Lompat ke isi

Tughril: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: clean up
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Tughril"
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2
Baris 1: Baris 1:

{{Infobox royalty
{{Infobox royalty
|name =Tughril
|title = {{plainlist|
| name = Tughril
| title = {{plainlist|
*''[[Bey|Beg]]''
*''[[Bey|Beg]]''
*''Malik al-Mashriq wa'l-Maghrib''<ref name=sümer>{{cite encyclopedia|encyclopedia=TDV İslâm Ansiklopedisi|title=TUĞRUL BEY es-Sultânü’l-muazzam Şâhânşâh Rüknüddîn Ebû Tâlib Tuğrul Bey Muhammed b. Mîkâîl b. Selçuk (ö. 455/1063) Büyük Selçuklu Devleti’nin ilk hükümdarı (1040-1063).|author=Faruk Sümer|url=https://islamansiklopedisi.org.tr/tugrul-bey}}</ref><ref name=davidmus>{{cite web|url=https://www.davidmus.dk/en/collections/islamic/dynasties/seljuks/coins/c477?show=comment|title=THE SELJUKS AND THEIR SUCCESSORS: IRAN AND CENTRAL ASIA, C.1040-1250 Coin no. 2 of 14|quote=Two years later he entered Baghdad a second time, and was given the laqab Rukn al-Dawla (“Pillar of the State”) and the title malik al-mashriq wa’l-maghrib (“King of the East and the West”), which allowed him to be addressed as sultan.}}</ref><br/>(Raja Timur dan Barat)
*''Malik al-Mashriq wa'l-Maghrib''<ref name=sümer>{{cite encyclopedia|encyclopedia=[[TDV İslâm Ansiklopedisi]]|title=TUĞRUL BEY es-Sultânü’l-muazzam Şâhânşâh Rüknüddîn Ebû Tâlib Tuğrul Bey Muhammed b. Mîkâîl b. Selçuk (ö. 455/1063) Büyük Selçuklu Devleti’nin ilk hükümdarı (1040-1063).|author=Faruk Sümer|url=https://islamansiklopedisi.org.tr/tugrul-bey|volume=41|pages=344-346|year=2012|location=Istanbul|language=tr|isbn=978-97-53-89713-6}}</ref><ref name=davidmus>{{cite web|url=https://www.davidmus.dk/en/collections/islamic/dynasties/seljuks/coins/c477?show=comment|title=ORANG-ORANG SELJUK DAN PARA SUKSESINYA: IRAN DAN ASIA TENGAH, C.1040-1250 Koin no. 2 of 14|quote= Dua tahun kemudian ia memasuki Baghdad untuk yang kedua kalinya, dan diberi nama gelar panggilan (laqab) Rukn al-Dawla ركن الدولة () dan sebutan jabatan malik al-mashriq wa’l-maghrib مالك المشرق والمغرب ), yang membuatnya berhak dipanggil sultan.}}</ref><br/>((“Raja timur dan barat”)
*''Rukn al-Dawla''<ref name=sümer /><ref name=davidmus /><br/>(Pilar Negara)
*''Rukn al-Dawla''<ref name=sümer /><ref name=davidmus /><br/>(“Tiang Negara”)
*''[[Shahanshah]]''<ref name=sümer /><ref name=davidmus /><br/>(Raja Segala Raja)}}
*''[[Shahanshah]]''<ref name=sümer /><ref name=davidmus /><br/>(Raja dari segala raja)}}
|image = Tughril portrait, Turkmenistan banknote (2009).jpg
| image =
|image_size = 175px
| image_size = 175px
| caption = Tughril sedang berburu, miniatur dari '[[Sharaf al-Din Ali Yazdi|Ali Yazdi]]'s [[Zafarnama (Yazdi biography)|Zafarname]]
|caption = Potret Tughril pada mata uang kertas Turkmenistan
|succession = [[Daftar sultan Kekaisaran Seljuk|Sultan]] [[Kekaisaran Seljuk]]
| succession = [[Daftar sultan-sultan dari Kesultanan Seljuk|Sultan]] dari [[Kesultanan Seljuk]]
|reign =1037 – 4 Oktober 1063
| reign = 1037 – 4 Oktober 1063
|coronation =
| coronation =
|predecessor=''Jabatan dibentuk''
| predecessor = ''Posisi baru dibentuk''
|successor =[[Alp Arslan]]
| successor = [[Alp Arslan]]
|birth_date ={{circa|993}}
| birth_date = {{sekitar|993}}
|birth_place=[[Stepa Eurasian|Stepa Asia Tengah]]
| birth_place = [[Stepa Eurasia|Stepa Asia Tengah]]
|death_date =4 Oktober 1063 (usia 70)
| death_date = 4 Oktober 1063 (aged 70)
|death_place=[[Ray, Iran|Ray]], [[Jibal]], Kekaisaran Seljuk
| death_place = [[Ray, Iran|Ray]], [[Jibal]], Kerajaan Seljuk
| place of burial = [[Tuğrul Tower]], [[Ray, Iran]]
|spouse = {{unbulletedlist|[[Altun Jan Khatun]]|Akka Khatun|Sayida Khatun|}}
| spouse = {{unbulletedlist|[[Altun Jan Khatun]]|Akka Khatun|Sayida Khatun|}}
|issue = Tidak ada
| issue =
|full name = Abu Talib Muhammad Tughril ibn Mika'il
| full name = Abu Talib Muhammad Tughril ibn Mika'il ibn Seljuk ibn Duqaq
|house =[[dinasti Seljuk|Seljuk]]
| clan_name = Suku Kinik
|father = [[Mikail (putra Seljuk)|Mikail]]
| house = [[Seljuk dynasty|Seljuk]]
|mother=
| father = [[Mikail (son of Seljuk)|Mikail]]
|religion =[[Islam Sunni]]
| mother =
|place of burial =[[Menara Toghrol]]
| religion = [[Sunni Islam]]
|othertitles=
}}
}}
'''Abu Talib Muhammad Tughril ibn Mika'il''' ({{lang-fa|ابوطالب محمد تغریل بن میکائیل}}), yang lebih dikenal sebagai '''Tughril''' ({{lang|fa|طغریل}}; juga disebut '''Toghril'''), adalah seorang pemimpin [[Turkoman (etnonim)|Turkoman]].<ref>Grousset, Rene, ''The Empire of the Steppes'', (Rutgers University Press, 1991), 161,164; "It is to be noted that the Seljuks, those '''Turkomans''' who became sultans of Persia..."</ref><ref name="manzikert">{{cite book |last1=Fleet |first1=Kate |title=The Cambridge History of Turkey: Byzantium to Turkey, 1071–1453: Volume 1 |date=2009 |publisher=Cambridge University Press |page=1 |url=https://assets.cambridge.org/97805216/20932/excerpt/9780521620932_excerpt.pdf}}"The defeat in August 1071 of the Byzantine emperor Romanos Diogenes
by the '''Turkomans''' at the battle of Malazgirt (Manzikert) is taken as a turning point in the history of Anatolia and the Byzantine Empire.</ref> Ia membentuk [[Kekaisaran Seljuk]], dan berkuasa dari 1037 sampai 1063.


