Ilyas Ya'kub: Perbedaan antara revisi
k Merubah tata bahasa Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
Radarjatim (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan mengubah tempat lahir mengubah parameter nama di infobox Mengosongkan sebagian besar isi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}}{{tone}} |
{{rapikan}}{{tone}} |
||
{{Infobox Person |
{{Infobox Person |
||
|name = |
| name = Arisman Adi Tama |
||
|image |
| image = |
||
|imagesize = 200px |
| imagesize = 200px |
||
|caption = Potret |
| caption = Potret Arisman sebagai Pesepakbola Liga 3 Jawa Tengah Musim 2021 - 2023 |
||
|birth_date = {{Birth date| |
| birth_date = {{Birth date|2001|1|10}} |
||
|birth_place |
| birth_place = Macan Kumbang, [[Wonosobo, Jawa tengah|Indonesia]], [[Watumalang]], [[Wonosobo]] |
||
|death_date |
| death_date = {{-}} |
||
| death_place = - |
|||
|death_place = [[Koto Berapak, Bayang, Pesisir Selatan|Koto Barapak]], Bayang, Pesisir Selatan, [[Sumatra Barat]] |
|||
|nationality = [[Indonesia]] |
| nationality = [[Indonesia]] |
||
|occupation = [[ |
| occupation = [[Atlet]], [[Tokoh publik]], [[Pengusaha]] |
||
|known_for = [[Daftar |
| known_for = [[Daftar Atlet Sepak Bola Wonosobo{{!}}]] |
||
|spouse = |
| spouse = |
||
|children |
| children = - |
||
|parents |
| parents = - |
||
|religion = [[Islam]] |
| religion = [[Islam]] |
||
}} |
}} |
||
''' |
'''Arisman Adi Tama''' ('''Yumamo Tama'''; adalah seorang [[pesepakbola ]] dari [[Jawa tengah]]. Ia ditetapkan sebagai atlet melalui Debut pertama nya pada laga pramusim jawa tengah [[13 mei]] [[2021]]. |
||
== |
== Pesepakbola == |
||
[[Berkas: |
[[Berkas:Arisman.jpg|200px|jmpl|Potret Arisman Yumamo Aditama]] |
||
'''Arisman Adi tama''' adalah seorang Atlet dan pesilat [[Wonosobo]], Sejak dulu Arisman Menyukai sepak bola, arisman memulai awal latihan nya pada academy mahesa jenar muda kota SEMARANG, Awal Debutnya Arisman atau Yang biasa dikenal dengan nama lapangan YUMAMO ini, telah melakoni 114 laga secara keseluruhan, menjadi salah satu peraih Golden shaw ke 5 di jawa tengah, awal pra musim liga 3 beliau memperkuat barisan belakang PS ARDA JAYA SEMERU hingga musim depan, selesainya jadwal pra liga, Arisman di boyong haryanto untuk membela laskar mataram islam yaitu SURAKARTA UNITED setelah management AT Farmasi & FC UNSA Surakarta tidak mampu memberikan tawaran menggiurkan terhadap pemain berusia 21 tahun ini, hingga kiniJendral Lapangan barisan belakang telah mengabdi kepada Surakarta selama lebih dari 4 jadwal musim. |
|||
'''Ilyas Ya’kub''' adalah seorang ulama dan syaikhul Islam dari [[Minangkabau]], lulusan Mesir, diangkat menjadi pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia dengan SK-Mensos RI Nomor: Pol-61/PK/1968, tanggal 16 Desember 1968 dan dikukuhkan kembali dengan Keputusan Presiden RI (Kepres-RI) Nomor 074/TK/Tahun 1999 tanggal 13 Agustus 1999 serta dianugerahi tanda kehormatan [[Bintang Mahaputra Adipradana]] atas jasanya mempertahankan prinsip-perinsip kemerdekaan dari ancaman [[kolonialisme]] [[Belanda]] sekaligus menggerakkan kemerdekaan RI dengan risiko dibuang Belanda ke Digul (di [[Papua]] – Indonesia sekarang) serta beberapa tempat di Malaysia, Singapura, Brunei, Australia dll. Ia pernah memimpin mahasiswa Malaysia-Indonesia di Mesir, juga pendiri Partai Politik PERMI ([[Persatuan Muslim Indonesia]], 1932) berbasis pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Berkat kemampuan dan jasanya sebagai ulama, tokoh pendidikan dan politikus Islam di awal kemerdekaan (1948) ia dipercaya pada negeri yang Islam dan semangat Melayunya kuat sebagai Ketua DPR Provinsi [[Sumatra Tengah]] merangkap penasihat Gubernur. |
