Kema, Minahasa Utara: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Referensi: Bot: Merapikan artikel |
||
Baris 21: | Baris 21: | ||
{{Authority control}} |
{{Authority control}} |
||
{{kecamatan-stub}} |
{{kecamatan-stub}} |
Revisi terkini sejak 30 Desember 2023 19.11
Kema | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Kabupaten | Minahasa Utara |
Kode Kemendagri | 71.06.01 |
Kode BPS | 7106010 |
Desa/kelurahan | 10 |
Kema adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Indonesia. Batas wilayah Kecamatan Kema adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kota Bitung, di sebelah timur dengan Laut Maluku, di sebelah selatan dengan Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa, dan di sebelah barat dengan Kecamatan Kauditan. Desa Kema yang sekarang sudah terbagi menjadi Kema I, Kema II, dan Kema III merupakan ibu kota kecamatan dan kota pelabuhan ikan di belahan timur Minahasa yang memasok ikan laut untuk kawasan kecamatan-kecamatan yang ada di pesisir pantai timur seperti Kema, Kombi, dan Lembean Timur. Di samping itu, kecamatan ini sebagai daerah wisata dengan objek wisata pantai Batu Nona dan pantai pasir putih Lilang. Kema merupakan daerah kelahiran Pahlawan Nasional yaitu Maria Walanda Maramis.
Kehidupan ekonomi
[sunting | sunting sumber]Kema merupakan kota pelabuhan ikan di wilayah Minahasa bagian timur. Masyarakat di wilayah Kema bekerja sebagai pemasok ikan untuk kawasan kecamatan di bagian timur minahasa seperti pantai Kema, Kombi dan Lembean Timur. Masyarakat Kema juga bekerja di bidang pariwisata. Objek wisata yang djadikan sebagai sumber ekonomi yaitu pantai Firdaus, Batu Nona, pantai Pasir Putih Lilang, rumah-rumah peninggalan masa kolonial, makam keramat di tanjung keramat, kuburan pendeta zending Lamert Lamers, sarkofagus waruga tonaas Xaverius Dotulong, dan penjara tua Portugis.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 136–137. ISBN 978-602-1289-43-3.