Lompat ke isi

Mikroalga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Pemanenan: menambahkan pranala dalam
k →‎Kemampuan dan pemanfaatan: Menambah informasi
Baris 1: Baris 1:
{{inuse}}

'''Mikroalga''' merupakan tumbuhan renik yang berukuran mikroskopik (diameter antara 3-30 μm) yang termasuk dalam kelas alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal. Di bumi, ada sekitar 200.000 - 800.00 spesies mikroalga, dimana baru sekitar 35.000 spesies yang telah teridentifikasi. Spesies tersebut biasanya masuk dalam kelompok [[Diatom|Bacillariophyceae]], [[Alga hijau|Chloropyceae]], [[Alga keemasan|Chrysophyceae]], dan [[Alga biru|Cyanophyceae]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Budiman|first=Arief|last2=Suyono|first2=Eko Agus|last3=Dewayanto|first3=Nugroho|last4=Dewati|first4=Putri Restu|last5=Pradana|first5=Yano Surya|last6=Widawati|first6=Teta Fathya|date=2023|title=Biorefinery Mikroalga|location=Sleman, D.I. Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=9786233591201|url-status=live}}</ref>
'''Mikroalga''' merupakan tumbuhan renik yang berukuran mikroskopik (diameter antara 3-30 μm) yang termasuk dalam kelas alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal. Di bumi, ada sekitar 200.000 - 800.00 spesies mikroalga, dimana baru sekitar 35.000 spesies yang telah teridentifikasi. Spesies tersebut biasanya masuk dalam kelompok [[Diatom|Bacillariophyceae]], [[Alga hijau|Chloropyceae]], [[Alga keemasan|Chrysophyceae]], dan [[Alga biru|Cyanophyceae]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Budiman|first=Arief|last2=Suyono|first2=Eko Agus|last3=Dewayanto|first3=Nugroho|last4=Dewati|first4=Putri Restu|last5=Pradana|first5=Yano Surya|last6=Widawati|first6=Teta Fathya|date=2023|title=Biorefinery Mikroalga|location=Sleman, D.I. Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=9786233591201|url-status=live}}</ref>


Baris 21: Baris 23:


Selain digunakan sebagai biodiesel, dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan berbagai produk tambahan lainnya seperti [[kosmetik]], [[pigmen hayati]], dan [[pupuk mikrobiologis]]. Hal ini dikarenakan beberapa spesies mikroalga mengandung berbagai jenis [[antioksidan]], [[karotenoid]], [[enzim polimer]], [[lipid]], [[Lemak tak jenuh ganda|asam lemak tak jenuh ganda]], [[pepsin]], [[toksin]], [[sterol]], dan lain-lain.<ref name=":0" />
Selain digunakan sebagai biodiesel, dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan berbagai produk tambahan lainnya seperti [[kosmetik]], [[pigmen hayati]], dan [[pupuk mikrobiologis]]. Hal ini dikarenakan beberapa spesies mikroalga mengandung berbagai jenis [[antioksidan]], [[karotenoid]], [[enzim polimer]], [[lipid]], [[Lemak tak jenuh ganda|asam lemak tak jenuh ganda]], [[pepsin]], [[toksin]], [[sterol]], dan lain-lain.<ref name=":0" />

=== Sebagai tepung protein sel tunggal (PST) ===
Mikroalga seperti ''[[Chlorella]], [[Spirulina (suplemen tambahan)|Spirulina]], [[Haematococcus pluvialis|Haematococcus]]'', dan ''[[Dunaliella]]'' sering diproduksi dalam bentuk bubuk yang disebut tepung protein sel tunggal. karena memiliki umur simpan yang tinggi, mengingat kadar airnya di bawah 7% dan memiliki kadara asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah daripada produk pasta atau kotak kering beku (''freeze dried cubes''). <ref name=":0" />

Bubuk dari Chlorella dapat digunakan sebagai pengganti urea dalam proses fermentasi [[Nata de coco|''nata de coco'']] sebagai sumber nitrogen bagi ''[[Acetobacter xylinum]]''. ''Chlorella'' yang sudah dipanen dikeringkan dan dihancurkan hingga menjadi bubuk.<ref name=":0" />

=== Sebagai pakan ===


== Tahapan pemanfaatan ==
== Tahapan pemanfaatan ==

Revisi per 30 September 2023 09.06

Mikroalga merupakan tumbuhan renik yang berukuran mikroskopik (diameter antara 3-30 μm) yang termasuk dalam kelas alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal. Di bumi, ada sekitar 200.000 - 800.00 spesies mikroalga, dimana baru sekitar 35.000 spesies yang telah teridentifikasi. Spesies tersebut biasanya masuk dalam kelompok Bacillariophyceae, Chloropyceae, Chrysophyceae, dan Cyanophyceae.[1]