|||
== |
|||
== Seorang wartawan == |
|||
{{Arisman Yumamo Aditama}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
Perjuangan Ilyas Ya’kub sebagai ulama dan tokoh pendidikan Islam banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam. Ia juga pernah bekerja sebagai [[wartawan]] di samping berjuang mendirikan lembaga pers sejak masa pendidikan di perguruan tinggi di [[Timur Tengah]]. Sebagai politikus Islam yang gemilang, ia berjasa mewadahi Islam dan Kebangsaan[2] dengan parpol PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berbasis pada pendidikan Islam yang ia dirikan bersama teman seperjuangan. |
|||
⚫ | |||
Dengan profesinya sebagai wartawan dan penerbitan pers (pernah sebagai Pemimpin Redaksi ''[[Medan Rakyat]]'', 1 Februari 1931) serta politikus Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia itu, membuatnya tegas dan keras menentang prilaku imperialisme dan kolonialisme Belanda. Sepak terjangnya memperlihatkan karakteristik radikal positif justru mengangkat martabat dan integritas dirinya sebagai tokoh Islam (ulama) dan nasionalis yang kuat menentang penjajah, lalu di pihak Belanda menarik perhatian dan amat diperhitungkan sebagai tokoh Islam dan Nasional itu sekaligus dinyatakan sebagai musuh bebuyutan, lalu dengan segala cara Belanda akhirnya dapat menangkapnya dan dibuang bersama isterinya Tinur ke [[Boven Digul]] (dulu Irian Jaya, sekarang [[Papua]]) selama 10 tahun (1934 – 1944), ke Kali Bian Wantaka, ke [[Australia]], ke [[Kupang]], [[Timor]], ke [[Singapura]], ke [[Sarawak]] ([[Malaysia]]), ke [[Brunei Darussalam]], ke [[Labuan]], dll, sampai kembali ke tanah air bersama isteri dan 6 orang anaknya tahun 1946. |
|||
Apa yang melatari hidup Ilyas Ya’kub dan bagaimana perjuangannya lalu bagaimana akhir kehidupannya sebagai seorang tokoh Islam dan Nasionalis kuat di Indonesia, menarik untuk ditelusuri dalam kajian forum nadwah ulama nusantara (Asean) ini. |
|||
== Latar belakang keluarga == |
|||
Putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan suami-isteri Haji Ya’kub – Siti Hajir, Ilyas Ya’kub masa kecilnya belajar ilmu agama dengan kakeknya Syeikh Abdurrahman. Masa itu Bayang (daerah kelahirannya) masih merupakan sentra pendidikan Islam. Sebab sejak dahulu Bayang termasuk basis pengembangan Islam di [[Pantai Barat Sumatra]] berpusat di surau tua didirikan (awal 1666) oleh Syeikh Buyung Muda Puluikpuluik, salah seorang dari 6 ulama pengembang Islam di Indonesia seangkatan Syeikh [[Burhanuddin Ulakan]] Pariaman belajar dengan Syeikh [[Abdul Rauf Singkel]] di Aceh. Saat berkobarnya [[Perang Pauh]] (mulai 28 April 1666) surau ini juga menjadi basis perjuangan melawan Belanda. |
|||
