Lompat ke isi

Brigade Manguni: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pawadenki339 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Menghapus Pasukan_Manguni_Makasiouw.png karena telah dihapus dari Commons oleh Túrelio; alasan: Copyright violation; see c:Commons:Licensing (F1): Non-free logo above [[
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox organization
{{Infobox organization
| name = Pasukan Manguni Makasiouw<br>Brigade Manguni
| name = Pasukan Manguni Makasiouw<br>Brigade Manguni
| logo = Pasukan Manguni Makasiouw.png
| logo =
| logo_size =
| logo_size =
| logo_caption = Bendera Pasukan Manguni Makasiouw
| logo_caption = Bendera Pasukan Manguni Makasiouw

Revisi per 13 Desember 2023 08.19

Pasukan Manguni Makasiouw
Brigade Manguni
SingkatanPMM
BM
Tanggal pendirian2000; 24 tahun lalu (2000)
TipeOrganisasi adat
Kantor pusatKota Manado
Wilayah layanan
Minahasa Raya
Jumlah anggota
100000
Bahasa resmi
Melayu Manado
Indonesia
Rumpun bahasa Minahasa
Tonaas Wangko
Lendy Wangke
AfiliasiMakatana Minahasa[1]
Jumlah Staf
500-800
Jumlah sukarelawan
60000-70000

Pasukan Manguni Makasiouw, atau dikenal juga sebagai Brigade Manguni, adalah sebuah organisasi masyarakat tertua yang berdiri di Sulawesi Utara. Organisasi ini diketuai oleh Tonaas Wangko (pemimpin besar) Lendy Wangke. Organisasi ini pernah memberikan pernyataan terbuka mengenai dukungan pada Brigadir Richard Eliezer saat kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat. Didirikannya organisasi ini memiliki tujuan untuk melestarikan adat dan budaya Tonsawang. Brigade Manguni didirikan oleh para tokoh masyarakat Tonsawang pada tahun 2000 dan berkantor pusat di Kota Manado, Sulawesi Utara.[2]

Kontroversi

Pasukan Manguni Makasiouw melakukan penganiyaan kepada seorang peserta aksi damai untuk Palestina dalam bentrokan Bitung, 25 November 2023.

Organisasi ini pernah terlibat dalam konflik sektarian Maluku dan kerusuhan Poso dengan berpihak pada massa Kristen. Pada November 2023, organisasi ini sempat menarik perhatian karena aksi penyerangan yang memicu terjadinya bentrokan Bitung 2023.[3] Karena hal inilah, Front Persaudaraan Islam menuntut agar organisasi Pasukan Manguni Makasiouw dibubarkan.[4]

Referensi