Soeara Borneo: Perbedaan antara revisi
k clean up |
→Tutup: merapikan penulisan kalimat |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
== Tutup == |
== Tutup == |
||
Awal tahun 1927, ''Soeara Borneo'' mengalami kerugian besar hingga f796,35 karena banyaknya pelanggan yang tidak melunasi biaya berlanggananya. Saat itu, surat kabar ini melalui terbitannya edisi 11 Februari 1927 mengimbau kepada para pelanggannya untuk melunasi biaya tersebut.<ref name=":0" /> |
Awal tahun 1927, ''Soeara Borneo'' mengalami kerugian besar hingga f796,35 karena banyaknya pelanggan yang tidak melunasi biaya berlanggananya. Saat itu, surat kabar ini melalui terbitannya edisi 11 Februari 1927 mengimbau kepada para pelanggannya untuk melunasi biaya tersebut.<ref name=":0" /> Saat itu, surat kabar ini berada diujung [[kebangkrutan]].<ref name=":0" /> |
||
Saat itu, surat kabar ini berada diujung kebangrutan.<ref name=":0" /> |
|||
== Dipamerkan == |
== Dipamerkan == |
Revisi per 22 Agustus 2023 01.30
Soeara Borneo merupakan sebuah surat kabar berbahasa Melayu yang terbit di Banjarmasin. Terbitan perdana surat kabar ini pada Oktober 1926 di bawah perusahaan penerbit Boemi Poetra Borneo.[1]
Surat kabar ini dipimpin oleh Hausman Baboe sebagai direktur dan sekaligus merangkap dibidang administrasi. Pada tahun pertama penerbitannya, surat kabar ini menunjuk Achmad sebagai redaktur dan sekaligus penanggung jawab semua tulisan atau berita-berita yang terbit. Tak selang berapa lama, ia digantikan oleh Abdoelmadjid.[1]
Pada setiap terbitannya, koran ini memiliki ciri khas logo tameng berukir khas Kalimantan, busur beserta anak panahnya, dan mandau dan beberapa senjata khas Kalimantan lainnya pada bagian atas halaman pertamanya. Logo-logo itu berlatar belakang gambar peta Pulau Kalimantan, dan dibagian atas gambar tersebut terdapat matahari.[1]
Manurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907-2007, latar belakang penyematan logo tersebut bertujuan untuk mempersatukan semua kalangan di Kalimantan dan sebagai pencerahan bagi semua rakyat.[1]
Surat kabar ini merupakan perusahaan terbuka yang sahamnya dimiliki oleh siapa saja sehingga tidak memiliki modal yang cukup untuk penerbitannya. Pada terbitannya pertamanya, surat kabar ini meminta bantuan terkait keuangan untuk penerbitan kepada para pembacanya. Para pembacanya dapat membeli saham sebesar f8 serta membayar biaya berlangganan dengan tarif f0,70 untuk satu bulan, f2 untuk tiga bulan, dan f8 untuk satu tahun.[1]
Koran ini terbit satu minggu sekali dengan jumlah empat lembar setiap edisinya. Para pembaca dapat menyumbang tulisan-tulisan baik berupa berita maupun artikel lantaran tak adanya pernulis tetap.[1]
Tutup
Awal tahun 1927, Soeara Borneo mengalami kerugian besar hingga f796,35 karena banyaknya pelanggan yang tidak melunasi biaya berlanggananya. Saat itu, surat kabar ini melalui terbitannya edisi 11 Februari 1927 mengimbau kepada para pelanggannya untuk melunasi biaya tersebut.[1] Saat itu, surat kabar ini berada diujung kebangkrutan.[1]
Dipamerkan
Soeara Borneo pernah dipamerkan bersama sembilan surat kabar lainnya dalam pameran surat kabar langka saat memperingati 100 tahun surat kabar di Kalimantan Barat (Kalbar). Pameran itu diselenggarakan di Perum LKBN Antara Biro Kalimantan Barat pada 1 Oktober 2019 bertajuk Seratoes-248.[2]
Dalam pameran itu, diperlihatkan sejumlah terbitan-terbitan edisi Hindia Belanda mulai tahun 1927 hingga 1944. Surat kabar tersebut didatangkan langsung dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas).[2]