Lompat ke isi

Paus Klemens VII: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kanzcech (bicara | kontrib)
→‎Karier: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Kanzcech (bicara | kontrib)
→‎Masa Kepausan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 20: Baris 20:
Selama tahun-tahun berikutnya, Giulio menjadi teman dan pengikut setia Giovanni. Ketika Wangsa Medici diasingkan dari Firenze pada 1494, Giulio menemani Giovanni berkeliling ke kota-kota di Eropa selama kurang lebih lima tahun untuk mendapat dukungan dan memperkuat koneksi untuk merebut kembali Firenze. Mereka berkelana ke [[Ulm]], ditangkap dan diserahkan ke [[Maximilian I, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Maximilian I]]. Namun, Maximilian I terpesona dengan dua pemuda gereja ini sehingga ia menulis surat rekomendasi kepada anaknya, [[Philipp I dari Kastilia|Philip]], yang saat itu menjabat sebagai [[Daftar Adipati Bourgogne|Adipati Bourgogne]], untuk menerima mereka berdua. Mereka berkelana selama sekitar lima tahun sebelum kembali ke Roma pada 1500 berkat bantuan Piero.<ref name=":1" />{{Sfn|Strathern|2016|p=249}} Butuh waktu 12 tahun lagi atau pada 1512 sebelum Wangsa Medici akhirnya menguasai Firenze kembali berkat bantuan pasukan Spanyol milik [[Ferrando II d'Aragón|Ferdinand dari Aragon]].{{Sfn|Gouwens|2010|p=32}}
Selama tahun-tahun berikutnya, Giulio menjadi teman dan pengikut setia Giovanni. Ketika Wangsa Medici diasingkan dari Firenze pada 1494, Giulio menemani Giovanni berkeliling ke kota-kota di Eropa selama kurang lebih lima tahun untuk mendapat dukungan dan memperkuat koneksi untuk merebut kembali Firenze. Mereka berkelana ke [[Ulm]], ditangkap dan diserahkan ke [[Maximilian I, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Maximilian I]]. Namun, Maximilian I terpesona dengan dua pemuda gereja ini sehingga ia menulis surat rekomendasi kepada anaknya, [[Philipp I dari Kastilia|Philip]], yang saat itu menjabat sebagai [[Daftar Adipati Bourgogne|Adipati Bourgogne]], untuk menerima mereka berdua. Mereka berkelana selama sekitar lima tahun sebelum kembali ke Roma pada 1500 berkat bantuan Piero.<ref name=":1" />{{Sfn|Strathern|2016|p=249}} Butuh waktu 12 tahun lagi atau pada 1512 sebelum Wangsa Medici akhirnya menguasai Firenze kembali berkat bantuan pasukan Spanyol milik [[Ferrando II d'Aragón|Ferdinand dari Aragon]].{{Sfn|Gouwens|2010|p=32}}


== Karier ==
== Karier sebelum paus ==
Setelah meninggalnya Paus Aleksander VI, Giovanni terpilih sebagai paus baru dengan nama Leo X pada 1513. Paus baru ini mengikuti jejak para pendahulunya dengan memilih keluarganya untuk mengisi posisi-posisi penting. Leo X juga berjanji pada Giulio untuk mengangkatnya sebagai kardinal begitu ia terpilih sebagai paus.{{Sfn|Strathern|2016|p=272}}
Setelah meninggalnya Paus Aleksander VI, Giovanni terpilih sebagai paus baru dengan nama Leo X pada 1513. Paus baru ini mengikuti jejak para pendahulunya dengan memilih keluarganya untuk mengisi posisi-posisi penting. Leo X juga berjanji pada Giulio untuk mengangkatnya sebagai kardinal begitu ia terpilih sebagai paus.{{Sfn|Strathern|2016|p=272}}


