Lompat ke isi

Ferdinand Hutahaean: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ghostman Gendruwo (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 9: Baris 9:
| birth_place = [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]]
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
| occupation = [[Politikus|PoliTikus]] <br/> • [[Influencer|B
| occupation = [[Politikus|PoliTikus]]
| alma_mater = • [[Universitas Bung Karno]] ''(Drop Out)'' <br/>
| alma_mater = • [[Universitas Bung Karno]] ''(Drop Out)'' <br/>
• [[Universitas Terbuka]] ''(Sedang Semester 15)''
• [[Universitas Terbuka]] ''(Sedang Semester 15)''

Revisi per 16 Juli 2023 11.02

Ferdinand Hutahaean
Lahir18 September 1977
Sumatra Utara, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Nama lainSempak Merah
AlmamaterUniversitas Bung Karno (Drop Out)
Universitas Terbuka (Sedang Semester 15)
PekerjaanPoliTikus
Partai politikPartai Demokrat (Mei 2017 - Oktober 2020)
Partai Gerindra (Januari - Mei 2023)
PDI Perjuangan (Mei 2023 - sekarang)

Ferdinand Hutahean (lahir 18 September 1977) adalah seorang politikus Indonesia. Ia dikenal karena digugat karena membuat ujaran kebencian dengan cuitan "Allahmu lemah" yang ditujukan kepada Bahar bin Smith pada tahun 2022.[1]

Pada 2014, Ferdinand pernah menjadi pendukung Joko Widodo (Jokowi), bergabung dan menjadi Ketua DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden atau Bara JP. Di tahun yang sama, Ferdinand juga pernah mengikuti aksi mendukung Jokowi dengan membentangkan spanduk dari Balai Kota DKI Jakarta menuju Istana Kepresidenan. Ferdinand juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia.[2]

Pada 2017, Ferdinand memutuskan bergabung dengan Partai Demokrat dengan alasan kecewa dengan Jokowi karena dinilai tak menepati janji setelah menjadi presiden. Pada 2017-2020, Ferdinand menjabat sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat.[2]

Kemudian Ferdinand beralih jabatan sebagai Ketua Biro Energi dan Sumber Daya Mineral DPP Partai Demokrat. Ferdinand sempat menjadi sorotan pada 2018 karena ia keluar dari persidangan (walk out) saat Jokowi memberi sambutan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor. Alasan walk out tersebut karena Ferdinand tidak ingin mendengar pidato Jokowi. Pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, Ferdinand menjadi Jubir Direktorat Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.[2]

Pada 2019, Ferdinand sempat dituduh menggunakan gelar palsu dan mengatakan bahwa dirinya bukan orang yang punya tamatan tinggi. Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2019, Ferdinand pernah menjadi Calon Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Jawa Barat 5 namun kalah.[2]

Pada 2020, Ferdinand memutuskan mundur dari Partai Demokrat lantaran memiliki perbedaan prinsip dan cara pandang isu nasional dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ferdinand aktif memberikan kritikan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melalui akun Twitter pribadinya.[2]

Ferdinand mengaku menjadi mualaf pada 2017 namun dinyatakan masih beragama Kristen pada 2019.[3]

Referensi