Lompat ke isi

Busr bin Artha'ah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Mohon artikelnya dihapus karena saya tidak mampu menyelesaikan artikelnya 🙏🙏🙏🙏😤😤
Tag: Pengembalian manual Dikembalikan halaman dengan galat skrip Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Baris 1: Baris 1:
{{db|1=pada awalnya saya menargetkan agar artikel ini begitu dibuat cepat selesai, tetapi semakin lama artikel ini tidak bisa selesai seperti yang saya harapkan ditambah referensi dan kalimatnya berantakan, jadi saya berharap artikelnya ini dihapus agar bisa dibuat ulang oleh pengguna yang kompeten}}
'''Abu Abdurrahman Busr bin Abi Artha'ah al-Amiri''' ({{lang-ar|أبو عبد الرحمن بسر بن أبي أرطأة}}) adalah seorang perawi [[hadis]] dan pemimpin [[pasukan]] di masanya.
'''Abu Abdurrahman Busr bin Abi Artha'ah al-Amiri''' ({{lang-ar|أبو عبد الرحمن بسر بن أبي أرطأة}}) adalah seorang perawi [[hadis]] dan pemimpin [[pasukan]] di masanya.



Revisi per 14 Juli 2023 08.33

Abu Abdurrahman Busr bin Abi Artha'ah al-Amiri (bahasa Arab: أبو عبد الرحمن بسر بن أبي أرطأة) adalah seorang perawi hadis dan pemimpin pasukan di masanya.

Asal usul

Busr berasal dari kabilah Bani Amir bin Lu'ay dari suku Quraisy, dari subkelompok Quraisy az-Zawahir yang tinggal di bagian pegunungan Makkah di Hijaz.[1] Ibnu Asakir mengatakan namanya adalah Busr bin Abi Artha'ah[a] dan nama ayahnya Abu Artha'ah Umair[b] bin Uwaimir bin Imran bin Al-Hulais bin Sayyar bin Nizar bin Mu'ish bin Amir bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar al-Amiri.[2] Ibnu Sa'ad dalam kitab Ath-Thabaqat al-Kubra menyebutkan nama ibu Busr adalah Zainab binti Al-Abrash bin Al-Hulais bin Sayyar yang juga merupakan keturunan Amir bin Lu'ay.[3] Busr lahir di Makkah sebelum Hijrah[4] atau pada tahun c. 625.[1]

Adz-Dzahabi mengatakan ia mendengar hadis dari Nabi Muhammad dan meriwayatkan doa yang dikenal dan berbunyi "Allahumma Ahsin Aaqibatanaa". Sementara Ahmad dan Yahya bin Ma'in mengatakan ia bukan sahabat Nabi.[5] Di antara tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadis darinya adalah Junadah bin Abi Umayyah, Ayyub bin Maisarah, dan Abu Rasyid al-Hubrani.[6] Kuniyah Busr adalah Abu Abdurrahman.[4]

Pada masa Kekhalifahan

Busr berpartisipasi dalam Penaklukan Suriah bersama dengan pasukan Khalid bin Walid pada tahun 634.[7] Menurut sejarawan Ahmad al-Baladzuri, setelah Khalid menyerang Ghassaniyah, yang merupakan sekutu dari Bizantium di Marj Rahith pada 24 April 634, ia mengirim Busr dan Habib bin Maslamah al-Fihri untuk menyerang desa-desa oasis Ghouta di sekitar Damaskus.[8]

Disebutkan bahwasanya Busr ikut serta dalam Penaklukan Mesir.[9] Dalam kitab Al-Isti'ab, Ibnu Abdil Barr menyebutkan bahwa para sejarawan berbeda pendapat tentang keikutsertaan Busr. Pendapat pertama mengatakan Busr termasuk diantara empat orang yang dikirim oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk membantu Amr bin Ash dalam menaklukan Mesir. Tiga lainnya adalah Zubair, Umair bin Wahab, dan Kharijah bin Hudzafah. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bukan Busr tetapi Miqdad. Tampaknya pendapat pertama yang benar. Sejarawan kemudian sepakat tentang keikutsertaan Miqdad dalam penaklukan Mesir.[10]

Menurut sejarawan Ibnu Abdul Hakam dan al-Bakri, pada 643/44, tatkala Amr mengepung kota pelabuhan Tripoli di barat laut Libya modern, ia mengirim Busr untuk menaklukan oasis Waddan (di Libya modern tengah) dengan ia menuntut upeti tahunan 360 budak.[11] Pada tahun 647/48, 648/49 atau 649/50 penerus Umar Khalifah Utsman bin Affan (berkuasa 644–656) mengirim Busr, bersama dengan banyak tokoh Muslim lainnya, sebagai bala bantuan kepada Abdullah bin Sa'ad, yang merupakan gubernur Mesir penerus Amr, untuk penyerangan terhadap wilayah Bizantium Eksarkatus Afrika (di wilayah Tunisia modern, disebut Ifriqiya oleh Muslim awal).[12] Kemudian pada akhir tahun 653, Busr memimpin angkatan laut Islam dalam upaya menyerang Konstantinopel dan berhasil mengalahkan angkatan laut Bizantium, akan tetapi penyerangan tersebut tidak dilanjutkan kembali karena kondisi cuaca yang buruk.[13]