'''Abu Thalib Muhammad Tughril bin Mikail''' ({{Lang-fa|ابوطالب محمد تغریل بن میکائیل}}), sering dikenal sebagai '''Tughril''' ({{Lang|fa|طغریل}}; also spelled '''Toghril'''), merupakan seorang kepalasuku etnis Turki <ref name="manzikert">{{Cite book|last=Fleet|first=Kate|date=2009|url=https://assets.cambridge.org/97805216/20932/excerpt/9780521620932_excerpt.pdf|title=The Cambridge History of Turkey: Byzantium to Turkey, 1071–1453: Volume 1|publisher=Cambridge University Press|page=1}}</ref> , yang telah mendirikan [[Kesultanan Seljuk Raya]], berkuasa sejak 1037 hingga 1063.
==Referensi==

{{reflist}}
Tughril telah mempersatukan banyak tentara Turkmen dari Stepa-stepa Asia Tengah menjadi sebuah konfederasi suku-suku dan memimpin mereka dalam penaklukan Khurasan dan Persia bagian timur. Dia kemudian mendirikan Kesultanan Seljuk Raya setelah menaklukkan [[Iran|Persia]] and mengambil ibukota Kekhilafahan Abbasiyyah di [[Bagdad|Baghdad]] dari [[Dinasti Buwaihi|Dinasti Buwaihiyyah]] pada tahun 1055. Tughril menjadikan Khalifah Abbasiyyah sebagai simbol negara and mengambil komando atas tentara-tentara kekhalifahan dalam offensi militer terhadap [[Kekaisaran Bizantium di bawah Dinasti Doukas|Kekaisaran Byzantium]] dan [[Kekhalifahan Fathimiyah|Kekhalifahan Fatimiyyah]] dalam rangka memperluas batas kerajaannya dan menyatukan dunia Islam.

Sebelum munculnya Dinasti Seljuk, Persia terbagi diantara kekuatan perang lokal, seperti Dinasti Saffariyyah, [[Dinasti Buwaihi]], [[Banu Kakuwaihi|Dinasti Kakuwaihi]], dan [[Ghaznawiyah|Dinasti Ghaznawiyyah]]. Sebagai hasilnya, kondisi ini membawa penderitaan dari perang berkelanjutan dan kehancuran. Meski demikian, di bawah kekuasaan Sultan Tughril kedamaian dan kesejahteraan telah sampai pada negara dan daerah [[Mesopotamia]], sebuah transisi yang lebih diperkuat oleh asimilasi Seljuk pada Budaya Iran-Muslim.{{Sfn|Spuler|2014|p=124}}

== Nama ==
Nama "Tughril" adalah kata dari [[Bahasa Turk Kuno|bahasa Turki Kuno]] untuk [[burung pemangsa]], mungkin maksudnya burung [[elang-alap jambul]] . Pada sejarah dan budaya Turki terdahulu, dimulai dari [[Kekhanan Uigur|Kekhanan Uyghur]] dan seterusnya, nama tersebut biasanya digunakan sebagai nama pribadi. {{Sfn|Bosworth|2000b|pp=552–553}}

== Masa muda ==
Tughril lahir pada sekitar tahun 993 M, {{Sfn|Peacock|2015|p=52}} kemungkinan besar di [[Stepa Eurasia|Stepa Asia Tengah]], tempat dimana [[Oghuz Turk|Para Turki Oghuz]] yang nomaden berkeliaran mencari perumputan untuk ternak mereka. Setelah kematian ayahnya yang bernama Mikail, Tughril bersama saudara laki-lakinya Chaghri diketahui dibesarkan oleh kakeknya Seljuk (eponim pendiri dari Dinasti Seljuk) di daerah Jand (Trannsoxiana) . Tampaknya selama periode inilah Dinasti Seljuk masuk Islam, setidaknya secara nama saja. {{Sfn|Bosworth|2000a|p=553}} Dalam beberapa dekade berikutnya, orang-orang Seljuk dipekerjakan sebagai tentara bayaran di bawah faksi [[Transoksiana|Transoxiana]] dan [[Khwarezmia|Khwarazm]] yang bertikai, dengan imbalan perumputan untuk ternak mereka. {{Sfn|Bosworth|1968|p=18}}

Pada sekitar tahun 1020, Tugril beserta kerabat lainnya melayani [[Kekhanan Kara-Khanid|Kekhanan Kara-Khanids]] dari [[Bukhorо|Bukhara]] . Pada 1026, Kekhanan Kara-Khan diusir dari Bukhara oleh[[Ghaznawiyah|Kesultanan Ghaznawiyah,]] [[Sultan]] [[Mahmud dari Ghazni]] . Putra Seljuk yang bernama Arslan Israil melarikan diri ke suatu tempat dekat Kota Sarakhs, dimana ia memohon kepada [[Mahmud dari Ghazni]] untuk menetap di area tersebut dengan imbalan bantuan militer. Mahmud, bagaimanapun, menempatkan Arslan Isra'il di penjara, hingga ia wafat. Sementara itu, Tughril dan Chaghri tetap setia kepada penguasa Kara-Khanid mereka, meskipun terjadi perselisihan di antara mereka pada tahun 1029; pada tahun 1032, mereka bertempur bersama Kara-Khanid di Pertempuran Dabusiyya .

