Sjarif Usman: Perbedaan antara revisi
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Sjarif_Usman.jpg|jmpl|Sjarif Usman]] |
[[Berkas:Sjarif_Usman.jpg|jmpl|Sjarif Usman]] |
||
Kolonel '''Sjarif Usman''' (lahir 17 Juni 1919 di [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]]) adalah pejuang kemerdekaan dan politikus Indonesia pada masa [[Orde Lama]]. Ia merupakan [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1956–1959|anggota DPR-RI periode 1956–1959]] dari [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] mewakili daerah Jakarta.<ref name=":1">{{cite book|first=Parlaungan|date=1956|title=Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia|publisher=C.V Gita|pages=187-188|url-status=live}}</ref> Ia |
Kolonel '''Sjarif Usman''' (lahir 17 Juni 1919 di [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]]) adalah pejuang kemerdekaan dan politikus Indonesia pada masa [[Orde Lama]]. Ia merupakan [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1956–1959|anggota DPR-RI periode 1956–1959]] dari [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Partai Masyumi]] mewakili daerah Jakarta.<ref name=":1">{{cite book|first=Parlaungan|date=1956|title=Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia|publisher=C.V Gita|pages=187-188|url-status=live}}</ref> Ia dikenal sebagai orator ulung dari Partai Masyumi bersama [[Mohammad Isa Anshary|Isa Anshary]].<ref>{{Cite book|last=Saidi|first=Ridwan|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=bWRwAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22SyARIF+USMAN%22+masyumi&q=%22SyARIF+USMAN%22+masyumi&hl=id|title=Islam dan nasionalisme Indonesia|publisher=LSIP|language=id}}</ref> Setelah hengkang dari politik, ia memimpin Yayasan Ibnu Chaldun yang menaungi [[Universitas Ibnu Chaldun]].<ref name=":0">{{Cite book|date=1969|url=https://books.google.com/books?id=CdHnAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Sjarif+Usman%22&q=%22Sjarif+Usman%22&hl=id|title=Mingguan Djaja|publisher=Pembangunan Ibu Kota Djakarta Raya.|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1977|url=https://books.google.com/books?id=0AsKEdlCrWoC&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22SJARIF+USMAN%22&q=%22SJARIF+USMAN%22&hl=id|title=The World of Learning 1977-78|publisher=Europa|isbn=978-0-905118-13-0|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=Djohan|first=Bahder|date=1980|url=https://books.google.com/books?id=UNMLAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22sjarif+usman%22&q=%22sjarif+usman%22&hl=id|title=Bahder Djohan, pengabdi kemanusiaan|publisher=Gunung Agung|language=id}}</ref> |
||
Sjarif Usman merupakan perwira militer keluaran [[Giyugun]] pada masa [[pendudukan Jepang di Sumatra Barat]].<ref>{{Cite book|last=Joenoes|first=Marah|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=mG9xAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22menyerang+sebuah+batalion+Jepang+di+Payokumbuah%22&q=%22menyerang+sebuah+batalion+Jepang+di+Payokumbuah%22&hl=id|title=Mr. H. Sutan Mohammad Rasjid: perintis kemerdekaan, Mahaputra Adipradana, mantan Gubernur Militer Sumatera Tengah, mantan Duta Besar RI di Roma, pejuang tangguh, berani, dan jujur|publisher=Mutiara Sumber Widya|language=id}}</ref> Pada awal kemerdekaan, ia memimpin satuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Solok. Setelah itu, ia memimpin Resimen I [[Divisi IX Banteng|Divisi IX]] yang berkedudukan di Bukittinggi dan membawahi empat batalyon, yakni Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Pasaman.