Lompat ke isi

Pelarian ke Mesir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raydel95 (bicara | kontrib)
k dulu belum ada palestina
 
Baris 3: Baris 3:
== Catatan Alkitab ==
== Catatan Alkitab ==
[[Berkas:Ateni mural.jpg|jmpl|kiri|[[Ikon]] [[Mural]] Lukisan "Mimpi Yusuf" (Abad ke-11, [[Gereja Ateni Sioni]], Komunitas [[Georgia]]).]]
[[Berkas:Ateni mural.jpg|jmpl|kiri|[[Ikon]] [[Mural]] Lukisan "Mimpi Yusuf" (Abad ke-11, [[Gereja Ateni Sioni]], Komunitas [[Georgia]]).]]
Menurut [[Injil Matius]], ketika menerima kedatangan para orang Majus, raja [[Herodes Agung|Herodes]] yang memerintah di [[Yerusalem]] ditanyai di mana bayi yang baru lahir, yang disebut-sebut sebagai "Raja orang Yahudi" itu. Mendengar hal itu raja Herodes menjadi [[paranoid]], setelah mengetahui bahwa anak yang baru dilahirkan tersebut di kemudian hari akan menjadi raja dan ini dianggap sebagai ancaman terhadap takhtanya. Karenanya ia berusaha untuk membunuh bayi Yesus ({{Alkitab|Matius 2:1 -8}}). Herodes kemudian berinisiatif melakukan pembunuhan massal, termasuk atas pihak yang tidak bersalah dengan harapan untuk menutupi ikhtiar pembunuhan seorang anak ({{Alkitab|Matius 2:16-18}}). Akan tetapi seorang malaikat Allah muncul dalam mimpi untuk memperingatkan Yusuf agar membawa sang bayi, Yesus, dan ibunya ke Mesir ({{Alkitab|Matius 2:13}}). Dalam Injil Matius secara berulang kali dengan hati-hati dijelaskan bahwa Yusuf hanya sebagai suami Maria, ibu dari Yesus, bukanlah sebagai ayah dari Yesus. Secara logis Mesir memang adalah tempat aman untuk sebagai tempat perlindungan, karena keberadaannya berada di luar kekuasaan kerajaan Raja Herodes, dan dalam [[Alkitab]] bagian [[Perjanjian Lama]] Mesir adalah tempat yang umum bagi pelarian bagi mereka yang merasa tidak aman di Palestina. Pada saat perjalanan ke Mesir dilakukan, keadaan Mesir dan Palestina adalah merupakan bagian dari kerajaan Romawi, oleh karena itu membuat perjalanan mereka menjadi mudah dan relatif aman.
Menurut [[Injil Matius]], ketika menerima kedatangan para orang Majus, raja [[Herodes Agung|Herodes]] yang memerintah di [[Yerusalem]] ditanyai di mana bayi yang baru lahir, yang disebut-sebut sebagai "Raja orang Yahudi" itu. Mendengar hal itu raja Herodes menjadi [[paranoid]], setelah mengetahui bahwa anak yang baru dilahirkan tersebut di kemudian hari akan menjadi raja dan ini dianggap sebagai ancaman terhadap takhtanya. Karenanya ia berusaha untuk membunuh bayi Yesus ({{Alkitab|Matius 2:1 -8}}). Herodes kemudian berinisiatif melakukan pembunuhan massal, termasuk atas pihak yang tidak bersalah dengan harapan untuk menutupi ikhtiar pembunuhan seorang anak ({{Alkitab|Matius 2:16-18}}). Akan tetapi seorang malaikat Allah muncul dalam mimpi untuk memperingatkan Yusuf agar membawa sang bayi, Yesus, dan ibunya ke Mesir ({{Alkitab|Matius 2:13}}). Dalam Injil Matius secara berulang kali dengan hati-hati dijelaskan bahwa Yusuf hanya sebagai suami Maria, ibu dari Yesus, bukanlah sebagai ayah dari Yesus. Secara logis Mesir memang adalah tempat aman untuk sebagai tempat perlindungan, karena keberadaannya berada di luar kekuasaan kerajaan Raja Herodes, dan dalam [[Alkitab]] bagian [[Perjanjian Lama]] Mesir adalah tempat yang umum bagi pelarian bagi mereka yang merasa tidak aman di israel. Pada saat perjalanan ke Mesir dilakukan, keadaan Mesir dan israel adalah merupakan bagian dari kerajaan Romawi, oleh karena itu membuat perjalanan mereka menjadi mudah dan relatif aman.


