Lompat ke isi

Tanda titik dua: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
menuju link titik dua yang benar
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17: Baris 17:


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
A4ser


{{reflist}}
{{reflist}}

Revisi per 24 September 2023 06.41

Tanda titik dua (atau tanda dua titik) adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan satu di atas yang lain, atau diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda. Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.

Bahasa Indonesia

Dalam pedoman EYD,[1] tanda titik dua dipakai:

  1. Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh:
    Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
  2. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh:
    Ketua: Ahmad Wijaya
  3. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh:
    Ibu: (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
  4. Di antara (i) jilid atau nomor dan halaman, (ii) bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Contoh:
    Tempo, I (1971), 34:7

Catatan kaki

A4ser