Klasifikasi

Nannochloropsis sp., salah satu spesies mikroalga

Mikroalga diklasifikasikan ke dalam 11 divisi utama yang didasarkan pada pigmen fotosintesis, produk penyimpanan, dan komponen dinding sel yang dimiliki oleh alga.[2]

  1. Cyanophyta
  2. Prochlorophyta
  3. Glaucophyta
  4. Rhodophyta
  5. Cryptophyta
  6. Heterokkontophyta
  7. Haplophyta
  8. Dinophyta
  9. Euglenophyta
  10. Chlorarachniophyta
  11. Chlorophyta

Kemudian, klasifikasi ini berkembang dengan menyertakan perbandingan sekuens gen makromolekul dan sekuen dari 5s, 18s, dan 28s RNA ribosom, cara bereproduksi, serta keberadaan alat bantu gerak.

Kemampuan dan pemanfaatan

Kemampuan mikroalga untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen menjadikannya salah satu penyumbang produksi oksigen di dunia, kurang lebih sebesar 50% dari total produksi oksigen.[3] Mikroalga menggunakan sinar matahari dan karbon dioksida untuk menghasilkan lipid yang akan terakumulasi di dalam sel. Jika lipid ini diekstraksi atau yang dikenal dengan reaksi transesterifikasi, lipid ini akan menghasilkan biodiesel.[1] Hal ini membuat mikroalga sering dijuluki pabrik biologis mini.[4]

Selain digunakan sebagai biodiesel, dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan berbagai produk tambahan lainnya seperti kosmetik, pigmen hayati, dan pupuk mikrobiologis. Hal ini dikarenakan beberapa spesies mikroalga mengandung berbagai jenis antioksidan, karotenoid, enzim polimer, lipid, asam lemak tak jenuh ganda, pepsin, toksin, sterol, dan lain-lain.[1]

Sebagai tepung protein sel tunggal (PST)

Mikroalga seperti Chlorella, Spirulina, Haematococcus, dan Dunaliella sering diproduksi dalam bentuk bubuk yang disebut tepung protein sel tunggal. karena memiliki umur simpan yang tinggi, mengingat kadar airnya di bawah 7% dan memiliki kadara asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah daripada produk pasta atau kotak kering beku (freeze dried cubes). [1]

Bubuk dari Chlorella dapat digunakan sebagai pengganti urea dalam proses fermentasi nata de coco sebagai sumber nitrogen bagi Acetobacter xylinum. Chlorella yang sudah dipanen dikeringkan dan dihancurkan hingga menjadi bubuk.[1]

Sebagai pakan

Tahapan pemanfaatan

Budi daya

Fotobioreaktor

Ada dua sistem yang diterapkan dalam kultivasi mikroalga, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Pada sistem terbuka, mikroalga dibudidayakan di alam terbuka, seperti sungai atau danau. Sistem terbuka juga dapat diterapkan pada kolam terbuka yang diberi aerasi. Pada kolam ini tersedia sumber karbon dioksida yang berasal dari udara bebas. Sedangkan pada sistem tertutup, biasanya mikroalga dibudidayakan di dalam fotobioreaktor dengan kondisi lingkungan yang terkontrol. Fotobioreaktor dibuat dari material yang tipis dan transparan agar cahaya dapat masuk ke dalam bioreaktor yang berisi mikroalga.[1]

Pemanenan

Proses pemanenan mikroalga dilakukan dengan memisahkannya dari media tumbuhnya. Metode pemisahannya tergantung dari jenis mikroalga yang dibudidayakan, media tumbuh, produksi mikroalga, produk akhir, dan biaya produksi. Proses pemanenan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi energi dan penggunaan bahan-bahan kimia. Adapun metode yang biasa digunakan antara lain sentrifugasi, sedimentasi gravitasi, filtrasi, flokulasi, proses eletrolitik, flotasi, dan elektroforesis. Pemanenan yang efisien umumnya diperoleh melalui penggabungan beberapa metode pemanenan.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Budiman, Arief; Suyono, Eko Agus; Dewayanto, Nugroho; Dewati, Putri Restu; Pradana, Yano Surya; Widawati, Teta Fathya (2023). Biorefinery Mikroalga. Sleman, D.I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 9786233591201. 
  2. ^ C. Van den Hoek; D. G. Mann; H. M. Jahns (1995), Algae: An Introduction to Phycology, Cambridge: Cambridge University Press, Wikidata Q107741504 
  3. ^ Anang S. Achmadi; Amir Hamidy; Ibnu Maryanto; et al. (6 September 2018). Ekspedisi Sulawesi Barat: Flora, Fauna, dan Mikroorganisme Gandangdewata. LIPI Press. ISBN 978-979-799-957-5. Wikidata Q107641224. 
  4. ^ Wan-Loy Chu. "Biotechnological applications of microalgae". IeJSME (dalam bahasa Inggris). 6 (3): S24–S37. Wikidata Q107741546.