Lompat ke isi

Parna: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 3: Baris 3:


== Silsilah ==
== Silsilah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Toba-Batak-paarden te Pangoeroean TMnr 10013532.jpg|300px|jmpl|[[Pangururan, Samosir|Pangururan]] sebagai salah satu pusat perniagaan.]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Toba-Batak-paarden te Pangoeroean TMnr 10013532.jpg|300px|jmpl|Pangururan sebagai salah satu pusat perniagaan.]]
Ada dua cabang utama leluhur marga-marga Batak, yakni [[Guru Tatea Bulan]] dan [[Raja Isumbaon]]. Raja Isumbaon merupakan penguasa awal daerah [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], yang dahulu disebut sebagai ''Tano Sumba'' ([[bahasa Indonesia]]: tanah Sumba).
Ada dua cabang utama leluhur marga-marga Batak, yakni [[Guru Tatea Bulan]] dan [[Raja Isumbaon]]. Raja Isumbaon merupakan penguasa awal daerah [[Pangururan, Samosir|Pangururan]], yang dahulu disebut sebagai ''Tano Sumba'' (bahasa [[bahasa Indonesia|Indonesia]]: Tanah Sumba).


Raja Isumbaon memiliki keturunan bernama Tuan Sorimangaraja. Tuan Sorimangaraja memperistri Si Boru Anting Sabungan yang berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan. Dari Si Boru Anting Sabungan, Tuan Sorimangaraja memperanakkan Si Ambaton yang bergelar Tuan Sorbadijulu. Tuan Sorbadijulu merupakan induk dari kelompok marga yang kemudian dikenal sebagai Parna. Tuan Sorbadijulu digelari pula dengan nama ibunya, yaitu Nai Ambaton, menjadi Raja Nai Ambaton.
Raja Isumbaon memiliki keturunan bernama Tuan Sori Mangaraja. Tuan Sori Mangaraja memperistri Si Boru Anting Sabungan yang berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan. Dari Si Boru Anting Sabungan, Tuan Sorimangaraja memperanakkan Si Ambaton yang bergelar Tuan Sorba Di Julu. Tuan Sorba Di Julu merupakan induk dari kelompok marga yang kemudian dikenal sebagai Parna. Tuan Sorba Di Julu digelari pula dengan nama ibunya, yaitu Nai Ambaton, menjadi Raja Nai Ambaton.


== Daftar marga ==
== Daftar marga ==

Revisi per 7 Juni 2023 11.15

Samosir bagian barat hingga utara merupakan wilayah awal persebaran marga-marga Parna.

Pomparanni Raja Nai Ambaton (Surat Batak: ᯇᯔᯬ᯲ᯇᯒᯉ᯲ᯉᯪᯒᯐᯉᯤᯀᯔ᯲ᯅᯖᯉᯬ᯲; terjemahan: Keturunan Raja Nai Ambaton; lebih dikenal dengan akronim Parna) adalah sebuah kelompok marga Batak yang terdiri dari marga-marga keturunan Tuan Sorba Di Julu. Daerah penyebaran awal marga-marga keturunan Tuan Sorba Di Julu adalah Samosir bagian barat hingga utara.[1]

Silsilah

Pangururan sebagai salah satu pusat perniagaan.

Ada dua cabang utama leluhur marga-marga Batak, yakni Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Raja Isumbaon merupakan penguasa awal daerah Pangururan, yang dahulu disebut sebagai Tano Sumba (bahasa Indonesia: Tanah Sumba).

Raja Isumbaon memiliki keturunan bernama Tuan Sori Mangaraja. Tuan Sori Mangaraja memperistri Si Boru Anting Sabungan yang berasal dari keturunan Guru Tatea Bulan. Dari Si Boru Anting Sabungan, Tuan Sorimangaraja memperanakkan Si Ambaton yang bergelar Tuan Sorba Di Julu. Tuan Sorba Di Julu merupakan induk dari kelompok marga yang kemudian dikenal sebagai Parna. Tuan Sorba Di Julu digelari pula dengan nama ibunya, yaitu Nai Ambaton, menjadi Raja Nai Ambaton.

Daftar marga

Pertunjukan Si Gale Gale yang dilestarikan oleh populasi marga-marga Parna di Simanindo, Samosir.

Beberapa marga Batak yang termasuk ke dalam rumpun marga Parna, yaitu:

  1. Dalimunte (melalui Munte Tua)
  2. Haromunthe (melalui Munte Tua)
  3. Manihuruk (melalui Raja Sitempang)
  4. Munte (melalui Munte Tua)
  5. Nadeak (melalui Saragi Tua)
  6. Napitu (melalui Tamba Tua)
  7. Rumahorbo (melalui Tamba Tua)
  8. Saing (melalui Saragi Tua)
  9. Siadari (melalui Tamba Tua)
  10. Siallagan (melalui Tamba Tua)
  11. Siambaton
  12. Sidabalok (melalui Tamba Tua)
  13. Sidabungke (melalui Tamba Tua)
  14. Sidabutar (melalui Tamba Tua)
  15. Sidauruk (melalui Raja Sitempang)
  16. Sigalingging (melalui Raja Sitempang)
  17. Sijabat (melalui Tamba Tua)
  18. Simalango (melalui Saragi Tua)
  19. Simarmata (melalui Saragi Tua)
  20. Simbolon (melalui Simbolon Tua)
  21. Sitanggang (melalui Raja Sitempang)
  22. Sitio (melalui Tamba Tua)
  23. Tamba (melalui Tamba Tua)
  24. Turnip (melalui Tamba Tua)

Referensi

  1. ^ Vergouwen, J. C. (1964). "The Social Organisation and Customary Law of the Toba-Batak of Northern Sumatra". doi:10.1007/978-94-015-1035-6.