Setelah Utsman dibunuh oleh pemberontak, Busr kemudian termasuk di antara syiah (pendukung) Muawiyah bin Abu Sufyan dan turut bersamanya di Pertempuran Shiffin dalam melawan Khalifah Ali bin Abi Thalib bersama pasukannya.[14] Muawiyah menempatkan Busr sebagai pemimpin pasukan belakang dan ia memimpin kontingen dari penduduk Damaskus.[15]

Selanjutnya pada tahun 44 H (antara 664–665 M), tepatnya pada masa Kekhalifahan Muawiyah, Busr kembali menyerang Bizantium pada musim panas lewat jalur darat.[13]

Kematian dan keturunan

Sejumlah literatur ulama Islam terdahulu menyatakan bahwa Busr meninggal di Madinah selama masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik (685–705),[16] termasuk ulama Ibnu Hajar al-'Asqalani yang menempatkan kematiannya di Damaskus pada tahun 86 H (705 M).[17]

Busr menikah dengan seorang ummu walad, dan dari hasil pernikahannya ia dikaruniai anak yang bernama Al-Walid.[18] Dari Al-Walid, Busr memiliki keturunan yang termasuk perawi hadis yang bernama Abu Abdul Malik Ahmad bin Ibrahim al-Busri al-Qurasyi (wafat 902).[19][c] Busr juga memiliki keturunan lain yang bernama Bakkar bin Abdullah bin Bakkar bin Al-Walid bin Busr dan Muhammad bin Al-Walid bin Abdul Hamid al-Busri.[21]

Catatan

  1. ^ Pendapat lain mengatakan namanya Busr bin Artha'ah
  2. ^ Pendapat lain mengatakan namanya Amr bukan Umair
  3. ^ Nama lengkap dan silsilah Abu Abdul Malik adalah Ahmad bin Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah bin Bakkar bin Abdul Malik bin Al-Walid bin Busr bin Abi Artha'ah al-Qurasyi al-Amiri.[20]

Referensi

  1. ^ a b Hasson, Isaac (2019) [2011]. "Busr b. Abī Arṭāt". Dalam Fleet, Kate; Krämer, Gudrun; Matringe, Denis; Nawas, John; Rowson, Everett. Salinan arsip. Encyclopaedia of Islam. 3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-15. Diakses tanggal 2020-11-14. 
  2. ^ Ibnu Asakir ad-Dimasyqi (2012). Musthafa Abdul Qadir Atha, ed. Tarikh Madinah Dimasyq 1-37 jilid 6 (dalam bahasa Arab). Dar Al Kotob Al Ilmiyah. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-30. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  3. ^ Ibnu Sa'ad. "Kitab Ath-Thabaqat al-Kubra - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 183. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-05. Diakses tanggal 2021-12-05. 
  4. ^ a b https://al-maktaba.org/book/12286/1080
  5. ^ "Siyar A'lam an-Nubala oleh Adz-Dzahabi - Busr bin Artha'ah". islamweb.net (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-16. Diakses tanggal 2021-11-29. 
  6. ^ https://al-maktaba.org/book/31912/1688
  7. ^ Lammens 1960, hlm. 1343.
  8. ^ Hitti 1916, hlm. 172.
  9. ^ Abdurrahman bin Ahmad bin Yunus 2000, hlm. 62.
  10. ^ Ibnu Abdil Barr 2010, hlm. 241.
  11. ^ Thiry 1995, hlm. 56.
  12. ^ Hitti 1916, hlm. 356.
  13. ^ a b Az-Zuhairi, Syaikh Abdul Aziz. Khairuddin Barbarossa: Pahlawan Islam Penguasa Lautan. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 118. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-30. Diakses tanggal 2021-11-29. 
  14. ^ Abdurrahman bin Ahmad bin Yunus 2000, hlm. 63.
  15. ^ Khalifah bin Khayyath al-Laitsi al-Ushfuri Abu Umar (1397). Akram Diya' al-'Umari, ed. Tarikh Khalifah bin Khayyath (dalam bahasa Arab) (edisi ke-3). Damaskus, Beirut: Dar Al-Qalam, Mu'asasah ar-Risalah. 
  16. ^ Lammens 1960, hlm. 1344.
  17. ^ Al-Mubarak 1997, hlm. 60, catatan 20.
  18. ^ Jamaluddin Al-Mizzi. Tahdzib al-Kamal fi Asma' ar-Rijal - jilid 4 (dalam bahasa Arab). IslamKotob. hlm. 60-61. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-06. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  19. ^ Elad 2003, hlm. 97–98.
  20. ^ Elad 2003, hlm. 98, catatan 221.
  21. ^ http://hadithtransmitters.hawramani.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%84%D9%8A%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%B9%D8%A8%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%85%D9%8A%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%B4%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A8/

Sumber