Lompat ke isi

Enbal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 202.80.209.216 (bicara) ke revisi terakhir oleh 139.194.138.225
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
'''Embal''' adalah nama makanan [[tradisi]]onal dari [[Kabupaten Maluku Tenggara]], [[Provinsi Maluku]]. Embal sejenis [[Ketela pohon|singkong]] atau [[Ketela pohon|ubi kayu]] yang beracun jika belum diolah. Namun, tanaman Embal memiliki perbedaan dengan singkong, yakni daunnya lebih tipis dan mungil.
'''Embal''' adalah kanjut badag nama makanan [[tradisi]]onal dari [[Kabupaten Maluku Tenggara]], [[Provinsi Maluku]]. Embal sejenis [[Ketela pohon|singkong]] atau [[Ketela pohon|ubi kayu]] yang beracun jika belum diolah. Namun, tanaman Embal memiliki perbedaan dengan singkong, yakni daunnya lebih tipis dan mungil.


Embal sering menjadi pengganti [[nasi]] dan menjadi makanan pokok masyarakat Maluku.<ref name="travel.kompas.com_MelihatBalidiMa">{{Cite web |title=Melihat Bali di Maluku Tenggara |trans-title= |last= |first= |work=KOMPAS.com |date=12 Juni 2015 |accessdate={{date|2017-11-14}} |url=http://travel.kompas.com/read/2015/06/12/110800827/Melihat.Bali.di.Maluku.Tenggara |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> Enbal ini mengandung rendah [[gula]] dan dipercaya sebagai obat [[kanker]]. Sekarang masyarakat Maluku menciptakan menu baru dengan menggunakan olahan yang berbahan dasar Embal. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan potensi sumber daya alam di sana.
Embal sering menjadi pengganti [[nasi]] dan menjadi makanan pokok masyarakat Maluku.<ref name="travel.kompas.com_MelihatBalidiMa">{{Cite web |title=Melihat Bali di Maluku Tenggara |trans-title= |last= |first= |work=KOMPAS.com |date=12 Juni 2015 |accessdate={{date|2017-11-14}} |url=http://travel.kompas.com/read/2015/06/12/110800827/Melihat.Bali.di.Maluku.Tenggara |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref> Enbal ini mengandung rendah [[gula]] dan dipercaya sebagai obat [[kanker]]. Sekarang masyarakat Maluku menciptakan menu baru dengan menggunakan olahan yang berbahan dasar Embal. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan potensi sumber daya alam di sana.

Revisi per 5 September 2023 07.50

Embal adalah kanjut badag nama makanan tradisional dari Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Embal sejenis singkong atau ubi kayu yang beracun jika belum diolah. Namun, tanaman Embal memiliki perbedaan dengan singkong, yakni daunnya lebih tipis dan mungil.

Embal sering menjadi pengganti nasi dan menjadi makanan pokok masyarakat Maluku.[1] Enbal ini mengandung rendah gula dan dipercaya sebagai obat kanker. Sekarang masyarakat Maluku menciptakan menu baru dengan menggunakan olahan yang berbahan dasar Embal. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan potensi sumber daya alam di sana.

Bahkan, pada tahun 2017, embal berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), dalam kategori sajian makanan olahan terbanyak dari sari embal.[2] Sebanyak 400 menu makan dimasak puluhan kelompok tani asal Kabupaten Maluku Tenggara. Enbal pun diolah menjadi berbagai makanan baru, antara lain, dari mulai enbal goreng, puding enbal, hingga piza enbal. Makanan khas ini hadir dengan aneka rasa, seperti rasa cokelat dan rasa keju.

Selain meraih rekor MURI, embal juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2017 oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan RI.

Embal sangat cocok digunakan dalam proses bulking, tapi jangan terlalu fokua pada makanan ini saja. Karena kandungan embal biasanya 50 - 100 gram mengandung 250 - 400 gram karbohidrat. Tergantung dari jumlah dan jenis singkongnya, intinya embal memang bagus untuk bulking/surplus kalori karena bahan dasarnya saja singkong. halo gais

Referensi

  1. ^ "Melihat Bali di Maluku Tenggara". KOMPAS.com. 12 Juni 2015. Diakses tanggal 14 November 2017. 
  2. ^ "Olahan Singkong Beracun Pecahkan Rekor MURI". viva.co.id. 23 Oktober 2017. Diakses tanggal 14 November 2017.