Bayang sejak lama menjadi basis konsentrasi perjuangan rakyat Sumatra Barat melawan Belanda, tercatat perang Bayang berlangsung lebih satu abad (mulai [[7 Juni]] [[1663]], berakhir dengan [[Perjanjian Bayang 1771]]). Sejak itu Bayang melahirkan banyak ulama besar dan pejuang kemerdekaan dan Islam di pentas sejarah nasional, di antaranya Syeikh Muhammad Fatawi, [[Muhammad Jamil|Syekh Muhammad Jamil]] (tamatan [[Makkah]] 1876), Syeikh Muhammad Shamad (wafat di Makkah tahun 1876), Syeikh Bayang (Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi (1864 – 1923) penulis buku taraghub il rahmatillah yang oleh BJO Schrieke disebut sebagai kepustakaan pejuang abad ke-20 yang penuh moral, juga Syeikh Abdurrahman (kakek Ilyas Ya’cub), Syeikh Abdul Wahab (Inyiak Kacuang) dll. |
|||
Ayah Ilyas Ya’kub seorang pedagang kain dan hidup di lingkungan ulama, cukup memberi peluang dana dan motivasi bagi Ilyas Ya’kub untuk mengecap pendidikan lebih baik. Pertama ia mendapat pendidikan di ''Gouvernements Inlandsche School''. Tamat sekolah ia bekerja sebagai juru tulis selama dua tahun (1917 – 1919) di perusahaan tambang batu bara [[Ombilin]], [[Sawahlunto]]. Ia keluar dari perusahaan itu sebagai protes terhadap pimpinan perusahaan asing yang imperialisme dan kolonialisme yang kasar terhadap kaum buruh pribumi. |
|||
Sebagai kompensasi Ilyas Ya’kub memperdalam ilmu agama Ilyas Ya’kub kemudian belajar dengan Syekh Haji Abdul Wahab (Raichul Amar dalam Edwar, ed. 1981, baca juga skripsi Nirmawati, 1984). Gurunya (juga ayah dari isterinya Tinur) ini melihat Ilyas Ya’kub berbakat, lalu dibawa ke Mekah. Ketika berada di tanah suci itu, selesai menunaikan ibadah [[haji]], Ilyas berminat untuk menetap di sana guna memperdalam ilmu agamanya. Tahun 1923 ia punya kesempatan ke Mesir. Di sana ia memasuki sebuah universitas mulanya sebagai ''thalib mustami’'' (mahasiswa pendengar). |
|||
== Perjuangan == |
|||
Saat di Mesir Haji Ilyas Ya’kub ini aktif dalam berbagai organisasi dan partai politik di antaranya ''Hizb al-Wathan'' (partai tanah air) didirikan oleh [[Mustafa Kamal]] semakin membangkitkan semangat anti penjajah. Ia pernah pula menjabat sebagai ketua Perkumpulan Mahasiswa Indonesia dan Malaysia (PMIM) di Mesir. Selain itu ia juga fungsionaris wakil ketua organisasi sosial politik ''Jam’iyat al-Khairiyah'' dan ketua organisasi politik ''Difa` al-Wathan'' (Ketahanan Tanah Air). |
|||
Selain gerakan politik yang amat peduli dengan nasib bangsanya terjajah Belanda, Haji Ilyas Ya’kub di Mesir juga aktif menulis artikel dan dipublikasi pada berbagai Surat Kabar Harian di [[Kairo]]. Bersama temannya [[Muchtar Lutfi|Muchtar Luthfi]] ia mendirikan dan memimpin Majalah ''Seruan Al-Azhar'' dan majalah ''Pilihan Timur''. Majalah Seruan Al-Azhar adalah majalah bulanan mahasiswa sedangkan majalah Pilihan Timur adalah majalah politik. Kedua produk jusnalistik ini banyak dibaca mahasiswa Indonesia–Malaysia di Mesir ketika itu. |
|||
Gerakan Haji Ilyas Ya’kub dalam jurnalistik dan politik anti penjajah di Mesir, tercium oleh Belanda ketika itu. Melalui perwakilannya di Mesir, Belanda mencoba melunakkan sikap radikal Ilyas Ya’kub, tetapi gagal. Sejak itu Belanda semakin mengaris merah Ilyas Ya’kub tidak saja sebagai radikalis bahkan dicap sebagai ekstrimis dan musuhnya di Indonesia. |
|||
Ketika masih dalam ancaman Belanda, tahun 1929 Haji Ilyas Ya’kub kembali dari Mesir, memaksanya transit di Singapura kemudian nyasar berlabuh di [[Jambi]]. Di tanah air, ia menemui teman-temannya di Jawa yang bergerak dalam PNI dan PSI. Dari pengalaman dua partai temannya tadi (PNI dan [[Sarekat Islam|Partai Sarekat Islam]]) Ilyas Ya’kub berpikir, bahwa jiwa yang dimiliki kedua partai tersebut, yakni Islam dan kebangsaan adalah penting dikombinasikan, dikonversi dan dikonsolidasikan kemudian diwadahi dengan satu wadah yang representatif. Ternyata kemudian Haji Ilyas Ya’kub sekembali dari kunjungan ini tahun 1930 men-set up idenya: Islam dan kebangsaan dalam dua kegiatannya yakni bidang jurnalistik dan politik. Dalam bidang jurnalistik diwadahi dengan penerbitan pers yakni ''[[Medan Rakyat]]''. Dalam bidang politik ia bersama temannya Mukhtar Luthfi mendirikan wadah baru bernama PERMI ([[Persatuan Muslimin Indonesia]]) dengan asas Islam dan kebangsaan. Tujuannya menegakan Islam dan memperkuat wawasan kebangsaan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dengan dasar Islam dan kebangsaan ini, PERMI menjalankan sikap politik non kooperasi dan tak kenal kompromi dengan bangsa apapun yang kental punya prilaku imperialisme dan kolonialisme. Karena itu pula PERMI secara prinsipil mencap bahwa kapitalisme dan imperalisme merupakan penyebab penderitaan rakyat Indonesia. |
|||
PERMI pada awal mula bernama PMI (Partai Muslimin Indonesia) didirikan Haji Ilyas Ya’kub tahun 1930. PMI ini berbasis pada lembaga pendidikan Islam [[Sumatra Thawalib]] dan [[Diniyah School]]. Ide dasarnya, pemberdayaan sekolah agama dengan berbagai inovasi ke arah sistem modern, dimulai perbaikan kurikulum, sistem penjenjangan program dan lama masa pendidikan, memberi perlindungan kepada pelajar serta mengorganisasikan sekolah agama sebagai basis perjuangan kemerdekaan dan sentra pencerdasan bangsa dengan pengatahuan Islam dan kebangsaan. Beralasan kemudian PMI berambisi menambah jumlah sekolah agama dengan mendirikan sekolah baru dengan sistem modern, mulai dari tingkat pendidikan dasar (ibtidaiyah) sampai pendidikan tinggi (Al-Kulliyat). Di antara pendidikan tinggi, di [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Alang Laweh]], 12 Februari 1931 didirikan perguruan tinggi dalam bentuk college Islam untuk diploma A dan diploma B, bernama ''Al-Kulliyat Al-Islamiyah'', diselenggarakan intelektual jebolan Timur Tengah di antaranya [[Djanan Tajib|Janan Thaib]] (sebagai pimpinan), Syamsuddin Rasyid (''onder director'') dan Ilyas Ya’kub. Mahasiswa awal diterima lulusan Sumatra Thawalib, Diniyah School, [[Tarbiyah Islamiyah]], [[AMS]] (''Algemeene Middelbare School''), ''Schakel School'' dan lulusan sekolah tingkat menengah lainnya. |
|||
Tahun 1932 PMI mengadakan konsolidasi. Partai ini menyadari perjuangan Islam dan Kebangsaan perlu dikukuhkan baik internal maupun eksternal. Tantangan Masyarakat Islam Indonesia sebagai bagian dari Muslim Asean yang ketika itu (sejak abad ke-16) disebut dengan istilah Jawi, juga berpeluang berpikir pengembangan Islam tidak terlepas dari politik kekuasaan meskipun di wilayah konsentrasi Islam seperti di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, apalgi di wilayah minoritas Islam. Mari belajar konflik minoritas muslim [[Moro]] (sejak abad ke-19) dengan pemerintahan Filipina berbeda sedikit dengan Burma ([[Myanmar]]) perkembangan muslim relatif stabil sejak tahun 1930-han atau Singapura tahun 1932 sudah mendirikan Jam’iyat (Pesekutuan) Seruan Islam, apakah ini pengaruh Singapura pernah (tahun 1840) menjadi sentra pengembangan Tarekat [[Naqsyabandi]] yang dikembangkan Syeikh Ismail Simabur (Minangkabau) di kawasan Nusantara (Asean) menarik untuk diteliti dianalisis sintesis dengan fenomena terakhir (sejak tahun 1957) Muhammaddiyah telah pula berkembang di Singapura bersamaan dengan gerakan dakwah didukung ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) di Malaysia. Masih kurun itu (1932) kasus di belahan Nusantara (Asean) juga, Thailand yang tidak pernah dijajah misalnya, agama Negara yang diakui kekuasaan raja secara resmi adalah Buddha Trevada, namun kepada masyarakat Islam yang dominant al-syafi’iyah diberikan kemerdekaan mengurus ''al-ahwal al-syakhshiyyah'' (hukum keluarga) termasuk ''munakahat'' (perkawinan) terutama dalam bentuk NTCR (Nikah Talak-Cerai dan Rujuk) dilakukan kadhi yang mendapat legalisasi pemerintahan raja (lihat juga Taufik Abdullah, d., 2003:305-339). Angin segar dan peluang masyarakat muslim di Nusantara yakni Negara Asean yang satu ini tidak terlepas dari jaringan pembaharuan Ahmad Wahab (dari Minangkabau) di Bangkok tahun 1920-an dan kawan-kawan seperti juga Syeikh [[Thaher Jalaluddin]] Al-Falaki (dari Minangkabau) di Malaysia (Yulizal Yunus, 1982). |
|||
Konsolidasi PMI merupakan bagian kesadaran bagi penguatan lembaga ke-Islam menunjang visi Islam dan kebangsaan Indonesia. Konsolidasi dilakukan dalam bentuk Kongres Besar bertempat di dekat daerah kelahiran Ilyas Ya’kub yakni Koto Marapak (Bayang Pesisir Selatan) dihadiri oleh seluruh pengurus cabang se Sumatra seperti dari [[Tapanuli Selatan]], [[Bengkulu]], [[Palembang]], [[Lampung]], dll. Di antara keputusan Kongres Besar, PMI diubah namanya menjadi PERMI yang dicap Belanda sebagai partai Islam radikal revolusioner. Kantornya di gedung perguruan Islamic College, Alang Lawas, Padang. |
|||
Kalau tadi Ilyas Ya’kub tidak mengenal kompromi dengan komponen yang punya watak imperialisme dan kolonialisme, dalam PERMI ia bisa kompromi dengan Pertindonya [[Soekarno]]. Bentuk komprominya dalam bentuk koalisi memperkuat perjuangan kebangsaan, yakni di mana telah ada berdiri cabang Pertindo maka di sana tidak lagi perlu ada cabang PERMI dan sebaliknya. Karena dianggap membahayakan pemerintahan, maka berdasarkan ''vergarder verbod'' Belanda mengeluarkan kebijakan ''exorbita terechten'' yang menyatakan PERMI terlarang dan diikuti tindakan penangkapan terhadap tokoh-tokohnya. Haji Ilyas Ya’kub bersama dua temannya Mukhtar Luthfi dan Janan Thaib ditangkap dan dipenjarakan. Setelah 9 bulan di penjara [[Muaro Padang]], ia diasingkan selama 10 tahun (1934-1944) ke Bouven Digul Irian Jaya bersama para pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia lainnya. Selama di Digul Haji Ilyas Ya’kub didampingi isteri Tinur sering sakit-sakitan. Masa awal penjajahan Jepang di Indonesia pun, para tahanan Digul semakin memprihatinkan, mereka dipindahkan lagi ke daerah pedalaman Irian Jaya di Kali Bina Wantaka kemudian diasingkan pula ke Australia[3]. Ia senantiasa dibujuk [[van der Plas]] dan [[van Mook]] (Belanda), namun semangat nasionalis dan Islamnya tidak pernah pudar memotivasi pembangkangannya dalam menentang penjajah dan menggerakkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. |
|||
