Lompat ke isi

KRI Nagapasa (403): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
FarhanNF (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 80: Baris 80:
# Letkol Laut (P) [[Asep Tri Prabowo]] (2020-2021)
# Letkol Laut (P) [[Asep Tri Prabowo]] (2020-2021)
# Letkol Laut (P) [[Topan Agung Yuwono]] (2021-2022)
# Letkol Laut (P) [[Topan Agung Yuwono]] (2021-2022)
# Mayor Laut (P) [[Fufut Ariek Akhiranto|Fufut Ariek Akhiranto, S.H., M.Tr.Opsla.]] (2022-Sekarang)
# Mayor Laut (P) [[Fufut Ariek Akhiranto|Fufut Ariek Akhiranto, S.H., M.Tr.Opsla.]] (2022-2023)
# Mayor Laut (P) [[Joko Ariyanto|Joko Ariyanto, S.H.]] (2023-Sekarang)

== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 7 September 2023 15.13

Berkas:KRI 403 Nagapasa.jpg
KRI Nagapasa
Sejarah
IndonesiaIndonesia
Nama KRI Nagapasa
Dipesan 2013
Pembangun Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan
Diluncurkan 2017
Mulai berlayar 2017
Identifikasi 403
Status Aktif
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal selam kelas Nagapasa
Jenis Kapal selam serbu
Berat benaman 1400 ton
Panjang 61.3 meter
Lebar 7.6 meter
Sarat air 5,5 meter
Kecepatan 21 knot (39 km/h; 24 mph)
Awak 41 orang
Senjata Torpedo Black Shark

KRI Nagapasa (403) merupakan kapal pertama dalam jenis kapal selam kelas Nagapasa dan merupakan versi pengembangan dari kapal selam kelas Chang Bogo dari Korea Selatan serta kapal selam Tipe 209 dari Jerman. Kapal ini merupakan kapal pertama dari ketiga yang dipesan TNI Angkatan Laut. Kapal selam buatan galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Selain menjadi kapal selam Type 209/1400 pertama untuk Angkatan Laut Indonesia, Nagapasa juga merupakan kapal selam yang di ekspor pertama oleh Korea Selatan. Dibangun di bawah kontrak senilai US$ 1,1 miliar yang ditandatangani antara DSME dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia pada tahun 2011. Dua kapal selam akan pertama dibangun di Korea Selatan sementara kapal terakhir akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal PT PAL di Indonesia, di bawah program alih teknologi.

KRI Nagapasa termasuk dalam armada pemukul Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur.

Penamaan KRI Nagapasa merupakan senjata dari pewayangan Indrajit, Nagapasa merupakan senjata dahsyat yang mampu melumpuhkan musuh. Dengan penamaan tersebut diharapkan Kapal selam KRI Nagapasa-403 dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai senjata andalan armada TNI Angkatan Laut.

Data teknis

KRI Nagapasa memiliki berat selam 1.400 ton. Memilki panjang 61.3 meter dan lebar 7.6 meter dengan kecepatan ±21 knot (10 knot di bawah air) Diawaki oleh 41 pelaut. Kapal selam DSME209 produksi DSME ini merupakan kapal selam dengan Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation, serta dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI Angkatan Laut.

Secara spesifik kapal perang ini memiliki daya jelajah sejauh 10.000 mil laut dengan delapan tabung senjata untuk torpedo dan peluru kendali. Kapan selam ini didesain untuk berbagai misi diantaranya peperangan anti-permukaan (anti-surface warfare / ASuW), peperangan anti-kapal selam, peletakan ranjau, dan operasi pasukan khusus.[1]

Markas

TNI AL sendiri sudah menyiapkan markas untuk kapal selam baru. Kapal-kapal selam Chang Bogo Class rencananya akan bermarkas di Teluk Palu, Sulawesi. Menhan Resmikan KRI Nagapasa-403 Jadi Kapal Perang Indonesia Peresmian KRI Nagapasa-403. Selain KRI Nagapasa-403, dua kapal selam lainnya dari Korea Selatan dipersiapkan untuk memperkuat pasukan TNI AL. Rencananya kedua kapal itu dinamai dengan KRI Ardadedali (404) dan KRI Alugoro (405). Indonesia sendiri menandatangani kontrak pengadaan tiga kapal selam dengan DSME pada Desember 2011. Keseluruhan kapal akan diselesaikan pada 2019.

Komandan

  1. Letkol Laut (P) Harry Setyawan, S.E. (2017-2018)
  2. Letkol Laut (P) Dedi Komarudin, S.H. (2018-2020)
  3. Letkol Laut (P) Asep Tri Prabowo (2020-2021)
  4. Letkol Laut (P) Topan Agung Yuwono (2021-2022)
  5. Mayor Laut (P) Fufut Ariek Akhiranto, S.H., M.Tr.Opsla. (2022-2023)
  6. Mayor Laut (P) Joko Ariyanto, S.H. (2023-Sekarang)

Referensi

  1. ^ Diplomat, Franz-Stefan Gady, The. "South Korea Launches First Indonesian Stealth Submarine". The Diplomat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-26. 

Pranala luar