Lompat ke isi

Crotalaria: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 62: Baris 62:


=== Kegunaan Lain ===
=== Kegunaan Lain ===
Beberapa spesiesnya saat ini sedang dibudidayakan untuk mendapatkan sifat-sifat yang sesuai dan tidak berhubungan langsung dengan konsumsi manusia. ''Crotalaria juncea'', juga dikenal dengan [[orok-orok]], saat ini ditanam di seluruh daerah [[tropika|tropis]] dan [[subtropis]]<ref>{{Cite web |url=http://www.fao.org/ag/AGP/AGPC/doc/GBASE/DATA/PF000475.HTM |title=Crotalaria juncea L. |access-date=October 8, 2015 |website=FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) |last=Mannetje |first=L.'t |archive-date=September 24, 2015 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924043817/http://www.fao.org/ag/AGP/AGPC/doc/GBASE/DATA/PF000475.HTM |url-status=dead }}</ref> sebagai sumber [[pupuk kandang]] hijau, serat keringanan, dan [[pakan hewan ternak]]. Orok-orok juga dianggap sebagai sumber potensial [[etanol]] [[selulosa]] untuk [[bahan bakar hayati]].<ref>{{Cite journal |title=Glucose, stem dry weight variation, principal components and cluster analysis for some agronomic traits among 16 regenerated Crotalaria juncea accessions for potential cellulosic ethanol. |last1=Morris |first1=J. Bradley |date=February 1, 2013 |journal=Journal of Environmental Science and Health, Part B |doi=10.1080/03601234.2013.730333 |pmid=23356343 |first2=George F. |last2=Antonius |issue=3 |volume=48 |pages=214–218 |s2cid=205552940 |url=https://zenodo.org/record/1234440 |access-date=July 14, 2019 |archive-date=July 29, 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200729044727/https://zenodo.org/record/1234440 |url-status=live }}</ref>

== Properti ==
== Properti ==
== Galeri ==
== Galeri ==

Revisi per 11 Desember 2023 17.05

Crotalaria
Crotalaria pumila
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Crotalaria

Spesies

Lihat Daftar Spesies Crotalaria

Sinonim
  • Goniogyna DC. 1825
  • Heylandia DC. 1825
  • Priotropis Wight & Arn. 1834
  • Quirosia Blanco

Crotalaria adalah sebuah genus tumbuhan berbunga dalam famili Fabaceae, subfamili Faboideae.[1] Genus ini mencakup lebih dari 700 spesies tumbuhan terna dan perdu. Afrika adalah benua dengan mayoritas spesies Crotalaria (sekitar 400 spesies), yang terutama ditemukan di padang rumput lembab, dataran banjir, cekungan dan di sepanjang tepi rawa dan sungai, tetapi juga di lahan tumbuhan peluruh, pinggir jalan dan ladang. Beberapa spesiesnya ditanam sebagai tanaman hias. Nama umum "rattlepod" atau "rattlebox" berasal dari fakta bahwa bijinya menjadi lepas di dalam polong saat matang, dan berbunyi ketika polong diguncang. Namanya berasal dari bahasa Yunani Kuno κρόταλον ("alat musik"), dan memiliki akar yang sama dengan nama genus ular derik (Crotalus).

Spesiesnya digunakan sebagai tanaman pangan oleh larva beberapa spesies Lepidoptera termasuk ngengat Endoclita sericeus, Etiella zinckenella, dan Utetheisa ornatrix. Alkaloid beracun yang dihasilkan oleh beberapa anggota genus ini diketahui dimasukkan oleh larva ngengat Utetheisia dan digunakan untuk sebagai pertahanan mereka dari predator.[2]

Penggunaan saat ini dan potensial

Sebagai Pangan & Kesehatan

Beberapa spesiesnya dibudidayakan sebagai tanaman konsumsi oleh populasi manusia di seluruh dunia. Untuk menjamin kelangsungan hidup dan budidaya tanaman yang optimal, tumbuhan ini sering dipilih karena ketahanannya terhadap penyakit, hasil usaha tani, dan kualitas nutrisi.[butuh rujukan]

Ras Crotalaria tetragona yang liar dan didomestikasi, ditanam dan dimakan oleh komunitas suku di negara bagian Mizoram di India Timur Laut. Bunga dan polong Crotalaria tetragona dimakan sebagai sayuran, bunga dan kuncupnya digunakan sebagai hiasan, dan bijinya dimakan sebagai kacang-kacangan.[3] Di lembah Danau Victoria di Afrika Timur, Crotalaria brevidens yang liar dan dibudidayakan, dipanen dan dimakan sebagai sayuran berdaun di banyak masakan populer. Di Malawi disebut "Zumba".

