Lompat ke isi

Mantikole, Dolo Barat, Donggala: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag
Danil Satria (bicara | kontrib)
Mantikole (Dolo Barat) pindah dari Kabupaten Donggala ke Kabupaten Sigi (Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008)
Tag: Pengalihan baru
 
Baris 1: Baris 1:
#ALIH [[Mantikole, Dolo Barat, Sigi]]
{{desa
|nama =Mantikole
|peta =
|provinsi =Sulawesi Tengah
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Donggala
|kecamatan =Dolo
|kode pos =-
|luas =.... km²
|penduduk =.... jiwa
|kepadatan =.... jiwa/km²
}}
'''Desa Mantikole''' merupakan sebuah desa yang didiami oleh suku terasing bernama [[Suku Tolare]]. Desa ini berada dalam wilayah Kecamatan Dolo, [[Kabupaten Donggala]], [[Sulawesi Tengah]]. Desa ini berbatasan dengan beberapa wilayah, seperti sebelah utara berbatasan dengan Desa Balamoa, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jono, sebelah Barat berbatasan dengan Pegunung Verbeek, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pesaku.

== Kependudukan ==
Berdasarkan [[sensus penduduk]], jumlah penduduk di Desa Mantikole ada lebih dari 994 jiwa yang terdiri dari lebih dari 470 jiwa laki-laki dan 524 jiwa perempuan. Mereka terhimpun dalam 232 kepala keluarga. Meskipun mereka memiliki sumber daya alam yang memadai dan secara secara sosio kultural mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, apabila dihadapkan pada [[modernitas]], keadaan mereka belum mampu memenuhi standar kualitas sebagai masyarakat yang maju. Sumber daya manusia yang ada di Desa Mantikole masih sangat rendah. Jenjang [[pendidikan]] yang banyak mereka tempuh sebagian besar adalah [[sekolah dasar]] (SD) sedangkan yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi hanya kurang dari satu persen. Di samping itu, masih banyak di antara mereka yang masih mengalami [[buta huruf]] dan tidak sekolah.<ref>Rasyid, Ahmad Sinala. 1999. Pemukiman Kembali Masyarakat terasing di Desa Mantikole. Tesis. Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada</ref>

Sumber daya manusia yang rendah tersebut memberi konsekuensi pada sektor [[pertanian]] yang menjadi sektor utama dari matapencaharian mereka. Kebanyakan dari penduduk Desa Mantikole bermatapencaharian sebagai peladang, pengebun, dan buruh tani. Sektor [[pertanian]] menjadi satu-satunya harapan bagi mereka untuk memperoleh kemajuan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Desa Mantikole yang disebabkan oleh rendahnya akses [[pendidikan]] mereka disebabkan pula oleh minimnya sarana dan prasarana pembangunan di bidang [[pendidikan]]. Tidak hanya itu sarana dan prasarana di pendidikan formal saja, prasarana informal seperti Balai Latihan Kerja Unit Desa, pelatihan-pelatihan keterampilan untuk usaha industri kecil, dan berbagai aktivitas lain sejenis juga dianggap menjadi faktornya.

Berkaitan dengan aktivitas [[pertanian]], penduduk di Desa Mantikole menerapkan sistem pertanian berpindah-pindah yang membawa konsekuensi pada penebangan pohon. Hal ini menjadikan mereka dianggap sebagai perusak hutan. Namun demikian, masyarakat yang mendiami Desa Mantikole paham bahwa aktivitas mereka ada yang merusak dan ada yang tidak merusak [[hutan]]. Mereka paham batasan-batasan hutan akan menjadi rusak apabila pohon-pohon ditebang dalam intensitas atau durasi yang terlalu sering. Oleh karena itu, mereka banyak melakukan perpindahan ladang dengan alasan untuk mengembalikan masa kesuburan atau daur ulang tanah sehingga memiliki tingkat kesuburan yang baik serta berpotensi untuk menjadi hutan baru kembali.<ref>Direktorat Bina Masyarakat Terasing. 1990. Pedoman Pelaksana Stimulus Pengembangan Masyarakat Terasing di Indonesia. Direktur Jenderal Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial RI. Jakarta</ref> Kasus yang dihadapi oleh mereka sebenarnya juga dihadapi oleh sebagian besar masyarakat lokal di [[Indonesia]] yang bermukim di sekitar hutan. Di satu sisi, [[hutan]] menyediakan sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat setempat, namun di sisi lain, pemanfaatan [[hutan]] secara serampangan juga menyebabkan kerusakan [[lingkungan]]. Meskipun demikian, penduduk di Desa Mantikole berupaya untuk memanfaatkan sumber daya [[hutan]] dengan arif dan bijaksana.

== Keadaan Geografis dan Iklim ==
Selain berbatasan dengan beberapa desa lainnya, Desa Mantikole juga memiliki empat lingkungan. Keempat lingkungan itu antara lain:<ref>http://wikimapia.org/35761593/Mantikole</ref>

- Lingkungan satu bernama ''Mariampa'' yang merupakan lingkungan yang berada di daerah [[dataran rendah]] yang menjadi pemukiman penduduk setempat.

- Lingkungan dua bernama ''Siampa'' yang merupakan daerah [[dataran rendah]] yang merupakan wilayah pemukiman sosial, serta sebagian kecil dihuni oleh warga masyaraat setempat.

- Lingkungan tiga bernama ''Luro'' yang merupakan daerah di [[Pegunungan Verbeek]] dan dihuni oleh kurang dari 71 kepala keluarga. Lingkungan ini merupakan lingkungan paling terasing dan terbesar jumlahnya.

- Lingkungan empat bernama ''Siampela'' yang berada di pegunungan Varbeek yang letaknya lebih tinggi lagi dan dihuni oleh kurang dari 13 kepala keluarga.

Sebagian besar, Desa Mantikole merupakan daerah [[pegunungan]] dan sebagian kecil lainnya merupakan daerah [[dataran rendah]]. Jarak yang harus ditempuh dari Desa Mantikole ke ibu kota kecamatan kurang lebih 13&nbsp;km sedangkan jarak yang harus di tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 23 KM, sementara jarak ke ibu kota provinsi adalah 25 KM. Pada umumnya, iklim di Desa Mantikole dipengaruhi oleh dua musim secara tetap, yaitu musim Barat yang kering dan musim Timur yang banyak mengandung uap air. Musim Barat biasanya berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan bulan April, sedangkan musim Timur dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Oktober. Musim tersebut ditandai dengan tingginya intensitas [[hujan]] turun sehingga dalam setengah tahun curah hujan menjadi relatif tinggi.

== Referensi ==
{{Reflist}}
*
*
*

{{Dolo, Donggala}}

{{Authority control}}

Revisi terkini sejak 13 Oktober 2023 11.16