Hukum Gossen: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Andissukses (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
| accessdate = |
| accessdate = |
||
}} |
}} |
||
</ref> Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi dari fakta berdasarkan pengalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis benda tertentu dilakukan terus menerus, kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya mencapai suatu kejenuhan.<ref name=a/> Dengan demikian kenikmatan benda yang dikonsumsi terakhir merupakan kenikmatan [[marginal]].<ref name=a/> Hukum Gossen kedua merupakan hukum [[ekonomi murni]].<ref name=a/> Hukum Gossen 2 berbunyi bahwa manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sedapat-dapatnya sampai pada tingkat intensitas yang sama.<ref name="b">{{id}} {{cite journal |
</ref> Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi dari fakta berdasarkan pengalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis benda tertentu dilakukan terus menerus, kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya mencapai suatu kejenuhan.<ref name=a/> Dengan demikian kenikmatan benda yang dikonsumsi terakhir merupakan kenikmatan [[marginal]].<ref name=a/> Hukum Gossen kedua merupakan hukum [[ekonomi murni]].<ref name=a/> Hukum Gossen 2 berbunyi bahwa manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sedapat-dapatnya sampai pada tingkat intensitas yang sama.<ref name="b">{{id}} {{cite journal|author=Pujianto|first=Andi|year=|title=Penerapan Hukum Gosen Dalam Kehidupan Manusia|url=https://www.akuntansipendidik.com/hukum-gossen-2/|format=|journal=|publisher=|volume=|issue=|pages=|doi=|id=|accessdate=25 Juni 2014|month=}} |
||
| author = Ekonomi Konstektual |
|||
| year = |
|||
| month = |
|||
| title = Penerapan Hukum Gosen Dalam Kehidupan Manusia |
|||
| journal = |
|||
| volume = |
|||
| issue = |
|||
| pages = |
|||
| doi = |
|||
| id = |
|||
| url = http://www.ekonomikontekstual.com/2013/10/penerapan-hukum-gossen-2-dalam-kehidupan-manusia.html |
|||
| format = |
|||
| publisher = |
|||
| accessdate = 25 Juni 2014 |
|||
}} |
|||
</ref> Hukum gossen 2 disebut juga ''hukum guna [[Horizontal]]'' karena membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang, sedangkan hukum gossen 1 disebut ''hukum guna [[vertikal]]'' karena hanya membahas pemuasan satu macam barang.<ref name=b/> Konsumen akan berada dalam keseimbangan dan mencapai kepuasaan maksimal jika dalam pembelanjaan anggaran yang dimilikinya, kepuasaan marginal yang dicapai satuan uangnya adalah sama.<ref name=a/> Jika tidak demikian halnya, maka dengan pengaturan pembelanjaannya konsumen akan mecapai batas kepuasaan yang lebih tinggi.<ref name=a/> Hal itu harus dilakukan terus sampai tidak dimungkinkan pengaturan yang lebih menguntungkan lagi.<ref name=a/> Dengan demikian kepuasaan yang dicapai adalah maksimal, hal mana tak akan terjadi pada penyamarataan kepuasaan marginal dalam pembelanjaan uang.<ref name=a/> Hukum gossen kedua juga sering dirumuskan sebagai ketetapan perbandingan antara kepuasaan marginal dari benda-benda yang dikonsumsi.<ref name=a/> |
</ref> Hukum gossen 2 disebut juga ''hukum guna [[Horizontal]]'' karena membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang, sedangkan hukum gossen 1 disebut ''hukum guna [[vertikal]]'' karena hanya membahas pemuasan satu macam barang.<ref name=b/> Konsumen akan berada dalam keseimbangan dan mencapai kepuasaan maksimal jika dalam pembelanjaan anggaran yang dimilikinya, kepuasaan marginal yang dicapai satuan uangnya adalah sama.<ref name=a/> Jika tidak demikian halnya, maka dengan pengaturan pembelanjaannya konsumen akan mecapai batas kepuasaan yang lebih tinggi.<ref name=a/> Hal itu harus dilakukan terus sampai tidak dimungkinkan pengaturan yang lebih menguntungkan lagi.<ref name=a/> Dengan demikian kepuasaan yang dicapai adalah maksimal, hal mana tak akan terjadi pada penyamarataan kepuasaan marginal dalam pembelanjaan uang.<ref name=a/> Hukum gossen kedua juga sering dirumuskan sebagai ketetapan perbandingan antara kepuasaan marginal dari benda-benda yang dikonsumsi.<ref name=a/> |
||
Revisi per 6 November 2023 13.01
Hukum Gossen (1810-1858), adalah kaidah dalam ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Jerman, Hermann Heinrich Gossen.[1] Hukum Gossen pertama merupakan generalisasi dari fakta berdasarkan pengalaman jika pemuasan keperluan terhadap suatu jenis benda tertentu dilakukan terus menerus, kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya mencapai suatu kejenuhan.[1] Dengan demikian kenikmatan benda yang dikonsumsi terakhir merupakan kenikmatan marginal.[1] Hukum Gossen kedua merupakan hukum ekonomi murni.[1] Hukum Gossen 2 berbunyi bahwa manusia akan berusaha memenuhi bermacam-macam kebutuhannya sedapat-dapatnya sampai pada tingkat intensitas yang sama.[2] Hukum gossen 2 disebut juga hukum guna Horizontal karena membahas pemuasan terhadap bermacam-macam barang, sedangkan hukum gossen 1 disebut hukum guna vertikal karena hanya membahas pemuasan satu macam barang.[2] Konsumen akan berada dalam keseimbangan dan mencapai kepuasaan maksimal jika dalam pembelanjaan anggaran yang dimilikinya, kepuasaan marginal yang dicapai satuan uangnya adalah sama.[1] Jika tidak demikian halnya, maka dengan pengaturan pembelanjaannya konsumen akan mecapai batas kepuasaan yang lebih tinggi.[1] Hal itu harus dilakukan terus sampai tidak dimungkinkan pengaturan yang lebih menguntungkan lagi.[1] Dengan demikian kepuasaan yang dicapai adalah maksimal, hal mana tak akan terjadi pada penyamarataan kepuasaan marginal dalam pembelanjaan uang.[1] Hukum gossen kedua juga sering dirumuskan sebagai ketetapan perbandingan antara kepuasaan marginal dari benda-benda yang dikonsumsi.[1]