Konsumsinya yang luas terutama disebabkan oleh nilai gizinya sebagai sumber yang kaya akan beta-karoten, yang merupakan prekursor vitamin A.[4] Crotalaria longirostrata ditemukan di Guatemala, El Salvador, dan Oaxaca dan merupakan tambahan populer untuk banyak hidangan lokal. Bagian tanaman yang dapat dimakan adalah daun dan pucuknya, yang dimasak dan disajikan sebagai sayuran berdaun hijau atau dikeringkan dan digunakan sebagai ramuan. Dedaunannya mengandung banyak kalsium, zat besi, tiamina, riboflavin, niasin, dan asam askorbat, sedangkan biji dan akarnya sangat beracun.[5] Crotalaria longirostrata dianggap sebagai gulma berbahaya di Amerika Serikat karena dihindari sebagai sumber konsumsi oleh banyak hewan dan karena bijinya pecah dan tersebar luas.

Spesies Australia dari genus ini memiliki kapasitas untuk dibudidayakan menjadi tanaman biji-bijian potensial yang beradaptasi dengan lingkungan kering, tanah yang miskin nutrisi, dan sistem pertanian dengan input rendah. Spesies Crotalaria Australia juga menunjukkan banyak sifat yang cocok untuk dipanen, termasuk kebiasaan tumbuh tegak, kecenderungan rendah untuk pecah, buah dan bunganya terdapat di ujung cabang, dan biji berukuran besar hingga sedang.[6]

Kegunaan Lain

Beberapa spesiesnya saat ini sedang dibudidayakan untuk mendapatkan sifat-sifat yang sesuai dan tidak berhubungan langsung dengan konsumsi manusia. Crotalaria juncea, juga dikenal dengan orok-orok, saat ini ditanam di seluruh daerah tropis dan subtropis[7] sebagai sumber pupuk kandang hijau, serat keringanan, dan pakan hewan ternak. Orok-orok juga dianggap sebagai sumber potensial etanol selulosa untuk bahan bakar hayati.[8]

Properti

Galeri

Crotalaria grahamiana
Crotalaria pumila
Crotalaria retusa

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama everist
  2. ^ Eisner T. (2003). For the Love of InsectsPerlu mendaftar (gratis). Belknap Press. ISBN 978-0-674-01827-3. 
  3. ^ Bhatt, KC; Pandey, A; Dhariwal, OP; Panwar, NS; Bhandari, DC (2009). ""Tum-thang" (Crotalaria tetragona Roxb. Ex Andr.): a little known wild edible species in the north-eastern hill region of India". Genetic Resources and Crop Evolution. 56 (5): 729–733. doi:10.1007/s10722-009-9428-0. 
  4. ^ Johns, T (1996). "Consumption patterns and nutritional contribution of Crotalaria Brevidens (Mitoo) in Tarime District, Tanzania". Ecology of Food and Nutrition. 35 (1): 59–69. doi:10.1080/03670244.1996.9991475. 
  5. ^ Morton, JF (1994). "Pito (Erythrina berteroana) and chipilin (Crotalaria longirostrata), (fabaceae) two soporific vegetables of Central America.". Economic Botany. 48 (2): 130–138. doi:10.1007/bf02908199. 
  6. ^ Bell, LW; Bennett, RG; Ryan, MH; Clarke, H (2010). "The potential of herbaceous native Australian legumes as grain crops: a review". Renewable Agriculture and Food Systems. 26 (1): 72–91. doi:10.1017/s1742170510000347. 
  7. ^ Mannetje, L.'t. "Crotalaria juncea L". FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations). Diarsipkan dari versi asli tanggal September 24, 2015. Diakses tanggal October 8, 2015. 
  8. ^ Morris, J. Bradley; Antonius, George F. (February 1, 2013). "Glucose, stem dry weight variation, principal components and cluster analysis for some agronomic traits among 16 regenerated Crotalaria juncea accessions for potential cellulosic ethanol". Journal of Environmental Science and Health, Part B. 48 (3): 214–218. doi:10.1080/03601234.2013.730333. PMID 23356343. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 29, 2020. Diakses tanggal July 14, 2019.