Baris 34: Baris 34:
Setelah Paus Leo X meninggal dunia pada 1 Desember 1521, para kardinal berkumpul untuk memilih penggantinya pada [[Konklaf 1521–1522|Konklaf 1521-1522]]. Kardinal Giulio mendapat banyak dukungan dari para kardinal untuk menjadi paus berikutnya, tetapi masih belum cukup untuk meraih 2/3 suara. Di sisi lain, terdapat kubu kardinal yang menentangnya, seperti musuhnya, Kardinal Francesco Soderini dan Kardinal Pampeo Colonna yang juga didukung oleh para kardinal Prancis sehingga terjadi kebuntuan.{{Sfn|Walsh|2003|p=114}}{{Sfn|Strathern|2016|p=291}} Di tengah kebuntuan, Kardinal Giulio mengusulkan nama asing yakni Kardinal Adriaan Florenz Dedel, yang saat itu bukan bagian dari konklaf, sebagai kompromi bagi kubu yang mendukung dan menentang dirinya. Tak banyak yang tahu siapa Kardinal Adriaan meski ia telah memiliki karier beragam dan dikenal sebagai orang kepercayaan Karl V. Di luar dugaan, Kardinal Adriaan terpilih sebagai paus baru dengan nama [[Paus Adrianus VI|Adrianus VI]].{{Sfn|Walsh|2003|p=114}}{{Sfn|Strathern|2016|p=291}}
Setelah Paus Leo X meninggal dunia pada 1 Desember 1521, para kardinal berkumpul untuk memilih penggantinya pada [[Konklaf 1521–1522|Konklaf 1521-1522]]. Kardinal Giulio mendapat banyak dukungan dari para kardinal untuk menjadi paus berikutnya, tetapi masih belum cukup untuk meraih 2/3 suara. Di sisi lain, terdapat kubu kardinal yang menentangnya, seperti musuhnya, Kardinal Francesco Soderini dan Kardinal Pampeo Colonna yang juga didukung oleh para kardinal Prancis sehingga terjadi kebuntuan.{{Sfn|Walsh|2003|p=114}}{{Sfn|Strathern|2016|p=291}} Di tengah kebuntuan, Kardinal Giulio mengusulkan nama asing yakni Kardinal Adriaan Florenz Dedel, yang saat itu bukan bagian dari konklaf, sebagai kompromi bagi kubu yang mendukung dan menentang dirinya. Tak banyak yang tahu siapa Kardinal Adriaan meski ia telah memiliki karier beragam dan dikenal sebagai orang kepercayaan Karl V. Di luar dugaan, Kardinal Adriaan terpilih sebagai paus baru dengan nama [[Paus Adrianus VI|Adrianus VI]].{{Sfn|Walsh|2003|p=114}}{{Sfn|Strathern|2016|p=291}}


Kardinal Giulio termasuk salah satu dari sedikit kardinal yang pendapatnya dianggap penting oleh Paus Adrianus VI—yang cenderung tertutup—meski mereka berdua tidak memiliki hubungan dekat.<ref>{{Cite web|title=Pope Adrian VI: Proceedings of the Conclave that led to his election.|url=https://www.pickle-publishing.com/papers/triple-crown-adrian-vi.htm|website=www.pickle-publishing.com|access-date=2024-01-23}}</ref> Selama masa kepausan Adrianus VI, Giulio berkontribusi mendorong terciptanya aliansi antara Gereja Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Suci pada 1522.<ref name=":1" />
Kardinal Giulio termasuk salah satu dari sedikit kardinal yang pendapatnya dianggap penting oleh Paus Adrianus VI—yang cenderung tertutup—meski mereka berdua tidak memiliki hubungan dekat.<ref>{{Cite web|title=Pope Adrian VI: Proceedings of the Conclave that led to his election.|url=https://www.pickle-publishing.com/papers/triple-crown-adrian-vi.htm|website=www.pickle-publishing.com|access-date=2024-01-23}}</ref> Selama masa kepausan Adrianus VI, Giulio berkontribusi mendorong terciptanya aliansi antara Gereja Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Suci pada 1522.<ref name=":1" />


