Pertempuran Mu'tah: Perbedaan antara revisi
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 57: | Baris 57: | ||
=== Pertemuan antara pasukan Muslimin dan pasukan Ghassaniyah === |
=== Pertemuan antara pasukan Muslimin dan pasukan Ghassaniyah === |
||
Pasukan Muslim dapat mencapai wilayah Ma'an di negeri Syam. Lokasi ini dapat dicapai karena pasukan Muslim telah mengadakan perjanjian damai dengan kabilah-kabilah yang berada di |
Pasukan Muslim dapat mencapai wilayah Ma'an di negeri Syam. Lokasi ini dapat dicapai karena pasukan Muslim telah mengadakan perjanjian damai dengan kabilah-kabilah yang berada di jalur Madinah-Mu'tah.{{Sfn|Amahzun|2004|p=319}} Pada awal pertempuran, pasukan Muslimin dipimpin oleh [[Zaid bin Haritsah]].{{Sfn|Zulyadain dan Sugiarto|2021|p=128}} |
||
=== Penunjukan Khalid bin Walid sebagai panglima perang === |
=== Penunjukan Khalid bin Walid sebagai panglima perang === |
Revisi per 26 Oktober 2023 16.25
Pertempuran Mu'tah غَزْوَة مُؤْتَة مَعْرَكَة مُؤْتَة | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Bizantium | |||||||
Makam komandan Muslim Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah di Al-Mazar dekat Mu'tah, Yordania | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Arab muslim |
Kekaisaran Romawi Ghassaniyah | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Zaid bin Haritsah † Ja'far bin Abi Thalib † Abdullah bin Rawahah † Khalid ibn Walid |
Theodorus Mālik bin Zāfilah †[2] | ||||||
Kekuatan | |||||||
3,000[3][4][5] | 10,000 atau kurang (Estimasi modern) | ||||||
Korban | |||||||
12[7] (Diperdebatkan)[8][9] | Tidak diketahui | ||||||
Pertempuran Mu'tah adalah sebuah pertempuran yang terjadi di Mu'tah pada bulan Jumadil Awal 8 H atau 629 M. Pihak yang terlibat dalam pertempuran ini ialah pasukan Muslim yang diutus oleh Muhammad, dan pasukan Bizantium.
Penyebab
Selama masa gencatan senjata antara Kaum Quraisy dan Kaum Muslimin, Muhammad sebagai pemimpin Kaum Muslimin di Madinah mengadakan pengiriman utusan dan surat ke beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di negeri-negeri lain. Pengutusan dan pengiriman surat ini ditujukan untuk mengajak para kepala negara dan kepala pemerintah untuk menerima ajaran Islam.[10]
Pengiriman utusan dan surat-surat dakwah diadakan pada akhir tahun keenam Hijriah. Salah satu surat ditujukan kepada amir di Bushra. Utusan yang dikirim ialah Al-Harits bin Umair Al-Azadi. Namun, Al-Harits dibunuh di Mu'tah sebelum Amir Bushra menerima surat dakwah.[11] Al-Harits dibunuh oleh Syurahbil bin Amr al-Ghassani. Syurahbil merupakan salah satu pembesar negara di Mu'tah.[12] Atas perlakuan ini, Muhammad mempersiapkan pasukan Muslimin untuk berperang dengan pasukan Ghassaniyah di Mu'tah pada tahun ke-8 Hijriah.[13]
Lokasi
Pertempuran Mu'tah terjadi di sebuah perkampungan bernama Mu'tah. Lokasi Mu'tah berada di wilayah sebelum memasuki Syam. Perjalanan dari Mu'tah menuju ke Baitul Maqdis ditempuh selama dua hari bila berjalan kaki.[14]
Waktu
Pertempuran Mu'tah terjadi pada bulan September 629 M. Kejadiannya bertepatan dengan bulan Jumadil Awal 8 H.[15]
Kekuatan tempur
Muhammad sebagai pemimpin utama pasukan Muslim tidak ikut serta dalam Pertempuran Mu'tah.[15] Jumlah pasukan Muslimin yang disiapkan oleh Muhammad untuk berangkat ke Mu'tah sebanyak 3 ribu orang. Pengiriman pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.[16]
Sementara pasukan Ghassaniyah berjumlah 200 ribu orang.[13] Sebanyak 100 ribu pasukan berasal dari Kekaisaran Romawi Timur, sedangkan 100 ribu lainnya berasal dari pasukan Ghassaniyah.[17]
Pimpinan perang
Pimpinan perang dari Pasukan Muslimin
Panglima perang dari Pasukan Muslimin untuk mengikuti Pertempuran Mu'tah dipilih langsung oleh Muhammad. Panglima perang yang terpilih ialah Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.[18] Ketiga panglima ini menjadi pemimpin secara berurutan dalam kondisi pemimpin sebelumnya gugur dalam pertempuran. Muhammad menetapkan bahwa ketika panglima tersebut gugur, maka posisi panglima perang berikutnya dipilih langsung oleh Pasukan Muslimin.[19]
Abdullah bin Rawahah
Abdullah bin Rawahah pada masa Jahiliah adalah seorang penyair. Ia menjadi muslim sebelum terjadinya Baiat Aqabah dan tetapi menekuni pekerjaan sebagai penyair. Setelah menjadi Muslim, ia mengikuti peperangan bersama Muhammad.[20]
Berlangsungnya pertempuran
Pertemuan antara pasukan Muslimin dan pasukan Ghassaniyah
Pasukan Muslim dapat mencapai wilayah Ma'an di negeri Syam. Lokasi ini dapat dicapai karena pasukan Muslim telah mengadakan perjanjian damai dengan kabilah-kabilah yang berada di jalur Madinah-Mu'tah.[21] Pada awal pertempuran, pasukan Muslimin dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.[22]
Penunjukan Khalid bin Walid sebagai panglima perang
Khalid bin Walid dipilih oleh pasukan Muslim sebagai panglima perang ketika ketiga panglima perang yang dipilih oleh Muhammad tewas saat Pertempuran Mu'tah sedang berlangsung.[17]
Dampak
Kematian sahabat Nabi
Ibnu Hisyam mencatat bahwa jumlah sahabat Nabi yang meninggal dalam Pertempuran Mu'tah hanya 12 orang.[23] Ketiga pemimpin pasukan Muslim mengalami kematian, yaitu Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Pemakaman ketiganya dilakukan di Mu'tah.[24]
Pengislaman
Salah seorang komandan Kekaisaran Romawi Timur yang bernama Farwah bin Amr memilih untuk menjadi muslim setelah Pertempuran Mu'tah berakhir. Farwah adalah penguasa di wilayah-wilayah Jazirah Arab yang menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Timur. Ia berasal dari Banu Judzam. Setelah menerima ajaran Islam, Farwah mengirimkan utusan serta hadiah kepada Muhammad. Hadiah yang diberikannya berupa bagal dengan kulit berwarna putih. Namun Farwah akhirnya ditangkap dan dipenjara oleh penguasa Kekaisaran Romawi Timur setelah keislamannya diketahui. Ia akhirnya disalib di sebuah mata air yang bernama Afra' di Palestina. Hukuman mati yang diberikan kepada Farwah adalah pemenggalan leher.[25]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Kaegi 1992, hlm. 72.
