Lompat ke isi

Maidir Harun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 28: Baris 28:
Maidir Harun memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Teladan [[Kota Medan]] pada 1957, mengikuti orang tuanya yang hijrah ke kota itu. Pada 1962, keluarga Maidir pulang ke Lubuk Alung, dan ia menamatkan pendidikan dasar di SR Negeri 2 Lubuk Alung.<ref name=langgam/>
Maidir Harun memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Teladan [[Kota Medan]] pada 1957, mengikuti orang tuanya yang hijrah ke kota itu. Pada 1962, keluarga Maidir pulang ke Lubuk Alung, dan ia menamatkan pendidikan dasar di SR Negeri 2 Lubuk Alung.<ref name=langgam/>


Lulus dari SR, Maidir meneruskan pendidikan menengah di [[MA Negeri 2 Padang|Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Padang]] sejak 1963 hingga 1968.<ref name=langgam/> Semasa bersekolah ia aktif sebagai pengurus organisasi MASDA ([[Organisasi Siswa Intra Sekolah|OSIS]]) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).{{sfn|Nurdin|2020|pp=150}}
Lulus dari SR, Maidir meneruskan pendidikan menengah di [[MA Negeri 2 Padang|Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Padang]] sejak 1963 hingga 1968.<ref name=langgam/> Semasa bersekolah ia aktif sebagai pengurus organisasi MASDA ([[Organisasi Siswa Intra Sekolah|OSIS]]) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).{{sfn|Nurdin|2020|pp=150}}


Lulus dari PGA, Maidir mengambil kuliah Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah [[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol|Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol]] Padang. Ia meraih gelar [[Sarjana Muda]] (B.A) pada 1972 dan [[Sarjana]] Lengkap gelar [[Doktorandus]] (Drs.) pada 1977.{{sfn|Nurdin|2020|pp=152}}<ref name=langgam/>
Lulus dari PGA, Maidir mengambil kuliah Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah [[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol|Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol]] Padang. Ia meraih gelar [[Sarjana Muda]] (B.A) pada 1972 dan [[Sarjana]] Lengkap gelar [[Doktorandus]] (Drs.) pada 1977.{{sfn|Nurdin|2020|pp=152}}<ref name=langgam/>


== Karier ==
== Karier ==
Pada 1978, Maidir memulai karier sebagai guru bahasa Arab dengan status [[pegawai negeri sipil]] di PGA Negeri 6 Tahun Padusunan, Pariaman. Setahun kemudian, ia menerima beasiswa untuk belajar di [[Universitas Al-Azhar]], [[Mesir]] dan tamat pada 1981. Sepulang dari Mesir, Maidir mengajukan mutasi ke IAIN Imam Bonjol sebagai dosen. Pada 1986, ia meraih gelar Magister Pengkajian Islam dan pada 1989 gelar Doktor Pengkajian Islam dari [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah|IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta.<ref name=langgam/><ref name=dikti>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/OEE2Q0ExRTItMDI0Qi00MTk0LTg5RUEtQzRCM0RCRTE0ODIz</ref><ref> https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_mahasiswa/NUY1MjM3OTQtMzY2QS00NzRBLTg3NzktODQ4RTEwNEEyNTk5</ref><ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_mahasiswa/NTdGNTk5RjQtMDlDRC00MUMyLTg5QTktNTZGRjkwRkUwQTM4</ref>
Pada 1978, Maidir memulai karier sebagai guru bahasa Arab dengan status [[pegawai negeri sipil]] di PGA Negeri 6 Tahun Padusunan, Pariaman. Setahun kemudian, ia menerima beasiswa untuk belajar di [[Universitas Al-Azhar]], [[Mesir]] dan tamat pada 1981. Sepulang dari Mesir, Maidir mengajukan mutasi ke IAIN Imam Bonjol sebagai dosen. Pada 1986, ia meraih gelar Magister Pengkajian Islam dan pada 1989 gelar Doktor Pengkajian Islam dari [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah|IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta.<ref name=langgam/><ref name=dikti>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/OEE2Q0ExRTItMDI0Qi00MTk0LTg5RUEtQzRCM0RCRTE0ODIz</ref><ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_mahasiswa/NUY1MjM3OTQtMzY2QS00NzRBLTg3NzktODQ4RTEwNEEyNTk5</ref><ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_mahasiswa/NTdGNTk5RjQtMDlDRC00MUMyLTg5QTktNTZGRjkwRkUwQTM4</ref>