Namun, setelah kematian penguasa Kara-Khanid Ali-Tegin, orang-orang Seljuk mengubah kesetiaannya pada penguasa [[Khwarezmia|Khwarazm]], yang bernama Harun, {{Sfn|Bosworth|1968|p=19}} tetapi ditolak oleh penguasa [[Oghuz Turk|Suku-suku Oghuz]] bernama Shah Malik pada tahun 1035. Dinasti Seljuk kemudian pergi ke tempat yang sama dengan Arslan Israil, dan meminta suaka kepada putra Mahmud Ghazni, yakni Mas'ud I . Mas'ud, bagaimanapun, menganggaporang Turki nomaden berbahaya dan mengirim sebuah pasukan di bawah panglima tertingginya yang bernama Begtoghdi . Pasukan tersebut tak lama dikalahkan oleh orang-orang Seljuk, yang memaksa Mas'ud untuk menyerahkan daerah Nasa, Farava, dan [[Dahae|Dihistan]] dengan imbalan pengakuan Seljuk atas otoritas Ghaznavid dan perlindungan wilayah tersebut dari suku Turki lainnya. {{Sfn|Bosworth|1975a|p=192}}

Pada tahun 1037, Dinasti Seljuk juga memaksa Ghaznavid untuk memberikan mereka daerah Sarakh, Abivard dan [[Marw]] . Orang-orang seljuk kemudian menundukkan kota-kota yang ada di [[Khorasan Raya|Khurasan Raya]] secara perlahan, dan ketika mereka merebut [[Naisabur]], Tughril memproklamirkan dirinya sebagai [[Sultan]] Khurasan.

== Memerintah ==
Setelah Mas'ud kembali ke Khurasan, ia mengusir Orang-orang Seljuk dari [[Herat (kota)|Herat]] dan Naisabur. Dia segera berarak menuju [[Marw|Merv]] untuk sepenuhnya menghilangkan ancaman Seljuk dari Khorasan. Pasukannya terdiri dari 50.000 orang dan 12 sampai 60 [[gajah perang]] .

Pertempuran Dandanaqan tak lama kemudian terjadi di dekat Merv, dimana pasukan Mas'ud dapat dikalahkan oleh pasukan yang jauh lebih kecil di bawah Tughril, saudaranya Chaghri Bey, dan pangeran Dinasti Kakuyid bernama Faramurz . Dengan demikian Mas'ud kehilangankontrol atas seluruh Khurasan bagaian Barat secara permanen. Kemenangan ini menandai dasar berdirinya [[Kesultanan Seljuk Raya|Kekaisaran Seljuk]], yang kini berkembang pesat ke barat.

Tughril kemudian melantik Chagri Bey sebagai Gubernur Khurasan dan mencegah penaklukan ulang oleh Ghaznavid, kemudian beralih pada penaklukan Dataran Tinggi Iran sejak 1040 hingga 1044; pada 1041–1042, Sultan Tughril menaklukkan [[Thabaristan|Tabaristan]] serta Gurgan, dan menunjuk Mardavij bin Bishui sebagai gubernur dari wilayah tersebut. Pada 1042/3, beliau menaklukkan [[Ray, Iran|Ray]] serta [[Qazvin]],dan pada saat yang sama kekuasaannya diakui oleh penguasa Daylam yakni Dinasti Justanid . {{Sfn|Madelung|1975|p=224}} Penguasa Sallarid di Shamiran tak lama kemudian juga mengakui otoritasnya. {{Sfn|Madelung|1975|p=225}} Pada tahun 1054, Tughril memaksa Dinasti Rawadid penguasa [[Azerbaijan (Iran)|Azerbaijan]], yakni Abu Mansur Wahsudan, untuk mengakui kekuasaannya. Nama Tughril ditempatkan di ''[[Khutbah (Islam)|khutbah]]'' (sholat Jumat), sementara putra Wahsudan, kemungkinannya Abu'l-Hayja Manuchihr, dikirim sebagai sandera Seljuk ke Khurasan. {{Sfn|Peacock|2017}} {{Sfn|Madelung|1975|p=239}} Pada tahun yang sama, pasukan Tughril bersaing di [[Anatolia]] dengan [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] .

Pada tahun 1055, beliau ditugaskan oleh Khalifah Abbasiyyah [[Al-Qa'im]] untuk merebut kembali [[Bagdad|Baghdad]] dari pengaruh [[Dinasti Buwaihi]]. {{Sfn|Van Donzel|1994|p=457}} Pemberontakan oleh pasukan Turcoman di bawah komando saudara tirinyaİbrahim Yinal dan upaya-upaya dari pasukan Dinasti Buwaihi menyebabkan jatuhnya Baghdad ke tangan Kekhilafahan Fatimiyyah pada tahun 1058. Dua tahun kemudian Tughril menumpas pemberontakan, lalu secara pribadi mencekik İbrahim Yinal dengan tali busurnya dan memasuki Bagdad. Dia kemudian menikah dengan putri Khalifah Abbasiyah di dekat kota Tabriz. {{Sfn|Minorsky|2000|p=42}}

== Kematian dan suksesi ==
Sultan Tughril meninggal pada tanggal 4 Oktober 1063 di Ray, pada usia tujuh puluh tahun. Karena tidak memiliki anak, akhirnya ia mencalonkan keponakannya yang masih bayi bernama Sulayman (putra Chaghri Bey ) sebagai penggantinya. Wazir al-Kunduri mendukung pilihannya ini dan mungkin saja ia menjadi sosok yang menyarankan hal tersebut untuk memperluas pengaruhnya sebagai [[Wali penguasa]] dari anak tersebut. {{Sfn|Makdisi|1986|p=388}} {{Sfn|Peacock|2015|p=52}} Suksesi tersebut diperebutkan oleh anak Chagri Bey yang lebih tua dan lebih kompeten yakni [[Alp Arslan]], yang memerintah Khurasan sejak kematian ayahnya pada tahun 1059. Alp Arslan dengan cepat menegaskan otoritasnya atas seluruh kekaisaran, menjadi penguasa Seljuk pertama yang menguasai tanah Tughril dan Chaghri. {{Sfn|Peacock|2015|p=52}} {{Sfn|Bosworth|2000b|pp=553–554}}