- ^ a b Ibn Ishaq (2004). The Life of Muhammad. A. Guillaume (trans.). Oxford University Press, USA. hlm. 532, 536. ISBN 0-19-636033-1.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka sejauh Ma‘ān di Suriah di mana mereka mendengar bahwa Heraclius telah turun ke Ma’āb di Balqāʾ dengan 100,000 orang Yunani yang bergabung dengan 100,000 orang dari Lakhm dan Judhām dan al-Qayn dan Bahrāʾ dan Balī yang dipimpin oleh seorang pria Balī dari Irāsha yang disebut Mālik bin Zāfilah.
- ^ Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Zadul Ma'ad 2/155
- ^ Ibnu Hajar al-'Asqalani, Fathul Bari 7/511
- ^ General A. I. Akram, The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, Chapter 6, hlm. 2
- ^ Gil, Moshe (1997-02-27). A History of Palestine, 634-1099. Cambridge University Press. hlm. 23. ISBN 978-0-521-59984-9.
- ^ Powers, David S. (2014-05-23). Zayd. University of Pennsylvania Press. hlm. 58–9. ISBN 978-0-8122-4617-9.
- ^ Peterson 2007, hlm. 142.
- ^ Powers 2009, hlm. 80.
- ^ Nasution 2013, hlm. 51-52.
- ^ Chalil 2001, hlm. 483.
- ^ Chalil 2001, hlm. 484.
- ^ a b Nasution 2013, hlm. 52.
- ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 127.
- ^ a b Ridha 2021, hlm. 4.
- ^ Amahzun 2004, hlm. 318.
- ^ a b Aizid 2015, hlm. 26.
- ^ Ridha 2021, hlm. 4-5.
- ^ Aizid 2015, hlm. 25.
- ^ Wargadinata, W., dan Fitriani, L. (2018). Hamid, M. Abdul, ed. Sastra Arab: Masa Jahiliyah dan Islam (PDF). Malang: UIN-Maliki Press. hlm. 250. ISBN 978-602-1190-93-7.
- ^ Amahzun 2004, hlm. 319.
- ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 128.
- ^ Gulen 2012, hlm. 363.
- ^ Gulen 2012, hlm. 360.
- ^ Tahir, Muhammad Suaib. Gunawan, Roland, ed. Pidato Terakhir Sang Nabi: Menyelami Makna-makna Universal dan Kemanusiaan dalam Pidato Terakhir Rasulullah Muhammad Saw (PDF). Yayasan Bumi Suci Indonesia. hlm. 14–15. ISBN 978-623-9727-20-8.
Daftar pustaka
- Aizid, Rizem (2015). Rusdianto, ed. Para Panglima Perang Islam. Yogyakarta: Saufa. ISBN 978-602-7695-69-6.
- Amahzun, Muhammad (2004). Manhaj Dakwah Rasulullah [Manhajun Nabiyy fid Da'wah min Khilâlis Sîrah ash-Shâlihah]. Diterjemahkan oleh Maftukhin, A., dan Burhanuddin, N. Jakarta: Qisthi Press. ISBN 978-979-3715-30-8.
- Chalil, Moenawar (2001). Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw. 2. Depok: Gema Insani. ISBN 979-561-711-7.
- Gulen, Muhammad Fethullah (2012). Cahaya Abadi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam Kebanggan Umat Manusia 2 [An-Nûr Al-Khâlid Muhammad Mafkhirat Al-Insaniyah]. Diterjemahkan oleh Saefuddin, Fuad. Republika Penerbit. ISBN 978-623-279-049-0.
- Nasution, Syamruddin (2013). Sejarah Peradaban Islam (PDF). Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.
- Ridha, Muhammad (2021). Sumbodo dan Oesman, E., ed. Perang Mu’tah Melawan Romawi dan Perang Fathu Makkah [Muhammad SAW.]. Diterjemahkan oleh Abu Farhan, Anshori Umar Sitanggal. Hikam Pustaka.
- Zulyadain dan Sugiarto, F. (2021). Muhammad, ed. Sirah Nabawiyah (PDF). Mataram: Sanabil. ISBN 978-623-317-166-3.