Amy Ukays: Perbedaan antara revisi
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Underlinked|date=November 2022}} |
{{Underlinked|date=November 2022}} |
||
{{Tanpa referensi|date=Oktober 2019}}{{berbunga-bunga}}{{infobox orang}} |
{{Tanpa referensi|date=Oktober 2019}}{{berbunga-bunga}}{{infobox orang}} |
||
'''Azmi bin Hassan''' juga dikenal dengan '''Amy Ukays''' ({{lahirmati||1|12| |
'''Azmi bin Hassan''' juga dikenal dengan '''Amy Ukays''' ({{lahirmati||1|12|1971}}) adalah seorang pengarang musik, penerbit, komposer, DJ, pengacara, pemusik dan penyanyi. Amy berasal dari Batu Pahat, Johor. Dia dilahirkan pada di Kampung Parit Laman, Parit Sulong, Batu Pahat, Johor. |
||
== Hobi == |
== Hobi == |
Revisi per 26 Mei 2023 12.48
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini ditulis dengan gaya bahasa yang berbunga-bunga atau dengan nada yang sangat memuji subjek artikel sehingga dapat tidak sesuai dengan prinsip kenetralan Wikipedia. Wikipedia bukanlah tempat untuk mempopulerkan subjek artikel. |
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 1r Desember 1971 (52 tahun) Distrik Batu Pahat |
Kegiatan | |
Pekerjaan | penyanyi |
Periode aktif | 1985 – |
Instrumen | Vokal |
Azmi bin Hassan juga dikenal dengan Amy Ukays (lahir 1 Desember 1971) adalah seorang pengarang musik, penerbit, komposer, DJ, pengacara, pemusik dan penyanyi. Amy berasal dari Batu Pahat, Johor. Dia dilahirkan pada di Kampung Parit Laman, Parit Sulong, Batu Pahat, Johor.
Hobi
Azmi Hassan atau Amy Ukays mulai menunjukkan minat pada seni musik di kelas 3 ketika dia terlibat dalam kegiatan sekolah seperti menyanyi, bernyanyi, dan berakting di sekolah. Instrumen pertama yang dimainkan adalah perekam. Pada usia 12 ia mulai menunjukkan minat bermain gitar, terutama ketika bersama teman-temannya. Dia juga akan bolos sekolah dan bermain gitar di kebun kelapa sawit keluarganya. Selain itu, ia diberi hadiah gitar oleh penduduk Indonesia di Malaysia, yang meningkatkan minatnya dalam memainkan alat musik. Namun, minatnya tidak disukai oleh kedua orang tuanya yang ingin dia fokus pada pendidikannya. Akibatnya, dia berulang kali diperkosa dan dimarahi oleh ibunya. Tidak hanya itu, alat musik apa pun yang dimilikinya akan dihancurkan dan dibakar.
Meskipun demikian, ia adalah seorang sarjana yang brilian dan berhasil lulus dengan Certificate in Education (SRP) atau juga dikenal sebagai Penilaian Sekunder (PMR).[berlebihan] Dia terkejut dengan prestasinya tetapi dia tidak senang berada di kelas 4. Dia akhirnya putus sekolah. Setelah itu, ia mendirikan beberapa kelompok di desa bersama teman-temannya. Di mana mereka menentang diri mereka pada pernikahan dan upacara formal.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar