Lompat ke isi

Pagar Nusa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Ditambah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 182: Baris 182:


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
<references />
<references />3. Arsip Sejarah Pencak Silat NU Pagar Nusa

[[Kategori:PPSSBC (persatuan pencak silat setia bhakti cimande]]
[[Kategori:PPSSBC (persatuan pencak silat setia bhakti cimande]]

Revisi per 22 September 2023 21.37

PENCAK SILAT NAHDLATUL ULAMA PAGARNUSA
SingkatanPSNU PAGARNUSA
Tanggal pendirian03 Januari 1986
Didirikan diPondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur
StatusBadan Otonom Nahdlatul Ulama
TipePencak Silat
Lokasi
  • Indonesia
Bahasa resmi
Bahasa Indonesia & Bahasa Jawa
Ketua Pertama
KH. Abdulloh Maksum Jauhari
Ketua Umum
Muchamad Nabil Haroen
Slogan
لَا غَالِبَ اِلَّا بِااللهْ (Tiada yang dapat mengalahkan kecuali pertolongan dari Allah)
Organisasi induk
Nahdlatul Ulama
Anak organisasiPasukan Inti Pagar Nusa (PASTI)
AfiliasiIkatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Situs webpagarnusa.or.id
PSNU PAGARNUSA

Pencak Silat NU PAGARNUSA adalah organisasi yang mewadahi Pencak Silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang berdiri pada 22 Rabi'ul Akhir 1406 H / 03 Januari 1986 M di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur dengan Ketua Umum pertamanya adalah KH. Abdulloh Maksum Jauhari dalam rangka menyatukan dan mewadahi sejumlah perguruan silat NU yang dahulunya beragam dan berdiri sendiri-sendiri.[1] Hingga saat ini PSNU PAGARNUSA memiliki nama resmi "Pencak Silat Nahdlatul Ulama PAGARNUSA".[2] PSNU PAGARNUSA berdiri sebagai badan otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang berbasis gerakan dalam melaksanakan kebijakan NU pada pengembangan seni, budaya, tradisi, olahraga pencak silat, pengobatan alternatif, dan pengabdian masyarakat.

Sejarah

Berdirinya Pencak Silat Nahdhatul Ulama PAGARNUSA ini pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan gelisah yang dirasakan oleh para ulama terutama perguruan pencak silat yang kala itu tidak ada suatu wadah yang menaungi para perguruan pencak silat yang jumlahnya tidak sedikit, para ulama dan pendekar menyayangkan jika perguruan pencak silat di lingkungan NU kala itu tidak ada wadah tersendiri untuk bersatu dalam suatu wadah. Lantas kemudian suatu ketika, pendekar asal Ponorogo, Jawa Timur Yaitu KH. Muhammad Nur Aziz yang mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah wadah khusus perguruan pencak silat di kalangan NU, Akhirnya KH. Muhammad Nur Aziz menyampaikan gagasannya ke KH. Lamro Asyhari Muridnya sendiri dan mengutus untuk menyampaikan gagasan beliau ke para kiyai dan pendekar NU.

Lalu KH. Lamro Asyhari mengutus Gus Reza Fahlevi, Gus Khamin Kohari dan para pendekar tebuireng lainnya membentuk panitia untuk mempersiapkan pertemuan pertama pada tanggal 27 September 1985 M, setelah itu para ulama dan pendekar pencak silat menghadiri undangan panitia dan melaksanakan musyawarah pertama di Pesantren Tebuireng, Jombang dan beragenda untuk mendirikan sebuah organisasi yang berafiliasi kepada Jam'iyah Nahdlatul Ulama dengan tujuan khusus untuk mewadahi dan mengembangkan kemampuan di bidang pencak silat.

Pertemuan kedua yakni pada tanggal 03 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, dihadiri oleh Tokoh Silat dari Pondok Pesantren Tebuireng, Tokoh Silat dari Pondok Pesantren Lirboyo, Tokoh Silat dari Nganjuk, Tokoh Silat dari Ponorogo, Tokoh Silat dari Pasuruan dan beberapa tokoh silat lainnya. Untuk utusan yang dikirim dari PWNU adalah KH. Bukhori Susanto dan KH. Suharbillah, dari pertemuan itu KH. Lamro Asyhari sempat ditunjuk jadi ketua tetapi beliau masih muda akhirnya KH. Abdullah Maksum jauhari yang menjadi ketuanya dan menyepakati keputusan penting yaitu: 1. Terbentuknya pengurus Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang disingkat IPSNU, 2. Menugaskan kepada para peserta untuk mengusulkan AD dan ART serta simbol IPSNU untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.

