Lompat ke isi

To Wana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Donovanpalu (bicara | kontrib)
→‎Keagamaan: Memperbaiki [[Keagamaan
Tag: menambah URL dengan parameter pelacak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10: Baris 10:
Suku To Wana sangat mempercayai adanya Tanoana, dan Tanoana Pae, ''Tanoana adalah jiwa atau roh orang yang sudah mati yaitu melalui Acara Mongkariang'', dan ''Tanoana Pae adalah jiwa atau roh yang memberikan kehidupan yaitu melalui metode Momota Pae (memetik padi) menggunakan Ani-ani (sejenis pisau kecil yg dilekatkan pada sebilah bambu) untuk memisahkan padi dari pohonnya'', oleh beberapa peneliti menilai cara dari suku To Wana dengan metode Momota Pae (memetik padi) adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan beras berkualitas yang mengandung protein terbaik untuk pertumbuhan manusia.
Suku To Wana sangat mempercayai adanya Tanoana, dan Tanoana Pae, ''Tanoana adalah jiwa atau roh orang yang sudah mati yaitu melalui Acara Mongkariang'', dan ''Tanoana Pae adalah jiwa atau roh yang memberikan kehidupan yaitu melalui metode Momota Pae (memetik padi) menggunakan Ani-ani (sejenis pisau kecil yg dilekatkan pada sebilah bambu) untuk memisahkan padi dari pohonnya'', oleh beberapa peneliti menilai cara dari suku To Wana dengan metode Momota Pae (memetik padi) adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan beras berkualitas yang mengandung protein terbaik untuk pertumbuhan manusia.


== Keagamaan ==
==Keagamaan==
Khusus di wilayah [[Sulawesi Tengah|Sulawesi bagian tengah (midden celebes)]] yaitu Wilayah [[Grup Poso-Tojo]] Istilah Toraja diciptakan [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk menamakan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] (Alfouren) yang masih beragama [[Lamoa|Lamoa (Tuhan PueMpalaburu)]], dan semua [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen) yang masih beragama [[Lamoa]] harus mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) dan bukan lagi [[Suku Bare'e|Bare'e]], tetapi walaupun begitu masih sangat banyak juga Suku Bare'e yang beragama [[Lamoa]] yang ikut Suku Bare'e yang beragama Islam (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang [[Belanda]] yang berkulit putih dan berambut kuning.


Adanya para [[Gelandangan]] dari wilayah [[Grup Poso-Tojo]] yang kemudian diistilahkan [[Belanda]] dengan istilah "[[Van Heiden Tot Christen]]"<ref>Van Heiden tot Christen, dari agama suku masuk agama kristen ''[https://opacperpus.sonobudoyo.com/index.php?p=show_detail&id=12735&keywords=]", Diakses 14 Mei 2023.</ref> yang kemudian disekolahkan di sekolah-sekolah [[Belanda]] yang ada di wilayah [[Grup Poso-Tojo]] untuk mempelajari tujuh "batu pemisahan" (Watu Mpoga'a) yang masih dapat ditemukan saat ini di [[Tentena]].{{sfn|Gobée|2007|p=3}}


Maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah [[Grup Poso-Tojo]] dibagi 2 Kelompok yaitu :
Setelah mempelajari Watu Mpoga'a<ref>DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) ''[http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/data-cagar-budaya-di-sulawesi-tengah-per-des-2014/]", Diakses 14 Mei 2023.</ref>, maka para gelandangan yang telah menjadi [[Umat Kristen]] tersebut mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah [[Grup Poso-Tojo]] yaitu berasal dari wilayah [[Wotu, Luwu Timur|Wotu]].<ref>{{cite book|author=Idwar Anwar|title=Ensiklopedi Sejarah Luwu|year=2005|publisher=Collaboration of Komunitas Kampung Sawerigading, Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, and Pemerintah Kabupaten Luwu Timur|isbn=979-98372-1-9}}</ref>

1. Bare’e, atau Suku Bare'e<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, De Namen of Stamenners ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 21 Juni 2023.</ref> (Bare’e-Stammen) yang beragama Islam (Mohammadisme), dan Suku Bare'e yang masih beragama [[Lamoa]] (Bertuhan PueMpalaburu), dan

2. Toraja (Toradja)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 6, Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 21 Juni 2023.</ref> yang Orang-orangnya diambil dari [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen) yang beragama [[Lamoa]], dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”, yang semua Toraja tersebut berasal dari wilayah wotu, luwu, yang sekarang wilayah dari [[Kabupaten Luwu Timur]], yang dijelaskan dalam buku "De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes" jilid 1 halaman 5, sub.bab Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen<ref>Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 30 Juni 2023.</ref>.