== Keluarga ==
Salah satu istrinya adalah Altun Jan Khatun . Dia adalah seorang wanita etnis Turki, kemungkinan dari Khwarizmea, dan pernah menikah dengan seorang Shah Khwarizmea bernama Shah Malik, yang mana dengannya ia memiliki anak bernama Anushirvan. Mereka menikah sekitar tahun 1043. {{Sfn|Lambton|1988|p=262}} <ref>{{Cite book|year=2008|title=Türk dünyası araştırmaları - Issue 173|publisher=Türk Dünyası Araştırmaları Vakfı|page=112}}</ref> Ia meninggal pada tahun 1061. {{Sfn|Lambton|1988|p=269}}Istri lainnya adalah Akka Khatun. Setelah kematian Sultan Tughril, dia menikah dengan [[Alp Arslan]] . {{Sfn|Lambton|1988|p=259}} Istrinya yang lain adalah putri dari Abu Kalijar . Mereka menikah pada tahun 1047–1048. {{Sfn|Lambton|1988|pp=260–1}}

Istri lainnya adalah seorang janda dari saudara laki-lakinya yakni Chaghri Bey, dan ibu dari keponakannya, Suleiman. Mereka menikah setelah wafatnya Chagri Bey pada tahun 1060. <ref>{{Cite book|last=Ross|first=E.D.|year=1929|title=Aldred Lectures on Nomadic Movements in Asia|publisher=Royal Society of Arts|series=Aldred lectures|page=31}}</ref>Istri lainnya adalah Sayida Khatun. Dia adalah putri dari Khalifah Abbasiyyah [[Al-Qa'im|Al-Qaim]] . <ref>{{Cite book|last=|first=|year=1848|title=Journal asiatique|publisher=Société asiatique.|page=430}}</ref> Pada tahun 1061, Tughril mengirim ''Qadi'' dari Ray ke Baghdad, untuk meminangnya untuk Tughrul. {{Sfn|Lambton|1988|p=265}} Akad nikah dilaksanakan pada bulan Agustus–September 1062 di luar Tabriz, dengan mahar pernikahan seratus ribu dinar. {{Sfn|Lambton|1988|pp=265–6}} Sayida Khatun dibawa ke istana Sultan pada bulan Maret–April 1063. {{Sfn|Lambton|1988|p=266}} Setelah kematian Sultan Tughril, Alp Arslan mengirimnya kembali ke Baghdad di tahun 1064. {{Sfn|Lambton|1988|p=266}} Di tahun 1094, Khalifah [[Al-Mustazhir]] memaksanya untuk tetap tinggal di rumahnya agar ia tidak melakukan intrik untuk menggulingkan Khalifah. Ia meninggal pada tanggal 20 Oktober 1102. {{Sfn|Lambton|1988|pp=266–7}} <ref>{{Cite book|last=al-Athīr|first=I.D.I.|last2=Richards|first2=D.S.|year=2006|title=The Chronicle of Ibn Al-Athīr for the Crusading Period from Al-Kāmil Fīʼl-taʼrīkh|publisher=Ashgate|isbn=978-0-7546-4077-6|series=Crusade texts in translation|page=74|issue=pt. 1}}</ref>

== Warisan ==
Sultan Tughril tidak diragukan lagi adalah seorang jenius di bidang kemiliteran. Meskipun kampanye militernya menyebabkan kerusakan serius pada kekuatan-kekuatan produktif dari banyak negeri yang ia taklukkan, mereka membuka jalan bagi pembentukan dari kerajaan abad pertengahan dari [[Bangsa Turk|Bangsa Turki]] terkuat pertama yang menghubungkan "Timur dan Barat". <ref name="RAS">{{Cite book|last=Alaev|first=L.B.|last2=Ashrafyan|first2=K.Z.|date=1994|title=History of the East. Vol. 2. The East in the Middle Ages|publisher=Eastern Literature, Russian Academy of Sciences|isbn=5-02-018102-1}}</ref> Pembentukan sebuah kerajaan yang luas secara obyektif menyebabkan perubahan penting dalam kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya. Peran [[Feodalisme|aristokrasi pemilik tanah]] meningkat tajam. Secara bertahap, aparatur baru administrasi negara dan sistem administrasi sipil dan militer kekaisaran mulai terbentuk.

Penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan oleh Tughril tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dari negeri-negeri yang ditaklukkan,tetapi juga berpengaruh terhadap bangsa-bangsa nomaden itu sendiri, yang ikut berpartisipasidalam pembentukan negara baru. Bukti dari perubahan gaya hidup suku-suku Oguz-Turkmen muncul sebagaimana mereka mulai menetap di [[Khorasan Raya|Khorasan]], [[Iran]], [[Irak]], [[Suriah]], [[Kaukasus Selatan|Transkaukasia]], dan [[Anatolia|Asia Kecil]] . <ref name="RAS">{{Cite book|last=Alaev|first=L.B.|last2=Ashrafyan|first2=K.Z.|date=1994|title=History of the East. Vol. 2. The East in the Middle Ages|publisher=Eastern Literature, Russian Academy of Sciences|isbn=5-02-018102-1}}</ref> Peralihan kelompok pengembara yang kompak ke kehidupan dan pertanian yang semi-menetap dan menetap mulai terjadi. Ikatan suku lama putus; hubungan [[Feodalisme|feodal]] menerima insentif baru untuk pengembangan lebih lanjut, meskipun sisa-sisa institusi kuno tetap ada untuk waktu yang lama. Bangsawan Seljuk mulai secara bertahap bergabung dengan [[aristokrasi]] feodal dari tanah yang ditaklukkan.

