Lompat ke isi

Songkok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faleztino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faleztino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15: Baris 15:
Sama seperti halnya istilah "''tiongkok''" dalam bahasa Indonesia yang mulanya dieja sebagai "''tjongkok''", berasal dari istilah bahasa Min Hokien 中国 ([[Pe̍h-ōe-jī|PŌJ]]: ''chòng-kok''), yang berarti "dinasti [[Qin]]" atau "negara Cina". Istilah "''songkok''" pun [[etimologi|beretimologi]] dari bahasa Min Hokien 宋國 (''sòng-kok''), yang berarti "dinasti Song" atau "negara Songhoa". Hal ini merujuk kepada tempat asal-usul topi songkok itu sendiri, yakni negara/dinasti Song pada masa 960–1279 yang kini merupakan bagian dari wilayah [[Republik Rakyat Tiongkok]].
Sama seperti halnya istilah "''tiongkok''" dalam bahasa Indonesia yang mulanya dieja sebagai "''tjongkok''", berasal dari istilah bahasa Min Hokien 中国 ([[Pe̍h-ōe-jī|PŌJ]]: ''chòng-kok''), yang berarti "dinasti [[Qin]]" atau "negara Cina". Istilah "''songkok''" pun [[etimologi|beretimologi]] dari bahasa Min Hokien 宋國 (''sòng-kok''), yang berarti "dinasti Song" atau "negara Songhoa". Hal ini merujuk kepada tempat asal-usul topi songkok itu sendiri, yakni negara/dinasti Song pada masa 960–1279 yang kini merupakan bagian dari wilayah [[Republik Rakyat Tiongkok]].


== Asal usul ==
== Sejarah ==
Berdasarkan sejarahnya, songkok berasal dari era 960–1279 dan sejatinya merupakan tudung atau penutup kepala kebesaran khas kaisar atau kaum bangsawan negara/dinasti Song.
Kopiah (kupiah) dicatat digunakan pasukan khusus [[Majapahit]] (''Bhayangkara''), dicatat dalam ''[[Hikayat Banjar]]'' yang ditulis pada (atau tidak lama setelah) tahun 1663.<ref>{{Cite book|title=Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography|last=Ras|first=Johannes Jacobus|location=The Hague|publisher=Martinus Nijhoff|year=1968|url=https://books.google.com/books?id=jsJkAAAAMAAJ|ref=harv}})</ref>{{Rp|181}}<ref name=":12">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=978-602-9346-00-8|pages=}}</ref>{{Rp|204}}<ref>Hikayat Banjar, 6.3: ''Maka kaluar dangan parhiasannya orang barbaju-rantai ampat puluh sarta padangnya bar'''kupiah''' taranggos sakhlat merah, orang mambawa astenggar ampat puluh, orang mambawa parisai sarta padangnya ampat puluh, orang mambawa dadap sarta sodoknya sapuluh, orang mambawa panah sarta anaknya sapuluh, yang mambawa tumbak parampukan barsulam amas ampat puluh, yang mambawa tameng Bali bartulis air mas ampat puluh''. (Lihat {{harvnb|Ras|1968|p=302}})</ref> Kopiah direkam dalam catatan kosakata Italia-Melayu buatan [[Antonio Pigafetta]] tahun 1521 (terbit tahun 1524) sebagai ''cophia''.<ref>{{Cite book|last=Pigafetta|first=Antonio|year=1956|url=https://archive.org/details/1956relazionedelprimoviaggiointornoalmondo/page/n125/mode/2up|title=Relazione del primo viaggio intorno al mondo, Antonio Pigafetta, 1524|publisher=Istituto Editoriale Italiano|editor-last=Manfroni|editor-first=Camillo|chapter=Vocaboli de Questi Popoli Mori}}</ref>{{Rp|132}}<ref>{{Cite journal|last=Bausani|first=Alessandro|date=December 1960|title=The First Italian-Malay Vocabulary by Antonio Pigafetta|url=https://www.jstor.org/stable/29754279|journal=East and West|volume=11|pages=229–248|via=JSTOR}}</ref>{{Rp|235}} Kupiah tercatat dalam ''[[Hikayat Iskandar Zulkarnain]]'', naskah aslinya ditulis sebelum tahun 1600 M:<ref>{{Cite book|year=1986|title=Hikayat Iskandar Zulkarnain|location=Kuala Lumpur|publisher=Dewan Bahasa|editor-last=Hussain|editor-first=Khalid Muhammad|edition=2|url-status=live}}</ref>{{Rp|39}}<blockquote>''Maka tatkala memeliharakan disuruhnya anaknya memakai perhiasan seperti pakaian laki-laki dan dikenakan kepada kepalanya kupiah ros yang keemasan''.</blockquote>Salah satu akun surat kabar Brunei secara keliru menyatakan bahwa songkok menjadi umum di Kepulauan Melayu pada abad ke-13 dengan masuknya Islam di wilayah tersebut.<ref name="songkok origin2"/> Dalam kesusteraan Melayu, kata "songkok" telah disebut dalam [[Syair Siti Zubaidah]] (1840) "...berbaju putih bersongkok merah...."<ref>[http://mcp.anu.edu.au/N/Zub_bib.html Syair Siti Zubaidah MCP text]</ref>

Songkok juga dipakai oleh tentara dan polisi Malaysia dan Brunei pada upacara-upacara tertentu.<ref>{{cite book|year=1996|url=https://books.google.com/books?id=u3JnAAAAMAAJ|title=Journal of the Society for Army Historical Research|publisher=Society for Army Historical Research.}}</ref>


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==

Revisi per 27 November 2023 21.57

Songkok
Gambaran kaisar Syencung dari dinasti Song (宋國, sòng-kok), abad ke-11.
JenisTopi tradisional
Tempat asalSongkok (Tiongkok)
PemanufakturOrang Tionghoa
Gambaran berbagai macam jenis dan bentuk songkok pada era dinasti Song (960–1279).

Songkok[1] (serapan dari Min Hokien: 宋國, sòng-kok, terj. har.'dinasti Song') adalah tudung atau penutup kepala khas Tiongkok berasal dari era dinasti Song, yang umumnya dikenakan oleh kaum pria Tionghoa.

Nomenklatur

Sama seperti halnya istilah "tiongkok" dalam bahasa Indonesia yang mulanya dieja sebagai "tjongkok", berasal dari istilah bahasa Min Hokien 中国 (PŌJ: chòng-kok), yang berarti "dinasti Qin" atau "negara Cina". Istilah "songkok" pun beretimologi dari bahasa Min Hokien 宋國 (sòng-kok), yang berarti "dinasti Song" atau "negara Songhoa". Hal ini merujuk kepada tempat asal-usul topi songkok itu sendiri, yakni negara/dinasti Song pada masa 960–1279 yang kini merupakan bagian dari wilayah Republik Rakyat Tiongkok.

Sejarah

Berdasarkan sejarahnya, songkok berasal dari era 960–1279 dan sejatinya merupakan tudung atau penutup kepala kebesaran khas kaisar atau kaum bangsawan negara/dinasti Song.

Lihat juga

  • Kopiah – penutup kepala khas Arab asal Kufah
  • Peci – penutup kepala khas Moroko asal kota Fez

Referensi

  1. ^ "Cari "Songkok" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Tautan eksternal