Oktober 1945 pemulangan para tahanan perang dari Australia ke Indonesia dengan kapal Experence Bey Oktober, Haji Ilyas Ya’kub tidak diizinkan turun di pelabuhan [[Tanjung Periuk]], bahkan ia kembali ditahan dan diasingkan bersama isteri selama 9 bulan berpindah-pindah di [[Kupang]], Serawak, Brunei Darussalam, kemudian ke Labuan, dan Singapura (anaknya Iqbal meninggal di sana). Satu tahun Indonesia merdeka (1946) barulah habis masa tahanan dan Haji Ilyas Ya’kub, ia kembali bergabung dengan kaum republik sekembali dari Cirebon. Ia ikut bergrillya pada clas II (1948) dan ikut membentuk [[PDRI]] (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) yang kemudian dipimpin oleh Mr. [[Syafruddin Prawiranegara]]. Ia mendapat tugas menghimpun kekuatan politik (seluruh partai) di Sumatra untuk melawan agresor Belanda. Tahun itu ia menjabat ketua DPR Sumatra Tengah kemudian terpilih lagi sebagai anggota DPRD wakil [[Masyumi]] dan merangkap sebagai penasihat Gubernur Sumatra Tengah bidang politik dan agama. |
|||
== Wafat == |
|||
Sebenarnya banyak perjuangan Ilyas Ya’kub yang tidak tercatat secara syumul, mulai sejak masa awal ia bekerja di Perusahaan Asing (Belanda) yakni Tambang Batubara di Sawah Lunto, masa pendidikan di Mesir pasca Mekah (8 tahun), masa bergerak di PERMI diperkuat ''[[Medan Rakyat]]'' serta hubungannya dengan tokoh politik, masa konsolidasi ideologi gerakan Islam dan Kebangsaan mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang berisiko tinggi pada dirinya masuk penjara keluar penjara penjajah dari satu daerah pengasingan ke daerah pengasingan lainnya di dalam/ luar negeri (13 tahun), sampai ia mengabdi kepada Republik bekerja di badan legislatif. Namun ia telah memenuhi ajakan ‘isy karima wa mut syahida (hidup sebagai orang mulia dan wafat meninggalkan jasa) adalah jasa kepada Islam dan kebangsaan, turut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. |
|||
Di akhir hayat yang husn al-khatimah itu Ilyas Ya’kub menghembuskan napas terakhir Sabtu, 2 Agustus 1958 jam 18.00 wib, ia meninggalkan 11 orang anak, antara lain putranya Anis Sayadi, Fauzi (satu di antaranya yang menulis riwayat hidup singkat tokoh ini) dll. Kesaksian kebesaran perjuangannya dikukuhkan sebagai pahlawan perintis kemerdekaan RI dengan SK Mensos No. Pol-61/PK/1968, 16 Desember 1968, mendapat piagam penghargaan sebagai pejuang kemerdekaan Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1975. Kepahlawanannya dikukuhkan kembali dengan Keputusan Presiden RI (Kepres-RI) Nomor 074/TK/Tahun 1999 tanggal 13 Agustus 1999 serta dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana atas jasanya mempertahankan prinsip-perinsip kemerdekaan dari ancaman kolonialisme Belanda sekaligus menggerakkan kemerdekaan RI di samping memperjuang Partai dan Pendidikan Islam. Kebesarannya dihargai Negara dan oleh Pemerintahan Kabupaten setiap bulan diberikan bantuan kesejahteraan sejumlah uang tunai kepada keluarga pahlawan nasional ini ditetapkan dengan SK-Bupati Nomor 400-134/BPT-PS/2005 tanggal 2 Januari 2005. |
|||
Kepahlawanan Ilyas Ya’kub juga diabadikan dengan pemberian namanya kepada gedung olahraga dan jalan serta dibangun sebuah patung di perapatan jalan di gerbang kota Painan, Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Indonesia). Makamnya di depan masjid raya Al-Munawarah Koto Barapak, Bayang, Pesisir Selatan, Sumatra Barat juga menjadi saksi bisu kebesarannya dalam Islam dan Kebangsaan. |
|||
== Referensi == |
|||
* Abdul Munaf Al-Amin, Imam Maulana, tt. Muballigh Al-Islam. Padang: PP Batangkabung. |
|||