<ref>{{Cite book|last=Zed|first=Mestika|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=1KtuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Sjarif+oesman%22+%22resimen+I%22&q=%22Sjarif+oesman%22+%22resimen+I%22&hl=id|title=Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-721-2|language=id}}</ref> Pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]], ia memimpin Legiun Sjahid hasil penggabungan satuan lasykar di [[Sumatra Tengah]], tindak lanjut dari Dekrit Presiden No. 3 Tahun 1947.<ref>{{Cite book|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=Ab1wAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA18&dq=%22Sjarif+Usman%22&hl=id|title=Pejuang kemerdekaan Sumbar-Riau: pengalaman tak terlupakan|publisher=Yayasan Pembangunan Pejuang 1945 Sumatra Tengah|language=id}}</ref> |
Sjarif Usman merupakan perwira militer keluaran [[Giyugun]] pada masa [[pendudukan Jepang di Sumatra Barat]].<ref>{{Cite book|last=Joenoes|first=Marah|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=mG9xAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22menyerang+sebuah+batalion+Jepang+di+Payokumbuah%22&q=%22menyerang+sebuah+batalion+Jepang+di+Payokumbuah%22&hl=id|title=Mr. H. Sutan Mohammad Rasjid: perintis kemerdekaan, Mahaputra Adipradana, mantan Gubernur Militer Sumatera Tengah, mantan Duta Besar RI di Roma, pejuang tangguh, berani, dan jujur|publisher=Mutiara Sumber Widya|language=id}}</ref> Pada awal kemerdekaan, ia memimpin satuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Solok. Setelah itu, ia memimpin Resimen I [[Divisi IX Banteng|Divisi IX]] yang berkedudukan di Bukittinggi dan membawahi empat batalyon, yakni Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Pasaman.<ref>{{Cite book|last=Zed|first=Mestika|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=1KtuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Sjarif+oesman%22+%22resimen+I%22&q=%22Sjarif+oesman%22+%22resimen+I%22&hl=id|title=Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-721-2|language=id}}</ref> Pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]], ia memimpin Legiun Sjahid hasil penggabungan satuan lasykar di [[Sumatra Tengah]], tindak lanjut dari Dekrit Presiden No. 3 Tahun 1947.<ref>{{Cite book|date=2001|url=https://books.google.com/books?id=Ab1wAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA18&dq=%22Sjarif+Usman%22&hl=id|title=Pejuang kemerdekaan Sumbar-Riau: pengalaman tak terlupakan|publisher=Yayasan Pembangunan Pejuang 1945 Sumatra Tengah|language=id}}</ref> |
Revisi per 16 Juni 2023 09.55
Kolonel Sjarif Usman (lahir 17 Juni 1919 di Muaro Paneh) adalah pejuang kemerdekaan dan politikus Indonesia pada masa Orde Lama. Ia merupakan anggota DPR-RI periode 1956–1959 dari Partai Masyumi mewakili daerah Jakarta.[1] Ia dikenal sebagai orator ulung dari Partai Masyumi bersama Isa Anshary.[2] Setelah hengkang dari politik, ia memimpin Yayasan Ibnu Chaldun yang menaungi Universitas Ibnu Chaldun.[3][4][5]
Sjarif Usman merupakan perwira militer keluaran Giyugun pada masa pendudukan Jepang di Sumatra Barat.[6] Pada awal kemerdekaan, ia memimpin satuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Solok. Setelah itu, ia memimpin Resimen I Divisi IX yang berkedudukan di Bukittinggi dan membawahi empat batalyon, yakni Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Pasaman.[7] Pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, ia memimpin Legiun Sjahid hasil penggabungan satuan lasykar di Sumatra Tengah, tindak lanjut dari Dekrit Presiden No. 3 Tahun 1947.[8]
