Lompat ke isi

Penyakit panas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sigit Jati (bicara | kontrib)
k Merapikan artikel
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Type 14 Za (bicara | kontrib)
k Perbaikan paragraf pembuka.
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{rapikan}}
'''Penyakit panas''' atau penyakit yang berhubungan dengan panas adalah spektrum gangguan akibat paparan panas lingkungan. Ini termasuk kondisi minor, seperti keram panas, sinkop panas, dan panas kelelahan serta kondisi yang lebih parah yang dikenal sebagai strok panas.
'''Penyakit panas''' atau penyakit yang berhubungan dengan panas adalah berbagai jenis gejala yang terjadi akibat paparan panas lingkungan. Penyakit panas mencakup gejala ringan, seperti keram panas, sinkop panas, dan kelelahan akibat panas serta kondisi yang lebih parah yang dikenal sebagai strok panas.


Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan obat yang memicu penyakit panas, penyesuaian kondisi panas secara bertahap, dan ketersediaan cairan berupa air maupun minum elektrolit.
Klasifikasi penyakit panas yaitu

== Klasifikasi ==
Penyakit panas mencakup beberapa gejala atau penyakit berikut:


* Panas strok - Ditetapkan oleh suhu tubuh lebih besar dari 40°C (104°F) akibat paparan panas lingkungan dengan kurangnya termoregulasi. Gejalanya, antara lain, kulit kering, cepat, pulsa yang kuat, dan pusing.
* Panas strok - Ditetapkan oleh suhu tubuh lebih besar dari 40°C (104°F) akibat paparan panas lingkungan dengan kurangnya termoregulasi. Gejalanya, antara lain, kulit kering, cepat, pulsa yang kuat, dan pusing.

Revisi per 17 Mei 2023 07.03

Penyakit panas atau penyakit yang berhubungan dengan panas adalah berbagai jenis gejala yang terjadi akibat paparan panas lingkungan. Penyakit panas mencakup gejala ringan, seperti keram panas, sinkop panas, dan kelelahan akibat panas serta kondisi yang lebih parah yang dikenal sebagai strok panas.

Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan obat yang memicu penyakit panas, penyesuaian kondisi panas secara bertahap, dan ketersediaan cairan berupa air maupun minum elektrolit.

Klasifikasi

Penyakit panas mencakup beberapa gejala atau penyakit berikut:

  • Panas strok - Ditetapkan oleh suhu tubuh lebih besar dari 40°C (104°F) akibat paparan panas lingkungan dengan kurangnya termoregulasi. Gejalanya, antara lain, kulit kering, cepat, pulsa yang kuat, dan pusing.
  • Panas kelelahan - Bisa prekursor heatstroke; gejala termasuk berkeringat berat, napas cepat dan cepat, lemah pulsa.
  • Panas sinkop - Pingsan sebagai akibat dari overheating.
  • Edema panas
  • Keram panas - nyeri otot yang terjadi selama latihan berat dalam cuaca panas.
  • Ruam panas - Iritasi kulit dari keringat berlebihan.
  • Panas tetani - Biasanya hasil dari jangka pendek stres dalam panas yang hebat.

Gejala mungkin termasuk hiperventilasi, masalah pernapasan, mati rasa atau kesemutan, atau kejang otot.

Pencegahan

  • Hindari konsumsi/pemakaian obat yang dapat meningkatkan risiko penyakit panas (misalnya antihipertensi, diuretik, dan antikolinergik)
  • Pastikan asupan cairan dan elektrolit cukup.
  • Pakai topi untuk mengurangi dampak panas

Pengobatan

Pada tingkat ringan, dapat diobati dengan memasukkan cairan melalui mulut. Pada tingkat yang lebih signifikan, penyemprotan dengan kabut dan menggunakan kipas angin berguna menurunkan suhu. Bagi mereka dengan penyakit parah menempatkan mereka di air hangat disarankan jika mungkin dengan transportasi ke rumah sakit.

Epidemiologi

Penyakit panas menyumbang 2% kematian saat berolahraga.[1] Antara 1999 dan 2003, Amerika Serikat memiliki total 3.442 kematian akibat penyakit panas. Mereka yang bekerja di luar rumah berada pada risiko tertentu untuk penyakit panas, meskipun orang-orang yang bekerja di ruang tertutup-dingin juga berisiko terkena juga. Antara 1992 dan 2006, 423 pekerja meninggal karena penyakit panas di Amerika Serikat.[2]

Referensi

  1. ^ Yeargin, SW; Kerr, ZY; Casa, DJ; Djoko, A; Hayden, R; Parsons, JT; Dompier, TP (August 2016). "Epidemiology of Exertional Heat Illnesses in Youth, High School, and College Football". Medicine and science in sports and exercise. 48 (8): 1523–9. doi:10.1249/mss.0000000000000934. PMID 27433959. 
  2. ^ Jacklitsch, Brenda L. (June 29, 2011). "Summer Heat Can Be Deadly for Outdoor Workers". NIOSH: Workplace Safety and Health. Medscape and NIOSH. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 4, 2012. 

Pranala luar