Sepanjang kariernya di kampus, Maidir Harun pernah diangkat sebagai ketua jurusan, direktur lembaga bahasa, wakil dekan I Fakultas Adab, dekan dua periode sejak 1992 hingga 2000, pembantu rektor antara 2000 hingga 2001 mendampingi rektor [[Abdul Aziz Dahlan]], hingga menjadi rektor pada 2001 sampai 2006.<ref name=langgam/>{{sfn|Nurdin|2020|pp=150}}
Sepanjang kariernya di kampus, Maidir Harun pernah diangkat sebagai ketua jurusan, direktur lembaga bahasa, wakil dekan I Fakultas Adab, dekan dua periode sejak 1992 hingga 2000, pembantu rektor antara 2000 hingga 2001 mendampingi rektor [[Abdul Aziz Dahlan]], hingga menjadi rektor pada 2001 sampai 2006.<ref name=langgam/>{{sfn|Nurdin|2020|pp=150}}

Revisi per 28 Agustus 2023 15.56

Maidir Harun
Lahir(1950-07-10)10 Juli 1950
Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatra Barat
Meninggal26 Februari 2023(2023-02-26) (umur 72)
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang, Sumatra Barat
KebangsaanIndonesia
AlmamaterIAIN Imam Bonjol
Universitas Al-Azhar
IAIN Syarif Hidayatullah
PekerjaanUlama, pengajar
Dikenal atas- Ketua PBNU
- Rektor IAIN Imam Bonjol, Padang
Suami/istriRosnelli
AnakRosaliny, Khilal Syauqi, Dian Sahara, Subhan Irfani, Jenetri Ningsih, Saddam Maidir, Rosalina

Prof. Dr. H. Maidir Harun, M.A gelar Datuak Sinaro (10 Juli 1950 – 26 Februari 2023)[1] adalah seorang ulama, sejarawan, akademisi, dan birokrat Indonesia yang pernah menjabat Kepala Puslitbang Lektor Keagamaan pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia periode 2007–2010[2] dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang periode 2001–2006.[3] Ia merupakan salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010–2015.[4][5] Sebelumnya, Maidir Harun menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatra Barat periode 2005-2010, setelah terpilih pada Konferensi Wilayah (konferwil) X PWNU Sumatra Barat.[6]

Latar belakang dan pendidikan

Maidir Harun dilahirkan di Balah Hilir, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat pada 10 Juli 1950 sebagai anak keempat dari sepuluh bersaudara. Ia adalah putra pasangan Harun Nudin dari Padusunan, Pariaman dan Rosma, orang Lubuk Alung.[7][8]

Maidir Harun memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Teladan Kota Medan pada 1957, mengikuti orang tuanya yang hijrah ke kota itu. Pada 1962, keluarga Maidir pulang ke Lubuk Alung, dan ia menamatkan pendidikan dasar di SR Negeri 2 Lubuk Alung.[8]

Lulus dari SR, Maidir meneruskan pendidikan menengah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Padang sejak 1963 hingga 1968.[8] Semasa bersekolah ia aktif sebagai pengurus organisasi MASDA (OSIS) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).[9]

Lulus dari PGA, Maidir mengambil kuliah Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Ia meraih gelar Sarjana Muda (B.A) pada 1972 dan Sarjana Lengkap gelar Doktorandus (Drs.) pada 1977.[10][8]

Karier

Pada 1978, Maidir memulai karier sebagai guru bahasa Arab dengan status pegawai negeri sipil di PGA Negeri 6 Tahun Padusunan, Pariaman. Setahun kemudian, ia menerima beasiswa untuk belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir dan tamat pada 1981. Sepulang dari Mesir, Maidir mengajukan mutasi ke IAIN Imam Bonjol sebagai dosen. Pada 1986, ia meraih gelar Magister Pengkajian Islam dan pada 1989 gelar Doktor Pengkajian Islam dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.[8][11][12][13]

Sepanjang kariernya di kampus, Maidir Harun pernah diangkat sebagai ketua jurusan, direktur lembaga bahasa, wakil dekan I Fakultas Adab, dekan dua periode sejak 1992 hingga 2000, pembantu rektor antara 2000 hingga 2001 mendampingi rektor Abdul Aziz Dahlan, hingga menjadi rektor pada 2001 sampai 2006.[8][9]

Pada 19 Mei 2001, Maidir Harun diangkat sebagai guru besar madya dalam sejarah peradaban islam Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol. Ia adalah profesor keempat di kampus itu.[14]

Pada 30 November 2004, Maidir dan istrinya Rosneli menjadi korban luka dan selamat dari tergelincirnya Lion Air Penerbangan 538 di Solo, Jawa Tengah.[15][16]

Pada April 2010, Maidir diangkat sebagai salah satu Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2010–2015 dengan ketua umum Said Aqil Siradj.[17]

Wafat

Maidir Harun meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang, Sumatra Barat pada 26 Februari 2023 pukul 09.19 WIB. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang putra.[18]

Referensi

Catatan kaki
Daftar pustaka
Jabatan akademik
Didahului oleh:
Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan
Rektor IAIN Imam Bonjol Padang
2001 - 2006
Diteruskan oleh:
Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, MA