== Referensi ==
<references group="" responsive="1"></references>


==Sumber==
== Sumber ==
* {{cite book | title = The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs | year = 1975a | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge | editor-last = Frye | editor-first = R. N. | last = Bosworth | first = C. E. | author-link = C. E. Bosworth | chapter = The early Ghaznavids | pages = 162–198 | isbn = 0-521-20093-8 | chapter-url = https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA162}}
* {{cite book | title = The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs | year = 1975b | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge | editor-last = Frye | editor-first = R. N. | last = Bosworth | first = C. E. | author-link = C. E. Bosworth | chapter = Iran under the Buyids | pages = 250–305 | isbn = 0-521-20093-8 | chapter-url = https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA250}}
* {{cite book | title = The Cambridge History of Iran, Volume 5: The Saljuq and Mongol periods | year = 1968 | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge | editor-last = Frye | editor-first = R. N. | last = Bosworth | first = C. E. | author-link = C. E. Bosworth | chapter = The Political and Dynastic History of the Iranian World (A.D. 1000–1217) | pages = 1–202 | isbn = 0-521-06936-X | chapter-url = https://books.google.com/books?id=16yHq5v3QZAC&pg=PA1}}
* {{cite book | title = The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs | year = 1975 | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge | editor-last = Frye | editor-first = R. N. | last = Madelung | first = W. | author-link = Wilferd Madelung | chapter = The Minor Dynasties of Northern Iran | pages = 198–249 | isbn = 978-0-521-20093-6 | chapter-url = https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA198}}
* {{cite encyclopedia|last1=Bosworth|first1=C.E.|year=2000a|title=Ṭog̲h̲ri̊l (I) Beg|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/toghril-i-beg-SIM_7578| encyclopedia = The Encyclopaedia of Islam, New Edition (12 vols.). Leiden: E. J. Brill. }}
* {{cite encyclopedia|last1=Bosworth|first1=C.E.|year=2000b|title=Ṭog̲h̲ri̊l|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/toghril-SIM_7577| encyclopedia = The Encyclopaedia of Islam, New Edition (12 vols.). Leiden: E. J. Brill. }}
* {{cite book | last=Lambton | first=A.K.S. | title=Continuity and Change in Medieval Persia | url=https://archive.org/details/continuitychange0000lamb | publisher=Bibliotheca Persica | series=Bibliotheca Persica | year=1988 | isbn=978-0-88706-133-2}}
* {{EI2|last=Makdisi|first=G.|volume=5|title=al-Kundurī|pages=387–388|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/al-kunduri-SIM_4519}}
* {{cite book | title=The Encyclopaedia of Islam |last=Minorsky |first=V.| chapter=Tabriz |publisher=Brill |year=2000 }}
* {{cite book |title=Islamic Desk Reference |url=https://archive.org/details/islamicdeskrefer00donz_0 |url-access=registration |editor-first=E. J. |editor-last=Van Donzel |publisher=E.J. Brill |year=1994 }}
* {{cite book | title = The Great Seljuk Empire | year = 2015 | publisher = Edinburgh University Press | last = Peacock | first = A. C. S. | author-link = A. C. S. Peacock | pages = 1–378 | isbn = 978-0-7486-3826-0 | url = https://books.google.com/books?id=hAndCQAAQBAJ&q=The+Great+Seljuk+Empire }}
* {{cite encyclopedia | title = Rawwadids | last = Peacock | first = Andrew | url = https://iranicaonline.org/articles/rawwadids | encyclopedia = Encyclopædia Iranica, online edition | pages = | location = New York | year = 2017}}
* {{cite book | last = Spuler | first = Bertold | author-link = | title = Iran in the Early Islamic Period: Politics, Culture, Administration and Public Life between the Arab and the Seljuk Conquests, 633-1055 |url = https://brill.com/view/title/26295 | year = 2014 | publisher = Brill | location = | pages = |isbn = 978-90-04-28209-4}}


* {{Cite book|last=Bosworth|first=C. E.|year=1975a|title=The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-20093-8|editor-last=Frye|editor-first=R. N.|pages=162–198|chapter=The early Ghaznavids|author-link=C. E. Bosworth|chapter-url=https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA162}}
==Pranala luar==
* {{Cite book|last=Bosworth|first=C. E.|year=1975b|title=The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-20093-8|editor-last=Frye|editor-first=R. N.|pages=250–305|chapter=Iran under the Buyids|author-link=C. E. Bosworth|chapter-url=https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA250}}
*[http://www.ruhnama.info/ruhnama-en/htm/cagry-togrul.htm More info] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110718144640/http://www.ruhnama.info/ruhnama-en/htm/cagry-togrul.htm |date=2011-07-18 }}
* {{Cite book|last=Bosworth|first=C. E.|year=1968|title=The Cambridge History of Iran, Volume 5: The Saljuq and Mongol periods|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-06936-X|editor-last=Frye|editor-first=R. N.|pages=1–202|chapter=The Political and Dynastic History of the Iranian World (A.D. 1000–1217)|author-link=C. E. Bosworth|chapter-url=https://books.google.com/books?id=16yHq5v3QZAC&pg=PA1}}
* {{Cite book|last=Madelung|first=W.|year=1975|title=The Cambridge History of Iran, Volume 4: From the Arab Invasion to the Saljuqs|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-20093-6|editor-last=Frye|editor-first=R. N.|pages=198–249|chapter=The Minor Dynasties of Northern Iran|author-link=Wilferd Madelung|chapter-url=https://books.google.com/books?id=hvx9jq_2L3EC&pg=PA198}}
* {{Cite encyclopedia|year=2000a|encyclopedia=The Encyclopaedia of Islam, New Edition (12 vols.). Leiden: E. J. Brill.}}
* {{Cite encyclopedia|year=2000b|encyclopedia=The Encyclopaedia of Islam, New Edition (12 vols.). Leiden: E. J. Brill.}}
* {{Cite book|last=Lambton|first=A.K.S.|year=1988|title=Continuity and Change in Medieval Persia|publisher=Bibliotheca Persica|isbn=978-0-88706-133-2|series=Bibliotheca Persica}}
* {{Encyclopaedia of Islam, New Edition|last=Makdisi|first=G.|title=al-Kundurī|pages=387–388}}
* {{Cite book|last=Minorsky|first=V.|year=2000|title=The Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill|chapter=Tabriz}}
* {{Cite book|year=1994|url=https://archive.org/details/islamicdeskrefer00donz_0|title=Islamic Desk Reference|publisher=E.J. Brill|editor-last=Van Donzel|editor-first=E. J.|url-access=registration}}
* {{Cite book|last=Peacock|first=A. C. S.|year=2015|url=https://books.google.com/books?id=hAndCQAAQBAJ&q=The+Great+Seljuk+Empire|title=The Great Seljuk Empire|publisher=Edinburgh University Press|isbn=978-0-7486-3826-0|pages=1–378|author-link=A. C. S. Peacock}}
* {{Cite encyclopedia|last=Peacock|encyclopedia=Encyclopædia Iranica, online edition|year=2017}}
* {{Cite book|last=Spuler|first=Bertold|year=2014|url=https://brill.com/view/title/26295|title=Iran in the Early Islamic Period: Politics, Culture, Administration and Public Life between the Arab and the Seljuk Conquests, 633-1055|location=|publisher=Brill|isbn=978-90-04-28209-4|pages=|author-link=}}


