Lompat ke isi

Robert Budi Hartono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengubah parameter nama di infobox Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Chinese name|[[Huang (marga)|Oei]]}}
{{Chinese name|[[Huang (marga)|Oei]]}}
{{Infobox person
{{Infobox person
| name = Robert Budi Hartono
| name = Roberto Carlos
| image = Robert-budi-hartono.jpg
| image = Robert-budi-hartono.jpg
| other_names .
| other_names .

Revisi per 22 Oktober 2023 11.42

Roberto Carlos
Lahir28 April 1941 (umur 83)
Semarang, Jawa Tengah, Hindia Belanda
KewarganegaraanIndonesia
PekerjaanPengusaha
Dikenal atasDjarum
Bank BCA
Polytron
Sarana Menara Nusantara
Blibli
Kekayaan bersihUS$ 24,6 Miliar (Penurunan US$ 242 Juta) (3 Maret 2023)[1]
Suami/istriWidowati Hartono
AnakVictor Rachmat Hartono
Martin Basuki Hartono
Armand Wahyudi Hartono
Orang tuaOei Wie Gwan (ayah)
KerabatMichael Bambang Hartono (kakak)
Situs webwww.djarum.com

Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, (lahir 28 April 1941) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Kakaknya bernama Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang. Pada 2022, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Budi Hartono dan Bambang Hartono menduduki peringkat pertama dengan total kekayaan US$ 47,7 Miliar.[2] Budi Hartono sendiri menduduki peringkat ke-64 dunia dengan total kekayaan US$ 23,2 Miliar.[3]

Selain Djarum, Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 % saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik. Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya meproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser. Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Global Digital Prima Ventures (GDP Ventures), Global Digital Niaga (Blibli.com), mereka juga membeli Kaskus, situs Indonesia yang paling populer.[4]

Robert sangat menyukai olahraga bulu tangkis. Bermula dari sekadar hobi, ia kemudian mendirikan PB Djarum pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.

Robert Budi Hartono menikahi seorang wanita bernama Widowati Hartono atau lebih akrab dengan nama Giok Hartono. Bersamanya, Pemilik PT Djarum ini memiliki tiga orang putra yang kesemuanya telah menyelesaikan pendidikan. Mereka adalah Victor Hartono, Martin Hartono, dan Armand Hartono.

Djarum

Berawal dari Mr. Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran. Pada tahun 1963, pabrik perusahaan Djarum terbakar dan perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Oei meninggal tak lama kemudian.

Setelah Oei meninggal, Robert bersama kakaknya Michael Bambang Hartono, melanjutkan usaha tersebut. Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.

Di tangan dua bersaudara Hartono tersebut, Djarum bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Djarum saat ini memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat. Di Indonesia, produksi Djarum mencapai 48 miliar batang pertahun atau 20% dari total produksi nasional.[butuh rujukan] Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.

Pada tahun 2009, Djarum bersama dengan rokok kretek lain dilarang di Amerika Serikat. Hal ini terjadi akibat telah diluncurkannya Dos Hermanos, sebuah cerutu premium pencampuran tembakau Brasil dan Indonesia[5].[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ Forbes (3 Maret 2023). "R. Budi Hartono". forbes.com. Diakses tanggal 3 Maret 2023. 
  2. ^ "R. Budi & Michael Hartono". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-03. 
  3. ^ "R. Budi Hartono". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-03. 
  4. ^ "3-5 Tahun Lagi, Djarum Jadi Pemegang Saham Mayoritas Kaskus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-27. Diakses tanggal 2014-05-27. 
  5. ^ Siti Afifiyah, Wong Semarang Terkaya Nomor 1 di Indonesia, Pebisnis Rokok yang Tidak Merokok, diakses tanggal 2 April 2019