* [[Mardanas Safwan]], dkk., ed., 1997 Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI |
|||
* Edwar, ed., 1981 *Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Sumatra Barat. Padang: Islamic Centre Sumatra Barat |
|||
* [[Mestika Zed]], Dr., ed, 2002 Riwayat Hidup dan Perjuangan Ulama Sumatra Barat. Padang: IAIN-IB Press – Angkasa |
|||
JICSB. |
|||
* Nirmawati, 1984 Tinjauan tentang Sejarah Perjuangan Haji Ilyas Ya’kub (skripsi). Padang: Fakultas Adab IAIN-IB. |
|||
* Schrieke, BJO., terj., 1973 Pergolakan Agama di Sumatra Barat, Sebuah Sumbangan Bibliografi. Jakarta: Bhratara. |
|||
* [[Taufik Abdullah]], ed., 2003 Ensiklopedi Tematis Dunia o |
|||
Islam, Dinamika Masa Kini. Jakarta: PT.Ichtiar Baru van Hoeve. |
|||
* [[Yulizal Yunus]], 1999 Sastra Islam, Kajian Syair Apologetik Pembela Tarekat Naqsyabandi Syeikh Bayang. Padang: IAIN-IB Press. |
|||
== Pranala luar == |
|||
* [http://pahlawancenter.com/h-ilyas-jacoub/ "H. Ilyas Jacoub"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140714144047/http://pahlawancenter.com/h-ilyas-jacoub/ |date=2014-07-14 }} ''Pahlawancenter.com''. Diakses 10-6-2014. |
|||
* [http://wawasanislam.wordpress.com/2008/05/29/ilyas-ya%E2%80%99kub-1903-1958-ulama-dan-pahlawan-nasional-indonesia/ "Ulama dan Pahlawan Nasional Indonesia"] ''Wawasanislam.wordpress.com'' |
|||
{{Pahlawan Indonesia}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Ideolog Indonesia]] |
[[Kategori:Ideolog Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh |
[[Kategori:Tokoh publik]] |
||
[[Kategori:Tokoh |
[[Kategori:Tokoh Wonosobo]] |
||
[[Kategori:Cerdik Pandai |
[[Kategori:Cerdik Pandai Wonosobo]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari |
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]] |
||
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:atlet Wonosobo]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Atlet Indonesia]] |
||
[[Kategori:Politikus Partai Masyumi]] |
|||
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]] |
Revisi per 1 Agustus 2023 14.27
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Arisman Adi Tama | |
---|---|
Lahir | Macan Kumbang, Indonesia, Watumalang, Wonosobo | 10 Januari 2001
Meninggal | - |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Atlet, Tokoh publik, Pengusaha |
Dikenal atas | [[Daftar Atlet Sepak Bola Wonosobo|]] |
Anak | - |
Arisman Adi Tama (Yumamo Tama; adalah seorang pesepakbola dari Jawa tengah. Ia ditetapkan sebagai atlet melalui Debut pertama nya pada laga pramusim jawa tengah 13 mei 2021.
Pesepakbola
Arisman Adi tama adalah seorang Atlet dan pesilat Wonosobo, Sejak dulu Arisman Menyukai sepak bola, arisman memulai awal latihan nya pada academy mahesa jenar muda kota SEMARANG, Awal Debutnya Arisman atau Yang biasa dikenal dengan nama lapangan YUMAMO ini, telah melakoni 114 laga secara keseluruhan, menjadi salah satu peraih Golden shaw ke 5 di jawa tengah, awal pra musim liga 3 beliau memperkuat barisan belakang PS ARDA JAYA SEMERU hingga musim depan, selesainya jadwal pra liga, Arisman di boyong haryanto untuk membela laskar mataram islam yaitu SURAKARTA UNITED setelah management AT Farmasi & FC UNSA Surakarta tidak mampu memberikan tawaran menggiurkan terhadap pemain berusia 21 tahun ini, hingga kiniJendral Lapangan barisan belakang telah mengabdi kepada Surakarta selama lebih dari 4 jadwal musim.