Lompat ke isi

Ady Rosa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sumatera
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 22: Baris 22:
'''Drs. Ady Rosa, M.Sn.''', yang dijuluki '''''Jenderal Tato Indonesia''''' ({{lahirmati|[[DKI Jakarta|Jakarta]]|3|7|1953|[[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]]|16|7|2014}}) adalah seorang pakar [[tato]], [[pelukis]], [[penulis]], dan [[pengajar]] [[Indonesia]]. Ia pernah mengajar di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni [[Universitas Negeri Padang]], Sumatera Barat.<ref name="kompas.com">[http://regional.kompas.com/read/2014/07/16/15540401/.Jenderal.Tato.Indonesia.Meninggal.Dunia ""Jenderal Tato Indonesia" Meninggal Dunia"] ''[[Kompas.com]]'', 16-07-2014. Diakses 08-11-2014.</ref><ref name="hariansinggalang.co.id">[http://hariansinggalang.co.id/obituari-ady-rosa-spesialis-tato-indonesia/ "Obituari Ady Rosa: Spesialis Tato Indonesia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141108013528/http://hariansinggalang.co.id/obituari-ady-rosa-spesialis-tato-indonesia/ |date=2014-11-08 }} ''[[Harian Singgalang|Singgalang]]'', 17-07-2014. Diakses 08-11-2014.</ref>
'''Drs. Ady Rosa, M.Sn.''', yang dijuluki '''''Jenderal Tato Indonesia''''' ({{lahirmati|[[DKI Jakarta|Jakarta]]|3|7|1953|[[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]]|16|7|2014}}) adalah seorang pakar [[tato]], [[pelukis]], [[penulis]], dan [[pengajar]] [[Indonesia]]. Ia pernah mengajar di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni [[Universitas Negeri Padang]], Sumatera Barat.<ref name="kompas.com">[http://regional.kompas.com/read/2014/07/16/15540401/.Jenderal.Tato.Indonesia.Meninggal.Dunia ""Jenderal Tato Indonesia" Meninggal Dunia"] ''[[Kompas.com]]'', 16-07-2014. Diakses 08-11-2014.</ref><ref name="hariansinggalang.co.id">[http://hariansinggalang.co.id/obituari-ady-rosa-spesialis-tato-indonesia/ "Obituari Ady Rosa: Spesialis Tato Indonesia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141108013528/http://hariansinggalang.co.id/obituari-ady-rosa-spesialis-tato-indonesia/ |date=2014-11-08 }} ''[[Harian Singgalang|Singgalang]]'', 17-07-2014. Diakses 08-11-2014.</ref>


Penelitiannya tentang tato [[tradisional]] [[Suku Mentawai|Mentawai]] selama bertahun-tahun telah menemukan 160 motif [[tato Mentawai]].<ref name="kompas.com" /><ref name="indonesia.travel">[http://www.indonesia.travel/id/destination/170/desa-madobak-ugai-dan-matotonan/article/203/seni-tato-mentawai-jejak-seni-tato-tertua-di-dunia "Seni Tato Mentawai: Jejak Seni Tato Tertua di Dunia"] ''Situs Resmi [[Kementerian Pariwisata Indonesia|Kemenparekraf]]''. Diakses 13-11-2014.</ref> Penelitian tersebut lalu dituangkannya dalam tesis program [[pascasarjana]] di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada 1994, di mana ia kemudian mendapat julukan ''Jenderal Tato Indonesia''.<ref>https://digilib.itb.ac.id/index.php/gdl/view/51986</ref><ref name="kompas.com"/><ref name="hariansinggalang.co.id"/> Kepakarannya dalam bidang tato menyebabkan ia sering dijadikan narasumber bagi peneliti tato, baik dari dalam negeri maupun [[mancanegara]].<ref name="kompas.com"/>
Penelitiannya tentang tato [[tradisional]] [[Suku Mentawai|Mentawai]] selama bertahun-tahun telah menemukan 160 motif [[tato Mentawai]].<ref name="kompas.com" /><ref name="indonesia.travel">[http://www.indonesia.travel/id/destination/170/desa-madobak-ugai-dan-matotonan/article/203/seni-tato-mentawai-jejak-seni-tato-tertua-di-dunia "Seni Tato Mentawai: Jejak Seni Tato Tertua di Dunia"] ''Situs Resmi [[Kementerian Pariwisata Indonesia|Kemenparekraf]]''. Diakses 13-11-2014.</ref> Penelitian tersebut lalu dituangkannya dalam tesis program [[pascasarjana]] di [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada 1994, di mana ia kemudian mendapat julukan ''Jenderal Tato Indonesia''.<ref name="kompas.com"/><ref name="hariansinggalang.co.id"/><ref>https://digilib.itb.ac.id/index.php/gdl/view/51986</ref> Kepakarannya dalam bidang tato menyebabkan ia sering dijadikan narasumber bagi peneliti tato, baik dari dalam negeri maupun [[mancanegara]].<ref name="kompas.com"/>


Dalam pernikahannya dengan Farida Idrus, seorang guru di SMKN 4 Padang, mereka telah dikarunia empat orang anak, yaitu Dipa Aditya Rosa, Dibya Prayasitta Somya Rosa, Devi Oktaviani Rosa, dan Iing Rosa.<ref name="kompas.com"/><ref name="hariansinggalang.co.id"/>
Dalam pernikahannya dengan Farida Idrus, seorang guru di SMKN 4 Padang, mereka telah dikarunia empat orang anak, yaitu Dipa Aditya Rosa, Dibya Prayasitta Somya Rosa, Devi Oktaviani Rosa, dan Iing Rosa.<ref name="kompas.com"/><ref name="hariansinggalang.co.id"/>

Revisi per 19 Desember 2023 17.30

Ady Rosa
Lahir(1953-07-03)3 Juli 1953
Jakarta
Meninggal16 Juli 2014(2014-07-16) (umur 61)
Padang, Sumatera Barat
KebangsaanIndonesia
Nama lainJenderal Tato Indonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
PekerjaanSeniman, pengajar
Dikenal atasPakar tato
Suami/istriFarida Idrus
AnakDipa Aditya Rosa, Dibya Prayasitta Somya Rosa, Devi Oktaviani Rosa, dan Iing Rosa

Drs. Ady Rosa, M.Sn., yang dijuluki Jenderal Tato Indonesia (3 Juli 1953 – 16 Juli 2014) adalah seorang pakar tato, pelukis, penulis, dan pengajar Indonesia. Ia pernah mengajar di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.[1][2]

Penelitiannya tentang tato tradisional Mentawai selama bertahun-tahun telah menemukan 160 motif tato Mentawai.[1][3] Penelitian tersebut lalu dituangkannya dalam tesis program pascasarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1994, di mana ia kemudian mendapat julukan Jenderal Tato Indonesia.[1][2][4] Kepakarannya dalam bidang tato menyebabkan ia sering dijadikan narasumber bagi peneliti tato, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.[1]

Dalam pernikahannya dengan Farida Idrus, seorang guru di SMKN 4 Padang, mereka telah dikarunia empat orang anak, yaitu Dipa Aditya Rosa, Dibya Prayasitta Somya Rosa, Devi Oktaviani Rosa, dan Iing Rosa.[1][2]

Sang Jenderal Tato Indonesia itu meninggal dunia pada 16 Juli 2014 setelah terserang stroke untuk keempat kalinya. Ady Rosa menghembuskan napas terakhirnya di RS Yos Sudarso, Padang.[2] Ia juga tengah menyelesaikan bukunya tentang Mentawai sebelum ajal menjemputnya.[1]

Referensi

Pranala luar