Lompat ke isi

Kanor, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Menghapus kategori yang sudah otomatis dari templat {{kecamatan}}
Baris 21: Baris 21:
{{kecamatan-stub}}
{{kecamatan-stub}}



[[Kategori:Kecamatan di Indonesia|{{PAGENAME}}]]

[[Kategori:Kecamatan di Jawa Timur|{{PAGENAME}}]]

[[Kategori:Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro|{{PAGENAME}}]]
[[Kategori:{{PAGENAME}}| ]]
[[Kategori:{{PAGENAME}}| ]]

Revisi per 13 September 2009 12.58

Kanor
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBojonegoro
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri35.22.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3522110 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan25
Peta
PetaKoordinat: 7°6′41″S 112°2′8″E / 7.11139°S 112.03556°E / -7.11139; 112.03556

Kanor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terdapat 25 Desa di kecamatan Kanor dari ujung utara yaitu jajaran Desa Kedungprimpen, Desa Gedongarum, Desa Pilang, Desa Semambung sampai ke Ujung Selatan yaitu Desa Tejo, Desa Nglarangan, dan Desa Sroyo. Kanor memiliki satu SMP Negeri yaitu SMP Negeri Kanor dan belum memiliki SMU Negeri. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani dengan mengandalkan pompanisasi pada desa-desa yang dekat dengan aliran Bengawan Solo dan tadah hujan untuk sawah-sawah yang tidak terjangkau oleh pompanisasi. Karena terletak di hilir bengawan solo maka hampir setiap tahun kecamatan Kanor mengalami bencana banjir. Bencana banjir yang terjadi tahun 2007 adalah yang paling besar sepanjang catatan.

Ibu kota Kecamatan Kanor terletak di Desa Tambahrejo, yang mana ditandai dengan berlokasinya kantor pemerintah kecamatan, polsek, koramil, dan puskesmas. Di ujung sebelah utara Kecamatan Kanor terdapat Desa yang bernama Gedongarum. Desa ini berada di bibir sungai Bengawan Solo yang membatasi Kabupaten Bojonegoro dengan Kabupaten Tuban. Kepala Desa-nya saat ini bernama Suherman. Mantan-mantan Kepala Desa Gedongarum diantaranya adalah Sudarno, Soetomo, Darsono, Usup Kartomihardjo, dan Mbah Lurah yang tidak diketahui namanya. Pada tahun 1980-an masyarakat di desa-desa di bagian utara Kecamatan Kanor mempunyai tiga siklus musim tanam. Dimulai dari musim hujan dengan menanam padi, musim kemarau menanam tembakau, dan musim pancaroba dengan menanam jagung. Tetapi saat ini siklus itu menjadi musim padi, padi, dan padi lagi karena efek dari sistem irigasi pompanisasi.

Salah satu yang unik dari desa-desa di Kecamatan Kanor adalah bahwa Kepala Desa dapat dikatakan tidak mendapat gaji dari pemerintah pusat. Kalaupun mendapatkan hanya sebatas UMR. Akan tetapi setiap desa di Kecamatan Kanor memiliki tanah desa yang luas yang diberikan hak pengelolaannya kepada Kepala Desa terpilih. Hasil bercocok tanam di tanah yang dinamai bengkok ini dapat mencapai gross 100 juta rupiah sekali musim tanam 3-bulan, dengan net sekitar 60 juta. Dalam satu tahun setidaknya mendapatkan 2 kali masa panen sehingga minimal seorang Kepala Desa akan mendapatkan penghasilan bersih 120 juta rupiah setiap tahun.