Lalu di pertemuan ke tiga bertempat di pondok pesantren Al Masruriyyah berada di depan pondok pesantren tebuireng, acara pokok adalah membahas AD/ART dan simbol IPSNU akhirnya menghasilkan keputusan: 1. Simbol IPSNU disetujui, 2. AD/ART belum bisa dibahas tuntas untuk itu menugaskan KH. Suharbillah untuk menyelesaikannya.

pada tanggal 20 Maret 1986 di aula kantor PWNU di jln. Raya darmo no 96 surabaya, PWNU diwakili KH. Anas Thohir menanggapi perihal masalah nama karena IPSI menyarankan jangan memakai nama langsung induk organisasi, maka KH. Anas Thohir mengusulkan nama "Pagar Nusa" lengkapnya IPSNU Pagar Nusa, nama sekaligus simbol pagar nusa tersebut ciptaan KH. Mujib Ridwan putra dari KH. Ridwan Abdullah pencipta lambang NU, dari keputusan itu akhirnya disepakati nama IPSNU Pagar Nusa.

lalu pada tanggal 26 Maret 1986 bertempat di TPQ Khodijah Surabaya, jawa timur. Nama Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa disahkan dan pengurus yang telah terbentuk dan dilantik oleh KH. Imron Hamzah PWNU Jawa Timur, kiasan nama PAGARNUSA adalah Pagarnya NU dan Bangsa.

Kemudian pada tanggal 16 Juli 1986, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang ketika itu diketuai oleh KH. Ahmad Shidiq sebagai Rais 'Aam dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum-nya, melakukan peresmian terhadap Lembaga Pencak Silat Nahdhatul Ulama Pagar Nusa sebagai salah satu lembaga di bawah pangkuan Jam'iyah Nahdlatul Ulama dan ketua umum LPSNU Pagar Nusa pertama kali dijabat oleh KH. Abdullah Maksum Jauhari.

Pagarnusa mengadakan Munas I di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Surat kesediaan ditempati sebagai penyelenggara munas ditandatangani oleh KH Saifurrizal. la juga yang menentukan tanggal pelaksanaan acara tersebut, yaitu 20-23 September 1991. Namun, ternyata itu adalah tanggal yang tepat dengan 100 hari wafatnya KH Saifurrizal sehingga pada pembukaan acara pun terlebih dahulu diadakan tahlilan.

Sesuai hasil Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya (1994), Lembaga Pencak Silat NU Pagarnusa berubah status dari Lembaga menjadi badan otonom. Kemudian pada Muktamar NU di Lirboyo (1999), status Badan Otonom kembali berubah menjadi lembaga.

Munas II Pagarnusa diadakan di Padepokan IPSI Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada 22 Januari 2001. Acara ini diikuti perwakilan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Riau, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahkan, Jawa Timur yang merupakan pusat pengembangan IPSNU Pagarnusa mengikutsertakan perwakilan dari cabang-cabang yang ada di 35 kabupaten/kota se-Jawa Timur dan pondok pesantren. Acara yang dibuka oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid ini membahas agenda-agenda: (1) Organisasi: Membahas masalah Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) IPS-NU Pagarnusa; (2) Ke-Pasti-an: Membahas masalah Pasti (Pasukan lnti) dan perangkat yang lain yang meliputi seragam dan atributnya, keanggotaan, dan kepelatihan; (3) Teknik dan Jurus: Membahas, menggali, dan menyempurnakan jurus-jurus yang sudah dimiliki oleh IPS-NU Pagarnusa

Akhirnya pada Muktamar NU ke 31 di Boyolali pada tanggal 28 November - 02 Desember 2004 IPSNU PAGARNUSA jadi Badan Otonom sampai sekarang.

Hierarki Organisasi

  1. Pimpinan Pusat (PP) di tingkat nasional;
  2. Pimpinan Wilayah (PW) di tingkat provinsi;
  3. Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) berkedudukan di kepengurusan luar negeri;
  4. Pimpinan Cabang (PC) di tingkat kabupaten/kota;
  5. Pimpinan Anak Cabang (PAC) di tingkat kecamatan;
  6. Pimpinan Rayon (Rayon) berkedudukan di pondok pesantren atau lembaga pendidikan;
  7. Pimpinan Ranting (Ranting) di tingkat desa/kelurahan.

Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa

Ketua Umum Pimpinan Pusat PAGAR NUSA
Petahana
Muchamad Nabil Haroen

sejak 2017
Dibentuk1986
Pejabat pertamaKH. Abdullah Maksum Jauhari
Potret Nama Periode
Mulai Selesai
KH. A. Maksum Jauhari 1986 2003
Dr. KH. Suharbillah 2003 2007
Drs. KH. Fuad Anwar, M.Si 2007 2012
KH. Aizzudin Abdurrahman 2012 2016
Ajengan Mimih Haeruman 2016 2017
Muchamad Nabil Haroen 2017 sekarang

Tujuan Pagar Nusa

  1. Pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pendayagunaan profesi seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban dengan segala aspeknya, baik aspek seni, budaya, bela diri pencak silat, dan ketabiban sebagai cabang olahraga maupun seni budaya dan aspek ketabiban (mental spiritual) dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudi luhur dan Pancasilais.
  2. Berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahlusunnah wal Jamaah dengan menganut salah satu Mazhab Empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Prasetya Pagar Nusa

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Kami Pesilat Pagar Nusa Sanggup Melaksanakan :

  1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
  2. Berbakti kepada Nusa dan Bangsa
  3. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan
  4. Mempertahankan kebenaran dan mencegah kemungkaran
  5. Mempertahankan faham Ahlusunnah wal Jama'ah An Nahdliyah

Aliran Beladiri

Pagar Nusa di ketahui mewadahi beberapa perguruan beladiri yang dahulunya berdiri sendiri, sehingga juga dikenal dengan sebutan "Pagar Nusa IPSI-Nya NU." Karena beragam perguruan beladiri berafiliasi di Pagar Nusa. Ada puluhan bahkan ratusan perguruan maupun padepokan Pencak Silat yang menjadi bagian dari Pagar Nusa, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia)
  2. Batara Perkasa
  3. NH Perkasya
  4. Peguron Sapu Jagat
  5. Pagar Nusa Cimande 1982
  6. Ababil Surakarta
  7. Ababil Jember
  8. PSHC (Pencak Silat Harimau Cimande)
  9. DOB PENAGA (Dakwah Olahraga Beladiri Pecinta Negara dan Agama)
  10. SPKM (Silat Pencak Kordho Manyuro)
  11. AT (Al-Akhlaqu At-Thohiroh) Tulungagung
  12. PHPN (Perisai Hati Pagar Nusa)
  13. Sunan Giri
  14. PMP Bintang Sembilan
  15. Macan Ireng
  16. Macan Putih
  17. Naga Putih
  18. Padepokan Nur Langit
  19. GBR (Garuda Bambu Runcing)
  20. SDM (Satria Daya Manunggal)
  21. Tegal Istighfar/JPC
  22. Harimau Kumbang
  23. IPS Maruyung
  24. ASMA Purwokerto
  25. PPS Kuntu Mancilan
  26. CEPEDI (Cepat Pembelaan Diri)
  27. LBI Harimau Putih
  28. Satria Agung
  29. GATEDA Tulungagung
  30. Carangkuning
  31. PSKH Blitar (Pentjak Suci Kumpulan Hati) "Trah Setia Hati"
  32. Cimande Sri Panjalu
  33. Kuntau Kalimantan
  34. Naga Hijau
  35. Parikesit
  36. Hokashito Garuda Putih
  37. Macan Kembar
  38. Joko Tingkir
  39. Asmaul Husna Pagar Nusa
  40. Silamba Wiqri
  41. Padepokan Langit Tujuh
  42. PERSIS
  43. PPS Putra Siliwangi
  44. Sapu Jagad
  45. Lintang Songo
  46. Nurul Jadid
  47. Pagar Nusa Cikalong
  48. Pagar Nusa Cikaret
  49. Shaolinshi
  50. Sehati Muslim
  51. Silat Betawi
  52. Kucing Hitam
  53. Jiwa Suci
  54. Asta Dahana
  55. Pagar Nusa AL Ghozaliyah
  56. Sendeng Semperen 7
  57. Kuciang Putiah Harimau Campo (KPHC)

Masih banyak lagi aliran-aliran perguruan di seluruh Indonesia yang bernaung di bawah panji PSNU Pagar Nusa.

Catatan kaki

  1. ^ Syahrial, Muhammad (2020-01-01). Buku Jago Beladiri. Ilmu Cemerlang Group. ISBN 978-623-7764-00-7. 
  2. ^ "Sejarah Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa". www.nu.or.id. 2019-05-31. Diakses tanggal 2021-09-11. 

3. Arsip Sejarah Pencak Silat NU Pagar Nusa