Indriati Iskak: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
Baris 58: | Baris 58: | ||
Tahun 1960, Indriati membintangi "Gadis Diseberang Djalan" dan selanjutnya dalam film "Desa Jang Dilupakan" (1960), "Masih Ada Hari Esok" (1961), "Djantung Hati". Setelah film nya "Daun Emas" (1963), Indriati mengundurkan diri dari dunia film. |
Tahun 1960, Indriati membintangi "Gadis Diseberang Djalan" dan selanjutnya dalam film "Desa Jang Dilupakan" (1960), "Masih Ada Hari Esok" (1961), "Djantung Hati". Setelah film nya "Daun Emas" (1963), Indriati mengundurkan diri dari dunia film. |
||
Setelah film terakhir ini, dia bersama [[Gaby Mambo]], [[Rima Melati]] dan [[Baby Huwae]] mendirikan grup nyanyi dan tari "The Baby Dolls" yang cukup populer di tahun 1960-an, bernyanyi dan menari di panggung, baik di [[Jakarta]] maupun di daerah. Penampilan mereka sempat mendapat perhatian dari Presiden [[Soekarno]] yang kemudian mengganti nama grup mereka menjadi ''Boneka Dara''. |
Setelah film terakhir ini, dia bersama [[Gaby Mambo]], [[Rima Melati]] dan [[Baby Huwae]] mendirikan grup nyanyi dan tari "The Baby Dolls" yang cukup populer di tahun 1960-an, bernyanyi dan menari di panggung, baik di [[Jakarta]] maupun di daerah. Penampilan mereka sempat mendapat perhatian dari Presiden [[Soekarno]] yang kemudian mengganti nama grup mereka menjadi ''Boneka Dara''. |
||
Pada tahun [[1988]] mereka, menyelenggarkan acara [[sosial]] "Nostalgia" dalam rangka pengumpulan dana untuk Yayasan Ginjal Indonesia untuk pengobatan ''dialysis'' (cuci darah) gratis untuk Baby Huwae, yang akhirnya wafat pada tahun berikutnya. |
Pada tahun [[1988]] mereka, menyelenggarkan acara [[sosial]] "Nostalgia" dalam rangka pengumpulan dana untuk Yayasan Ginjal Indonesia untuk pengobatan ''dialysis'' (cuci darah) gratis untuk Baby Huwae, yang akhirnya wafat pada tahun berikutnya. |
Revisi per 20 Desember 2023 18.26
Indriati Iskak | |
---|---|
Berkas:Indriati Iskak at Tiga Dara Premiere.jpg | |
Lahir | Indriati Gerard Bernardina 9 Juni 1942 Surabaya, Hindia Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1956–1962 |
Suami/istri | Makki Perdanakusuma
(m. 1962; meninggal 2014) |
Anak | 3 |
Orang tua | R. Iskak (ayah) |
Kerabat |
|
Indriati Iskak (lahir Indriati Gerard Bernardina; 9 Juni 1942) atau juga dikenal sebagai Indri Makki, adalah seorang aktris dan pengusaha berkebangsaan Indonesia pada era 1950-an dan 1960-an. Penganut Katolik dan putri pertama dari R. Iskak (sutradara, penulis skenario dan penggubah lagu) ini terkenal dengan perannya di Tiga Dara bersama Mieke Widjaja, dan Chitra Dewi. Film tersebut merupakan debutnya yang pertama di dunia perfilman Indonesia, yang langsung menjadi box office. Indri juga tampil di beberapa film lainnya yang kurang begitu berhasil, kecuali perannya di film Djuara Sepatu Roda bersama bankir terkenal Robby Djohan.
Karier
Anak dari R. Iskak ini mulai main film tahun I956 lewat "Tiga Dara" yang langsung mengangkat namanya. Lalu memerani film-film "Sengketa" (1957), "Djuara Sepatu Roda" (1958), "Tiga Mawar" (1959).
Tahun 1960, Indriati membintangi "Gadis Diseberang Djalan" dan selanjutnya dalam film "Desa Jang Dilupakan" (1960), "Masih Ada Hari Esok" (1961), "Djantung Hati". Setelah film nya "Daun Emas" (1963), Indriati mengundurkan diri dari dunia film.
Setelah film terakhir ini, dia bersama Gaby Mambo, Rima Melati dan Baby Huwae mendirikan grup nyanyi dan tari "The Baby Dolls" yang cukup populer di tahun 1960-an, bernyanyi dan menari di panggung, baik di Jakarta maupun di daerah. Penampilan mereka sempat mendapat perhatian dari Presiden Soekarno yang kemudian mengganti nama grup mereka menjadi Boneka Dara.
Pada tahun 1988 mereka, menyelenggarkan acara sosial "Nostalgia" dalam rangka pengumpulan dana untuk Yayasan Ginjal Indonesia untuk pengobatan dialysis (cuci darah) gratis untuk Baby Huwae, yang akhirnya wafat pada tahun berikutnya.
Kehidupan pribadi
Keluarga
Sesudah menikah dengan Laksamana Muda Udara Moh Makki Perdanakusuma pada 15 Mei 1962, Indri meneruskan studi di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia sampai meraih gelar doctoranda (dra) di bidang psikologi pada tahun 1968. Sejak menikah, Indriati tidak lagi tampil di layar putih dan lebih suka disebut sebagai Indri Makki.
Indri dan Makki dianugerahi 3 anak, yakni Dra. Sania Makki, Sakti Makki, B.Sc., dan Sari Makki, BFA (Photography). Dari Sania dan Sakti, Indri dan Makki mempunyai 6 cucu.
- Sania Makki yang lahir di Jakarta, Indonesia, pada 17 Mei 1963.
- Sakti Makki yang lahir di Jakarta, Indonesia, pada 23 Februari 1966.
- Franka Franklin yang lahir di Jakarta, Indonesia, pada 8 Juli 1983.
Sesudah menjadi free councelor untuk PIA Ardhya Garini (Persatuan Istri Angkatan Udara), Indri bekerja di PT Unilever Indonesia. Kariernya di Unilever berawal dari Market Research (1970), Marketing, Advertising dan akhirnya menjadi Foods Business Unit Head sampai pensiun. Sesudah pensiun, Indri bekerja free lance part time di Unilever di bidang IT selama 5 tahun, disamping turut mengelola bisnis keluarga PT Makki Makki Branding Consultant.
Kini Indri masih mengerjakan pekerjaan lepas Branding Analyst / Research dan menjadi salah satu pengurus perkumpulan Sekolah Katolik Strada dan penterjemah buku ‘True Life in God’ (Hidup Sejati Dalam Allah karangan Vassula) dalam paguyuban Unio Cordium Indonesia.
Filmografi
Film
Tahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
1956 | Tiga Dara | Nenny | |
1957 | Sengketa | ||
1958 | Djuara Sepatu Roda | Aty | |
1959 | Tiga Mawar | ||
1960 | Desa yang Dilupakan | ||
Gadis di Seberang Djalan | |||
1961 | Djantung Hati | ||
Masih Ada Hari Esok | Lasmi |
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web Indriati Iskak