Injil Matius dalam Alkitab adalah satu-satunya referensi untuk perjalanan ini, meskipun terdapat banyak kisah tentang tradisi ini ditulis dalam Perjanjian Baru akan tetapi tulisan tersebut oleh banyak kalangan masih dipertanyakan karena memiliki sejumlah kisah ajaib yang terjadi di dalam perjalanan, dengan, misalnya, pohon-pohon palem sebelum lahir bayi Yesus, binatang-binatang dari gurun yang melakukan penghormatan, dan menemukan dengan dua pencuri yang kemudian disalibkan bersama Yesus. Kisah tentang pohon palem juga terdapat dalam Al Quran (Sura 19:24). Dalam pernyataannya kemudian keluarga ini bergabung dengan Salome sebagai 'perawat' bayi Yesus. Injil Matius memberikan sedikit detail tentang Yesus dan keluarganya sewaktu di Mesir akan tetapi terdapat sejumlah pernyataan yang kebenarannya masih diragukan sebagaimana dalam pengetahuan kenyataan waktu itu. Hal seperti ini penting bagi Gereja [[Koptik]] terutama yang berbasis di Mesir. Dari waktu ke waktu di Mesir, ada sejumlah gereja membuat klaim yang menandakan sebagai bekas tempat tinggal keluarga ini. Yang paling menonjol adalah gereja Abu Serghis yang melakukan klaim yang dibangun di atas rumah keluarga ini.
Injil Matius dalam Alkitab adalah satu-satunya referensi untuk perjalanan ini, meskipun terdapat banyak kisah tentang tradisi ini ditulis dalam Perjanjian Baru akan tetapi tulisan tersebut oleh banyak kalangan masih dipertanyakan karena memiliki sejumlah kisah ajaib yang terjadi di dalam perjalanan, dengan, misalnya, pohon-pohon palem sebelum lahir bayi Yesus, binatang-binatang dari gurun yang melakukan penghormatan, dan menemukan dengan dua pencuri yang kemudian disalibkan bersama Yesus. Kisah tentang pohon palem juga terdapat dalam Al Quran (Sura 19:24). Dalam pernyataannya kemudian keluarga ini bergabung dengan Salome sebagai 'perawat' bayi Yesus. Injil Matius memberikan sedikit detail tentang Yesus dan keluarganya sewaktu di Mesir akan tetapi terdapat sejumlah pernyataan yang kebenarannya masih diragukan sebagaimana dalam pengetahuan kenyataan waktu itu. Hal seperti ini penting bagi Gereja [[Koptik]] terutama yang berbasis di Mesir. Dari waktu ke waktu di Mesir, ada sejumlah gereja membuat klaim yang menandakan sebagai bekas tempat tinggal keluarga ini. Yang paling menonjol adalah gereja Abu Serghis yang melakukan klaim yang dibangun di atas rumah keluarga ini.

Revisi terkini sejak 28 Desember 2023 13.46

Pelarian ke Mesir adalah nama untuk suatu peristiwa yang dicatat dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, yaitu Injil Matius pasal 2 ayat 13-23, di mana Yusuf membawa istrinya, Maria, dan bayinya, Yesus, melarikan diri ke Mesir, setelah mendapat kunjungan orang-orang Majus dari Timur (atau disebut para "Magi"). Episode ini sering ditampilkan dalam dunia seni, sebagai salah satu peristiwa penting di awal kehidupan Yesus Kristus, dan merupakan komponen dalam siklus Kehidupan Perawan Maria serta Kehidupan Kristus sendiri.

Catatan Alkitab

[sunting | sunting sumber]
Ikon Mural Lukisan "Mimpi Yusuf" (Abad ke-11, Gereja Ateni Sioni, Komunitas Georgia).