Tetapi perkembangannya [[Suku Bare'e]] yang beragama [[Lamoa]] lebih banyak yang ikut dengan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] yang ber[[agama islam]] karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 30 Juni 2023 03.01

To Wana adalah nama suku yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal dan yang terbanyak suku To Wana adalah tinggal di sebelah selatan dari Ampana sampai di gunung-gunung di hulu Sungai Bongka, propinsi Sulawesi Tengah, Suku To Wana adalah kehidupan Tradisional dari Suku Taa sebelum hidup secara moderen, dan Suku Taa adalah kehidupan Suku To Wana sebelum hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana.[1] Suku Taa dan Suku To Wana adalah berbahasa Taa karena tinggal dalam satu wilayah yaitu Wilayah To Rato Bongka.

Suku Bare'e di wilayah To Lage, To Tora'u, To Lalaeyo, dan To Rato Bongka telah banyak yang beragama Islam. Gunung di hulu Sungai Bongka, masih banyak masyarakat yang disebut To Wana. Namun, mereka tidak lebih seperti suku To Ampana, yang menolak semua peraturan dan paksaan di pegunungan. Tahun 1912 tempat tinggal suku To Wana mendekati pantai Teluk Tolo dan kemudian sampai di wilayah Morowali.

Suku To Wana termasuk wilayah To Rato Bongka yaitu Suku Bare'e Taa yang masuk wilayah dari Kerajaan Tojo, Raja Tojo saat itu tahun 1902 yaitu Lariu berulang kali meminta pasukan Kerajaan Tojo untuk berperang melawan To Wana karena menolak untuk dipindahkan. To Wana dikatakan sangat rajin bertani, sehingga selalu berpindah tempat tinggal untuk mencari lahan Pertanian yang baru dan sangat percaya kepada roh Tanoana.

Roh Tanoana (Jiwa Tanoana)[2]

Suku To Wana sangat mempercayai adanya Tanoana, dan Tanoana Pae, Tanoana adalah jiwa atau roh orang yang sudah mati yaitu melalui Acara Mongkariang, dan Tanoana Pae adalah jiwa atau roh yang memberikan kehidupan yaitu melalui metode Momota Pae (memetik padi) menggunakan Ani-ani (sejenis pisau kecil yg dilekatkan pada sebilah bambu) untuk memisahkan padi dari pohonnya, oleh beberapa peneliti menilai cara dari suku To Wana dengan metode Momota Pae (memetik padi) adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan beras berkualitas yang mengandung protein terbaik untuk pertumbuhan manusia.

Keagamaan

Khusus di wilayah Sulawesi bagian tengah (midden celebes) yaitu Wilayah Grup Poso-Tojo Istilah Toraja diciptakan Belanda untuk menamakan Suku Bare'e (Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), dan semua Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang masih beragama Lamoa harus mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) dan bukan lagi Bare'e, tetapi walaupun begitu masih sangat banyak juga Suku Bare'e yang beragama Lamoa yang ikut Suku Bare'e yang beragama Islam (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang Belanda yang berkulit putih dan berambut kuning.


Maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah Grup Poso-Tojo dibagi 2 Kelompok yaitu :

1. Bare’e, atau Suku Bare'e[3] (Bare’e-Stammen) yang beragama Islam (Mohammadisme), dan Suku Bare'e yang masih beragama Lamoa (Bertuhan PueMpalaburu), dan

2. Toraja (Toradja)[4] yang Orang-orangnya diambil dari Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang beragama Lamoa, dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”, yang semua Toraja tersebut berasal dari wilayah wotu, luwu, yang sekarang wilayah dari Kabupaten Luwu Timur, yang dijelaskan dalam buku "De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes" jilid 1 halaman 5, sub.bab Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen[5].

Tetapi perkembangannya Suku Bare'e yang beragama Lamoa lebih banyak yang ikut dengan Suku Bare'e yang beragama islam karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.

Referensi

  1. ^ Suku Bare'E dan Kerajaan Tojo (2017), [1], Diakses 7 Januari 2020.
  2. ^ Orang Pamona bukan Suku Bare'E (2017), [2][pranala nonaktif permanen], Diakses 7 Januari 2020.
  3. ^ De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, De Namen of Stamenners [3]", Diakses 21 Juni 2023.
  4. ^ De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 6, Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen [4]", Diakses 21 Juni 2023.
  5. ^ Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen [5]", Diakses 30 Juni 2023.