== Tautan eksternal ==
{{Authority control}}


* [http://www.ruhnama.info/ruhnama-en/htm/cagry-togrul.htm Info lebih lanjut]
{{DEFAULTSORT:Togrul}}
{{S-start}}
[[Kategori:Shahanshah]]
{{S-hou|[[Dinasti Seljuk|Keluarga Seljuk]]||990||4 Oktober 1063}}
{{S-reg|}}
{{S-new}}
{{S-ttl}}
{{S-aft}}
{{S-end}}{{Authority control}}
[[Kategori:Tokoh Turk abad ke-11]]
[[Kategori:Kematian 1063]]
[[Kategori:Kelahiran 990]]
[[Kategori:CS1 sumber berbahasa Turki (tr)]]
[[Kategori:Penguasa Seljuk]]
[[Kategori:Kelahiran 990-an]]

Revisi per 2 September 2023 01.00

Tughril
Sultan dari Kesultanan Seljuk
Berkuasa1037 – 4 Oktober 1063
PendahuluPosisi baru dibentuk
PenerusAlp Arslan
Kelahiranca 993
Stepa Asia Tengah
Kematian4 Oktober 1063 (aged 70)
Ray, Jibal, Kerajaan Seljuk
Pemakaman
PasanganTemplat:Unbulletedlist
Nama lengkap
Abu Talib Muhammad Tughril ibn Mika'il ibn Seljuk ibn Duqaq
Nama lengkap
WangsaSeljuk
AyahMikail
AgamaSunni Islam

Abu Thalib Muhammad Tughril bin Mikail (bahasa Persia: ابوطالب محمد تغریل بن میکائیل), sering dikenal sebagai Tughril (طغریل; also spelled Toghril), merupakan seorang kepalasuku etnis Turki [3] , yang telah mendirikan Kesultanan Seljuk Raya, berkuasa sejak 1037 hingga 1063.

Tughril telah mempersatukan banyak tentara Turkmen dari Stepa-stepa Asia Tengah menjadi sebuah konfederasi suku-suku dan memimpin mereka dalam penaklukan Khurasan dan Persia bagian timur. Dia kemudian mendirikan Kesultanan Seljuk Raya setelah menaklukkan Persia and mengambil ibukota Kekhilafahan Abbasiyyah di Baghdad dari Dinasti Buwaihiyyah pada tahun 1055. Tughril menjadikan Khalifah Abbasiyyah sebagai simbol negara and mengambil komando atas tentara-tentara kekhalifahan dalam offensi militer terhadap Kekaisaran Byzantium dan Kekhalifahan Fatimiyyah dalam rangka memperluas batas kerajaannya dan menyatukan dunia Islam.

Sebelum munculnya Dinasti Seljuk, Persia terbagi diantara kekuatan perang lokal, seperti Dinasti Saffariyyah, Dinasti Buwaihi, Dinasti Kakuwaihi, dan Dinasti Ghaznawiyyah. Sebagai hasilnya, kondisi ini membawa penderitaan dari perang berkelanjutan dan kehancuran. Meski demikian, di bawah kekuasaan Sultan Tughril kedamaian dan kesejahteraan telah sampai pada negara dan daerah Mesopotamia, sebuah transisi yang lebih diperkuat oleh asimilasi Seljuk pada Budaya Iran-Muslim.[4]

Nama

Nama "Tughril" adalah kata dari bahasa Turki Kuno untuk burung pemangsa, mungkin maksudnya burung elang-alap jambul . Pada sejarah dan budaya Turki terdahulu, dimulai dari Kekhanan Uyghur dan seterusnya, nama tersebut biasanya digunakan sebagai nama pribadi. [5]

Masa muda

Tughril lahir pada sekitar tahun 993 M, [6] kemungkinan besar di Stepa Asia Tengah, tempat dimana Para Turki Oghuz yang nomaden berkeliaran mencari perumputan untuk ternak mereka. Setelah kematian ayahnya yang bernama Mikail, Tughril bersama saudara laki-lakinya Chaghri diketahui dibesarkan oleh kakeknya Seljuk (eponim pendiri dari Dinasti Seljuk) di daerah Jand (Trannsoxiana) . Tampaknya selama periode inilah Dinasti Seljuk masuk Islam, setidaknya secara nama saja. [7] Dalam beberapa dekade berikutnya, orang-orang Seljuk dipekerjakan sebagai tentara bayaran di bawah faksi Transoxiana dan Khwarazm yang bertikai, dengan imbalan perumputan untuk ternak mereka. [8]

Pada sekitar tahun 1020, Tugril beserta kerabat lainnya melayani Kekhanan Kara-Khanids dari Bukhara . Pada 1026, Kekhanan Kara-Khan diusir dari Bukhara olehKesultanan Ghaznawiyah, Sultan Mahmud dari Ghazni . Putra Seljuk yang bernama Arslan Israil melarikan diri ke suatu tempat dekat Kota Sarakhs, dimana ia memohon kepada Mahmud dari Ghazni untuk menetap di area tersebut dengan imbalan bantuan militer. Mahmud, bagaimanapun, menempatkan Arslan Isra'il di penjara, hingga ia wafat. Sementara itu, Tughril dan Chaghri tetap setia kepada penguasa Kara-Khanid mereka, meskipun terjadi perselisihan di antara mereka pada tahun 1029; pada tahun 1032, mereka bertempur bersama Kara-Khanid di Pertempuran Dabusiyya .