Ia aktif menuangkan pemikirannya dengan menulis di beberapa majalah Islam, terutama dalam katiannya dengan ketentaraan, seperti dalam majalah Penoentoen Perdjoeangan.[1] Selepas penyerahan kedaulatan, Sjarif Usman terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Masyumi dan diserahi tugas memimpin Bagian Penerangan. Ia juga memimpin majalah bulanan Suara Masyumi.[1] Pada 1954, ia bersama sejumlah tokoh Masyumi mendirikan Front Anti Komunis yang bertujuan menumpas komunisme di seluruh lapisan masyarakat.[9][10] Dalam bukunya yang terbit pada 1955, ia memberikan penilaian untuk sebaiknya membubarkan PKI setelah Peristiwa Madiun.[11]
Semasa duduk di DPR-RI, Sjarif menjabat sebagai Ketua Seksi Pertahanan Parlemen.[12][13] Setelah Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno, ia memimpin Panitia Rehabilitasi Masyumi dengan dukungan berbagai organisasi kemayarakatan Islam yang belum berafiliasi kepada sesuatu partai politik.[14]
Kehidupan awal dan pribadi
Setelah mengenyam pendidikan dasar, ia masuk ke Islamic Collage di Padang. Ia melanjutkan studi di Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) Batavia dan Jurusan Ekonomi Akademi Nasional.[1][15]
Mula-mula, ia bekerja sebagai guru Schakelschool dan Sekolah Persatuan Muslim di Jakarta. Setelah itu, ia pulang ke Padang dan menjadi Direktur Sekolah Dagang Menengah Taman Asia.[1]
Sjarif Usman menikah dengan Hawaniar, asal Jorong Galuang, Nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam. Salah seorang anaknya yakni Lily Sjarif, penyanyi Minang legendaris yang menjadi istri Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti.[3] Adapun di antara cucunya, yakni Bunga Citra Lestari, seorang penyanyi dan aktris.[16]
Karya
- Bahaja Merah di Indonesia (bersama Mohammad Isa Anshary dan Jusuf Wibisono)[9]
- Mengapa Rakyat Indonesia mendukung Presiden Suharto?
- Islam Membangun Dunia dengan Peradaban yang Sempurna
- Hendak Kemana Nasionalisme Asia? (dua julid)
- Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam
- Tatanegara Republik Indonesia
- Konsepsi Asasi Tatanegara Islam (terjemahan)
Referensi
- ^ a b c d e Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia. C.V Gita. 1956. hlm. 187–188.
- ^ Saidi, Ridwan (1995). Islam dan nasionalisme Indonesia. LSIP.
- ^ a b Mingguan Djaja. Pembangunan Ibu Kota Djakarta Raya. 1969.
- ^ The World of Learning 1977-78 (dalam bahasa Inggris). Europa. 1977. ISBN 978-0-905118-13-0.
- ^ Djohan, Bahder (1980). Bahder Djohan, pengabdi kemanusiaan. Gunung Agung.
- ^ Joenoes, Marah (2001). Mr. H. Sutan Mohammad Rasjid: perintis kemerdekaan, Mahaputra Adipradana, mantan Gubernur Militer Sumatera Tengah, mantan Duta Besar RI di Roma, pejuang tangguh, berani, dan jujur. Mutiara Sumber Widya.
- ^ Zed, Mestika (2001). Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang. Pustaka Sinar Harapan. ISBN 978-979-416-721-2.
- ^ Pejuang kemerdekaan Sumbar-Riau: pengalaman tak terlupakan. Yayasan Pembangunan Pejuang 1945 Sumatra Tengah. 2001.
- ^ a b Fauzan, Pepen Irpan (2019-07-01). Negara Pancasila vis-a-vis Negara Islam: Pemikiran Politik M. Natsir dan M. Isa Anshary (1945-1960). STAIPI Garut Press. ISBN 978-623-90066-5-5.
- ^ Aidit, D. N. (1959). Pilihan tulisan. Jajasan Pembaruan.
- ^ "Arsip Tulisan 1953 Tentang Pemberontakan PKI Madiun". Republika Online. 2020-10-02. Diakses tanggal 2023-06-13.
- ^ Tantangan dan rongrongan terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa: kasus PRRI. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1992.
- ^ Noer, Deliar (1987). Partai Islam di pentas nasional, 1945-1965. Grafitipers.
- ^ Hakiem, Lukman. Dari Panggung Sejarah Bangsa: Belajar dari Tokoh dan Peristiwa. Pustaka Al-Kautsar.
- ^ Noer, Deliar (1996). Aku bagian ummat, aku bagian bangsa: otobiografi Deliar Noer. Mizan.
- ^ https://twitter.com/bclsinclair/status/228439636643569664