Njai Dasima: Perbedaan antara revisi
k Mengganti pengalihan dalam halaman disambiguasi |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''''Njai Dasima''''' merujuk pada nama tokoh novel ''[[Tjerita Njai Dasima]]'' karya G. Francis tahun 1896. Seorang nyai Belanda yang kisah tragisnya sangat legendaris di [[Batavia]]. Ia berasal dari [[Kota Bogor|Bogor]], hidup antara tahun 1805-1830. Perempuan cantik ini merupakan nyai (atau istri peliharaan) Tuan Edward, orang Inggris yang |
'''''Njai Dasima''''' merujuk pada nama tokoh novel ''[[Tjerita Njai Dasima]]'' karya G. Francis tahun 1896. Seorang nyai Belanda yang kisah tragisnya sangat legendaris di [[Batavia]]. Ia berasal dari [[Kota Bogor|Bogor]], hidup antara tahun 1805-1830. Perempuan cantik ini merupakan nyai (atau istri peliharaan) Tuan Edward, orang Inggris yang |
||
tinggal di Pejambon. Hubungan mereka membuat Dasima putus hubungan dengan pihak keluarganya, yang menganggap Dasima telah |
tinggal di Pejambon. Hubungan mereka membuat Dasima putus hubungan dengan pihak keluarganya, yang menganggap Dasima telah [[murtad]] karena kawin dengan Edward. Keluarga dan bangsanya menganggapnya |
||
amoral, tidak bermartabat. |
amoral, tidak bermartabat. |
||
Revisi terkini sejak 12 Agustus 2023 06.32
Njai Dasima merujuk pada nama tokoh novel Tjerita Njai Dasima karya G. Francis tahun 1896. Seorang nyai Belanda yang kisah tragisnya sangat legendaris di Batavia. Ia berasal dari Bogor, hidup antara tahun 1805-1830. Perempuan cantik ini merupakan nyai (atau istri peliharaan) Tuan Edward, orang Inggris yang tinggal di Pejambon. Hubungan mereka membuat Dasima putus hubungan dengan pihak keluarganya, yang menganggap Dasima telah murtad karena kawin dengan Edward. Keluarga dan bangsanya menganggapnya amoral, tidak bermartabat.
Sebaliknya di kalangan Eropa tidak sepenuhnya mau menerimanya dan membuatnya sebagai bahan hinaan, apalagi Edward temyata hanya membutuhkan tubuhnya saja. Kedua keadaan ini telah membuat Dasima kehilangan pegangan hidup, kemudian datanglah Samiun sang juru selamat hidupnya. Pemuda Kwitang ini akhirnya berhasil menggaet Dasima. Ternyata Samiun datang hanya untuk menguasai harta Dasima, menguasainya untuk membayar utangnya yang menumpuk di tukang gadai. Dasima yang lari dari tuan Edward ke pelukan Samiun untuk mencari perlindungan dan cinta, temyata justru tertipu dan mendapat kemalangan. Ujung hidup Nyai Dasima berakhir tragis dan mati di Kali Cempaka Putih, dirampok suaminya sendiri dengan dibantu jawara Tanah Tinggi, Bang Puasa. Kisah tragis ini kemudian dibukukan oleh penulis belanda, G. Francis.
Nama ini juga dijadikan judul film-film berikut:
- Njai Dasima (film 1929), adaptasi novel yang disutradarai Lie Tek Swie
- Njai Dasima (film 1932), adaptasi novel yang disutradarai Bachtiar Effendi