informa Health Care |year=2005 |pages=1–2 |isbn=978-0-8247-5949-0}}</ref> Kekurangan tidur total dalam jangka panjang telah menyebabkan kematian pada hewan laboratorium.<ref>{{Cite journal |vauthors=Rechtschaffen A, Bergmann B|doi=10.1016/0166-4328(95)00020-T |title=Sleep deprivation in the rat by the disk-over-water method |year=1995 |journal=Behavioural Brain Research |volume=69 |pages=55–63 |pmid=7546318 |issue=1–2 |s2cid=4042505 }}</ref>


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 8 Mei 2023 01.01

Kurang tidur
Informasi umum
SpesialisasiSleep medicine Sunting ini di Wikidata
PenyebabInsomnia, sleep apnea, pemaksaan sukarela (sekolah, pekerjaan), gangguan mood
Aspek klinis
Gejala dan tandaKurang tidur, kualitas tidur rendah, memori buruk, kelelahan
KomplikasiKecelakaan mobil dan kecelakaan kerja, penambahan berat badan, penyakit kardiovaskular
PerawatanHigiene tidur, terapi bicara, kafein (untuk meningkatkan kewaspadaan), pil tidur

Kurang tidur, juga dikenal sebagai insufisiensi tidur atau sulit tidur, adalah kondisi tidak mendapatkan durasi dan/atau kualitas tidur yang memadai untuk mendukung kewaspadaan, kinerja, dan kesehatan yang layak. Kondisi ini bisa bersifat kronis maupun akut dan dapat sangat bervariasi tingkat keparahannya.

Kurang tidur akut adalah ketika seseorang tidur kurang dari biasanya atau tidak tidur sama sekali untuk waktu yang singkat–biasanya berlangsung satu sampai dua hari. Kurang tidur kronis berarti ketika seorang individu secara rutin tidur kurang dari jumlah yang optimal untuk fungsi yang ideal. Kekurangan tidur kronis sering disalahartikan dengan istilah insomnia. Meskipun defisiensi tidur kronis dan insomnia sama-sama mengalami penurunan kuantitas dan/atau kualitas tidur serta gangguan fungsi, perbedaannya terletak pada kemampuan untuk tertidur. Orang yang kurang tidur dapat tertidur dengan cepat jika mereka memang ingin tidur, sementara mereka yang menderita insomnia mengalami kesulitan untuk tertidur.[1]

Keadaan pembatasan tidur kronis berdampak buruk pada otak dan fungsi kognitif.[2] Namun, dalam beberapa kasus, kurang tidur secara paradoks dapat menyebabkan peningkatan energi dan kewaspadaan serta peningkatan suasana hati; meskipun konsekuensi jangka panjangnya tidak pernah dievaluasi, kurang tidur bahkan telah digunakan sebagai pengobatan untuk depresi.[3][4]

Beberapa penelitian telah membandingkan efek dari kurang tidur total akut dan pembatasan tidur parsial kronis.[2] Tidak tidur sama sekali dalam waktu lama jarang ditemui pada manusia (kecuali jika mereka menderita insomnia fatal atau masalah khusus yang disebabkan oleh pembedahan); tampaknya microsleep singkat hampir selalu dialami oleh orang yang kurang tidur.[5] Kekurangan tidur total dalam jangka panjang telah menyebabkan kematian pada hewan laboratorium.[6]

Referensi

  1. ^ International Classification of Sleep Disorders (edisi ke-3). Darien, IL: American Academy of Sleep Medicine. 2014. 
  2. ^ a b Alhola, Paula; Päivi Polo-Kantola (October 2007). "Sleep deprivation: Impact on cognitive performance". Neuropsychiatr. Dis. Treat. 3 (5): 553–567. PMC 2656292alt=Dapat diakses gratis. PMID 19300585. Although both conditions [total and partial SD] induce several negative effects including impairments in cognitive performance, the underlying mechanisms seem to be somewhat different. 
  3. ^ Nykamp K, Rosenthal L, Folkerts M, Roehrs T, Guido P, Roth, T (September 1998). "The effects of REM sleep deprivation on the level of sleepiness/alertness". Sleep. 21 (6): 609–614. doi:10.1093/sleep/21.6.609alt=Dapat diakses gratis. PMID 9779520. 
  4. ^ Riemann D, Berger M, Voderholzer U (July–August 2001). "Sleep and depression - results from psychobiological studies: an overview". Biological Psychology. 57 (1–3): 67–103. doi:10.1016/s0301-0511(01)00090-4. PMID 11454435. 
  5. ^ Kushida (2005). Sleep deprivation. Informa Health Care. hlm. 1–2. ISBN 978-0-8247-5949-0. 
  6. ^ Rechtschaffen A, Bergmann B (1995). "Sleep deprivation in the rat by the disk-over-water method". Behavioural Brain Research. 69 (1–2): 55–63. doi:10.1016/0166-4328(95)00020-T. PMID 7546318.