Menurut Injil Matius, ketika menerima kedatangan para orang Majus, raja Herodes yang memerintah di Yerusalem ditanyai di mana bayi yang baru lahir, yang disebut-sebut sebagai "Raja orang Yahudi" itu. Mendengar hal itu raja Herodes menjadi paranoid, setelah mengetahui bahwa anak yang baru dilahirkan tersebut di kemudian hari akan menjadi raja dan ini dianggap sebagai ancaman terhadap takhtanya. Karenanya ia berusaha untuk membunuh bayi Yesus (Matius 2:1 –8). Herodes kemudian berinisiatif melakukan pembunuhan massal, termasuk atas pihak yang tidak bersalah dengan harapan untuk menutupi ikhtiar pembunuhan seorang anak (Matius 2:16–18). Akan tetapi seorang malaikat Allah muncul dalam mimpi untuk memperingatkan Yusuf agar membawa sang bayi, Yesus, dan ibunya ke Mesir (Matius 2:13). Dalam Injil Matius secara berulang kali dengan hati-hati dijelaskan bahwa Yusuf hanya sebagai suami Maria, ibu dari Yesus, bukanlah sebagai ayah dari Yesus. Secara logis Mesir memang adalah tempat aman untuk sebagai tempat perlindungan, karena keberadaannya berada di luar kekuasaan kerajaan Raja Herodes, dan dalam Alkitab bagian Perjanjian Lama Mesir adalah tempat yang umum bagi pelarian bagi mereka yang merasa tidak aman di israel. Pada saat perjalanan ke Mesir dilakukan, keadaan Mesir dan israel adalah merupakan bagian dari kerajaan Romawi, oleh karena itu membuat perjalanan mereka menjadi mudah dan relatif aman.

Injil Matius dalam Alkitab adalah satu-satunya referensi untuk perjalanan ini, meskipun terdapat banyak kisah tentang tradisi ini ditulis dalam Perjanjian Baru akan tetapi tulisan tersebut oleh banyak kalangan masih dipertanyakan karena memiliki sejumlah kisah ajaib yang terjadi di dalam perjalanan, dengan, misalnya, pohon-pohon palem sebelum lahir bayi Yesus, binatang-binatang dari gurun yang melakukan penghormatan, dan menemukan dengan dua pencuri yang kemudian disalibkan bersama Yesus. Kisah tentang pohon palem juga terdapat dalam Al Quran (Sura 19:24). Dalam pernyataannya kemudian keluarga ini bergabung dengan Salome sebagai 'perawat' bayi Yesus. Injil Matius memberikan sedikit detail tentang Yesus dan keluarganya sewaktu di Mesir akan tetapi terdapat sejumlah pernyataan yang kebenarannya masih diragukan sebagaimana dalam pengetahuan kenyataan waktu itu. Hal seperti ini penting bagi Gereja Koptik terutama yang berbasis di Mesir. Dari waktu ke waktu di Mesir, ada sejumlah gereja membuat klaim yang menandakan sebagai bekas tempat tinggal keluarga ini. Yang paling menonjol adalah gereja Abu Serghis yang melakukan klaim yang dibangun di atas rumah keluarga ini.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
Pelarian ke Mesir
Didahului oleh:
Kunjungan orang-orang majus
Peristiwa
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Pembantaian anak-anak di Betlehem, serta Yesus muda dibawa ke Nazaret
  • Albright, W.F. and C.S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  • Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in Matthew and Luke. London: G. Chapman, 1977.
  • Clarke, Howard W. The Gospel of Matthew and its Readers: A Historical Introduction to the First Gospel. Bloomington: Indiana University Press, 2003.
  • France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985.
  • France, R.T. "The Formula Quotations of Matthew 2 and the Problem of Communications." New Testament Studies. Vol. 27, 1981.
  • Goulder, M.D. Midrash and Lection in Matthew. London: SPCK, 1974.
  • Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
  • Jones, Alexander. The Gospel According to St. Matthew. London: Geoffrey Chapman, 1965.
  • Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975