Namun, setelah kematian penguasa Kara-Khanid Ali-Tegin, orang-orang Seljuk mengubah kesetiaannya pada penguasa Khwarazm, yang bernama Harun, [9] tetapi ditolak oleh penguasa Suku-suku Oghuz bernama Shah Malik pada tahun 1035. Dinasti Seljuk kemudian pergi ke tempat yang sama dengan Arslan Israil, dan meminta suaka kepada putra Mahmud Ghazni, yakni Mas'ud I . Mas'ud, bagaimanapun, menganggaporang Turki nomaden berbahaya dan mengirim sebuah pasukan di bawah panglima tertingginya yang bernama Begtoghdi . Pasukan tersebut tak lama dikalahkan oleh orang-orang Seljuk, yang memaksa Mas'ud untuk menyerahkan daerah Nasa, Farava, dan Dihistan dengan imbalan pengakuan Seljuk atas otoritas Ghaznavid dan perlindungan wilayah tersebut dari suku Turki lainnya. [10]

Pada tahun 1037, Dinasti Seljuk juga memaksa Ghaznavid untuk memberikan mereka daerah Sarakh, Abivard dan Marw . Orang-orang seljuk kemudian menundukkan kota-kota yang ada di Khurasan Raya secara perlahan, dan ketika mereka merebut Naisabur, Tughril memproklamirkan dirinya sebagai Sultan Khurasan.

Memerintah

Setelah Mas'ud kembali ke Khurasan, ia mengusir Orang-orang Seljuk dari Herat dan Naisabur. Dia segera berarak menuju Merv untuk sepenuhnya menghilangkan ancaman Seljuk dari Khorasan. Pasukannya terdiri dari 50.000 orang dan 12 sampai 60 gajah perang .

Pertempuran Dandanaqan tak lama kemudian terjadi di dekat Merv, dimana pasukan Mas'ud dapat dikalahkan oleh pasukan yang jauh lebih kecil di bawah Tughril, saudaranya Chaghri Bey, dan pangeran Dinasti Kakuyid bernama Faramurz . Dengan demikian Mas'ud kehilangankontrol atas seluruh Khurasan bagaian Barat secara permanen. Kemenangan ini menandai dasar berdirinya Kekaisaran Seljuk, yang kini berkembang pesat ke barat.

Tughril kemudian melantik Chagri Bey sebagai Gubernur Khurasan dan mencegah penaklukan ulang oleh Ghaznavid, kemudian beralih pada penaklukan Dataran Tinggi Iran sejak 1040 hingga 1044; pada 1041–1042, Sultan Tughril menaklukkan Tabaristan serta Gurgan, dan menunjuk Mardavij bin Bishui sebagai gubernur dari wilayah tersebut. Pada 1042/3, beliau menaklukkan Ray serta Qazvin,dan pada saat yang sama kekuasaannya diakui oleh penguasa Daylam yakni Dinasti Justanid . [11] Penguasa Sallarid di Shamiran tak lama kemudian juga mengakui otoritasnya. [12] Pada tahun 1054, Tughril memaksa Dinasti Rawadid penguasa Azerbaijan, yakni Abu Mansur Wahsudan, untuk mengakui kekuasaannya. Nama Tughril ditempatkan di khutbah (sholat Jumat), sementara putra Wahsudan, kemungkinannya Abu'l-Hayja Manuchihr, dikirim sebagai sandera Seljuk ke Khurasan. [13] [14] Pada tahun yang sama, pasukan Tughril bersaing di Anatolia dengan Bizantium .

Pada tahun 1055, beliau ditugaskan oleh Khalifah Abbasiyyah Al-Qa'im untuk merebut kembali Baghdad dari pengaruh Dinasti Buwaihi. [15] Pemberontakan oleh pasukan Turcoman di bawah komando saudara tirinyaİbrahim Yinal dan upaya-upaya dari pasukan Dinasti Buwaihi menyebabkan jatuhnya Baghdad ke tangan Kekhilafahan Fatimiyyah pada tahun 1058. Dua tahun kemudian Tughril menumpas pemberontakan, lalu secara pribadi mencekik İbrahim Yinal dengan tali busurnya dan memasuki Bagdad. Dia kemudian menikah dengan putri Khalifah Abbasiyah di dekat kota Tabriz. [16]

Kematian dan suksesi

Sultan Tughril meninggal pada tanggal 4 Oktober 1063 di Ray, pada usia tujuh puluh tahun. Karena tidak memiliki anak, akhirnya ia mencalonkan keponakannya yang masih bayi bernama Sulayman (putra Chaghri Bey ) sebagai penggantinya. Wazir al-Kunduri mendukung pilihannya ini dan mungkin saja ia menjadi sosok yang menyarankan hal tersebut untuk memperluas pengaruhnya sebagai Wali penguasa dari anak tersebut. [17] [6] Suksesi tersebut diperebutkan oleh anak Chagri Bey yang lebih tua dan lebih kompeten yakni Alp Arslan, yang memerintah Khurasan sejak kematian ayahnya pada tahun 1059. Alp Arslan dengan cepat menegaskan otoritasnya atas seluruh kekaisaran, menjadi penguasa Seljuk pertama yang menguasai tanah Tughril dan Chaghri. [6] [18]

Keluarga

Salah satu istrinya adalah Altun Jan Khatun . Dia adalah seorang wanita etnis Turki, kemungkinan dari Khwarizmea, dan pernah menikah dengan seorang Shah Khwarizmea bernama Shah Malik, yang mana dengannya ia memiliki anak bernama Anushirvan. Mereka menikah sekitar tahun 1043. [19] [20] Ia meninggal pada tahun 1061. [21]Istri lainnya adalah Akka Khatun. Setelah kematian Sultan Tughril, dia menikah dengan Alp Arslan . [22] Istrinya yang lain adalah putri dari Abu Kalijar . Mereka menikah pada tahun 1047–1048. [23]

Istri lainnya adalah seorang janda dari saudara laki-lakinya yakni Chaghri Bey, dan ibu dari keponakannya, Suleiman. Mereka menikah setelah wafatnya Chagri Bey pada tahun 1060. [24]Istri lainnya adalah Sayida Khatun. Dia adalah putri dari Khalifah Abbasiyyah Al-Qaim . [25] Pada tahun 1061, Tughril mengirim Qadi dari Ray ke Baghdad, untuk meminangnya untuk Tughrul. [26] Akad nikah dilaksanakan pada bulan Agustus–September 1062 di luar Tabriz, dengan mahar pernikahan seratus ribu dinar. [27] Sayida Khatun dibawa ke istana Sultan pada bulan Maret–April 1063. [28] Setelah kematian Sultan Tughril, Alp Arslan mengirimnya kembali ke Baghdad di tahun 1064. [28] Di tahun 1094, Khalifah Al-Mustazhir memaksanya untuk tetap tinggal di rumahnya agar ia tidak melakukan intrik untuk menggulingkan Khalifah. Ia meninggal pada tanggal 20 Oktober 1102. [29] [30]

Warisan

Sultan Tughril tidak diragukan lagi adalah seorang jenius di bidang kemiliteran. Meskipun kampanye militernya menyebabkan kerusakan serius pada kekuatan-kekuatan produktif dari banyak negeri yang ia taklukkan, mereka membuka jalan bagi pembentukan dari kerajaan abad pertengahan dari Bangsa Turki terkuat pertama yang menghubungkan "Timur dan Barat". [31] Pembentukan sebuah kerajaan yang luas secara obyektif menyebabkan perubahan penting dalam kehidupan sosial-ekonomi, politik dan budaya. Peran aristokrasi pemilik tanah meningkat tajam. Secara bertahap, aparatur baru administrasi negara dan sistem administrasi sipil dan militer kekaisaran mulai terbentuk.

Penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan oleh Tughril tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dari negeri-negeri yang ditaklukkan,tetapi juga berpengaruh terhadap bangsa-bangsa nomaden itu sendiri, yang ikut berpartisipasidalam pembentukan negara baru. Bukti dari perubahan gaya hidup suku-suku Oguz-Turkmen muncul sebagaimana mereka mulai menetap di Khorasan, Iran, Irak, Suriah, Transkaukasia, dan Asia Kecil . [31] Peralihan kelompok pengembara yang kompak ke kehidupan dan pertanian yang semi-menetap dan menetap mulai terjadi. Ikatan suku lama putus; hubungan feodal menerima insentif baru untuk pengembangan lebih lanjut, meskipun sisa-sisa institusi kuno tetap ada untuk waktu yang lama. Bangsawan Seljuk mulai secara bertahap bergabung dengan aristokrasi feodal dari tanah yang ditaklukkan.

Referensi

  1. ^ a b c Faruk Sümer (2012). "TUĞRUL BEY es-Sultânü'l-muazzam Şâhânşâh Rüknüddîn Ebû Tâlib Tuğrul Bey Muhammed b. Mîkâîl b. Selçuk (ö. 455/1063) Büyük Selçuklu Devleti'nin ilk hükümdarı (1040-1063).". TDV İslâm Ansiklopedisi (dalam bahasa Turki). 41. Istanbul. hlm. 344–346. ISBN 978-97-53-89713-6. 
  2. ^ a b c "ORANG-ORANG SELJUK DAN PARA SUKSESINYA: IRAN DAN ASIA TENGAH, C.1040-1250 Koin no. 2 of 14". Dua tahun kemudian ia memasuki Baghdad untuk yang kedua kalinya, dan diberi nama gelar panggilan (laqab) Rukn al-Dawla ركن الدولة () dan sebutan jabatan malik al-mashriq wa’l-maghrib مالك المشرق والمغرب ), yang membuatnya berhak dipanggil sultan. 
  3. ^ Fleet, Kate (2009). The Cambridge History of Turkey: Byzantium to Turkey, 1071–1453: Volume 1 (PDF). Cambridge University Press. hlm. 1. 
  4. ^ Spuler 2014, hlm. 124.
  5. ^ Bosworth 2000b, hlm. 552–553.
  6. ^ a b c Peacock 2015, hlm. 52.
  7. ^ Bosworth 2000a, hlm. 553.
  8. ^ Bosworth 1968, hlm. 18.
  9. ^ Bosworth 1968, hlm. 19.
  10. ^ Bosworth 1975a, hlm. 192.
  11. ^ Madelung 1975, hlm. 224.
  12. ^ Madelung 1975, hlm. 225.
  13. ^ Peacock 2017.
  14. ^ Madelung 1975, hlm. 239.
  15. ^ Van Donzel 1994, hlm. 457.
  16. ^ Minorsky 2000, hlm. 42.
  17. ^ Makdisi 1986, hlm. 388.
  18. ^ Bosworth 2000b, hlm. 553–554.
  19. ^ Lambton 1988, hlm. 262.
  20. ^ Türk dünyası araştırmaları - Issue 173. Türk Dünyası Araştırmaları Vakfı. 2008. hlm. 112. 
  21. ^ Lambton 1988, hlm. 269.
  22. ^ Lambton 1988, hlm. 259.
  23. ^ Lambton 1988, hlm. 260–1.
  24. ^ Ross, E.D. (1929). Aldred Lectures on Nomadic Movements in Asia. Aldred lectures. Royal Society of Arts. hlm. 31. 
  25. ^ Journal asiatique. Société asiatique. 1848. hlm. 430. 
  26. ^ Lambton 1988, hlm. 265.
  27. ^ Lambton 1988, hlm. 265–6.
  28. ^ a b Lambton 1988, hlm. 266.
  29. ^ Lambton 1988, hlm. 266–7.
  30. ^ al-Athīr, I.D.I.; Richards, D.S. (2006). The Chronicle of Ibn Al-Athīr for the Crusading Period from Al-Kāmil Fīʼl-taʼrīkh. Crusade texts in translation. Ashgate. hlm. 74. ISBN 978-0-7546-4077-6. 
  31. ^ a b Alaev, L.B.; Ashrafyan, K.Z. (1994). History of the East. Vol. 2. The East in the Middle Ages. Eastern Literature, Russian Academy of Sciences. ISBN 5-02-018102-1. 

Sumber

Tautan eksternal

Tughril
Lahir: 990 Meninggal: 4 Oktober 1063
Gelar
Jabatan baru {{{title}}} Diteruskan oleh:
{{{after}}}