== Masa Kepausan ==
=== Pemilihan paus ===
Ketika Paus Adrianus VI meninggal dunia pada 14 September 1523, Kardinal Giulio de' Medici sekali lagi muncul sebagai kandidat kuat dengan dukungan dari Kaisar Romawi Suci dan para kardinal Spanyol. Namun, para musuhnya, Kardinal Francesco Soderini dan Kardinal Pampeo Colonna yang juga ingin menjadi paus didukung oleh sebagian kardinal Prancis. Kardinal Prancis sendiri terbagi dalam beberapa faksi, sebagian mendukung Kardinal Farnese atau Monti.<ref>{{Cite web|title=Pope Clement VII: Proceedings of the Conclave that led to his election.|url=https://www.pickle-publishing.com/papers/triple-crown-clement-vii.htm|website=www.pickle-publishing.com|access-date=2024-01-23}}</ref> Terjadi kebuntuan lagi dalam pemilihan paus dan konklaf pun berlanjut hingga bermnggu-minggu. Sementara itu, mulai terjadi kerusuhan di luar ketika orang-orang semakin tidak sabar menunggu. Pada akhirnya, Raja Prancis dan Raja Inggris mendukung Kardinal de' Medici sehingga pada 19 November 1523 ia terpilih sebagai paus baru setelah 60 hari. [[Konklaf 1523]] ini merupakan konklaf terlama sepanjang sejarah. Giulio de' Medici mengambil nama paus Klemens VII.{{Sfn|Strathern|2016|p=293}}{{Sfn|Walsh|2003|p=115}}

== Masa kepausan ==


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==

Revisi per 23 Januari 2024 10.49

Paus

Clemens VII
Awal masa kepausan
19 November 1523
Akhir masa kepausan
25 September 1534
PendahuluAdrianus VI
PenerusPaulus III
Informasi pribadi
Nama lahirGiulio di Giuliano de' Medici
Lahir26 Mei 1478
Firenze
Wafat25 September 1534
Roma, Italia

Klemens VII (26 Mei 1478 – 25 September 1534) adalah Paus yang menjabat sejak 19 November 1523 sampai 25 September 1534. Klemens VII lahir dengan nama Giulio di Giuliano de' Medici, salah satu paus dari Wangsa Medici sekaligus sepupu Leo X. Selama menjabat sebagai kardinal, ia memiliki reputasi sebagai pendukung seni Renaisans, kemampuan berpolitik yang baik, dan atensi atas isu-isu gereja.[1]

Saat terpilih sebagai paus menggantikan Paus Adrianus VI, ekspektasi orang-orang cukup tinggi terhadapnya. Namun, masa kepausannya ternyata dipenuhi dengan berbagai masalah—Reformasi Protestan oleh Martin Luther, konflik antara Kekaisaran Romawi Suci dan Kerajaan Prancis, dan perceraian Henry VIII dari Inggris dengan Katherine dari Aragon yang memicu pemisahan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma—semua ini terjadi dalam masa kepausannya yang berlangsung selama 11 tahun. Oleh karena itu, Klemens VII dianggap sebagai paus yang tidak beruntung.[2][3]

Kehidupan pribadi

Kehidupan awal

Giulio lahir pada 26 Mei 1478 di Firenze, Italia sebagai anak tidak sah dari Giuliano de' Medici dan Fioretta Gorini. Ayahnya meninggal dunia sebulan sebelum ia dilahirkan, sementara identitas ibunya masih diperdebatkan di antara kalangan sejarawan.[2][4] Ia dibaptis pada 27 Mei 1478 dengan nama baptis Giulio Zenobio. Hingga berusia tujuh tahun, ia tinggal dengan ayah baptisnya, Antonio da Sangallo. Setelahnya, ia diasuh oleh pamannya, Lorenzo de' Medici, bersama dengan anak-anak pamannya, Piero, Giovanni (kelak Paus Leo X), dan Giuliano di Palazzo Medici di Firenze. Giulio dan Giovanni mendapatkan pendidikan dari Bernardo Michelozzi and Uskup Gentile Becchi dari Arezzo. Ia juga belajar hukum kanonik di Universitas Pisa.[4]

Wangsa Medici

Sebagai seorang dari Wangsa Medici, salah satu keluarga paling dihormati di Firenze dan Italia, Giulio memiliki kedudukan yang cukup terpandang di masyarakat. Pamannya, Lorenzo, memiliki andil yang cukup besar dalam kariernya. Giulio meniti karier militer sebagai anggota Kesatria Hospitalaria sekaligus karier di gereja sebagai Prior Utama Capua.[2][4] Giulio juga menemani pengangkatan Giovanni menjadi kardinal pada 1492 di Roma dan saat Giovanni mengikuti Konklaf 1492 yang memilih Paus Aleksander VI.

Selama tahun-tahun berikutnya, Giulio menjadi teman dan pengikut setia Giovanni. Ketika Wangsa Medici diasingkan dari Firenze pada 1494, Giulio menemani Giovanni berkeliling ke kota-kota di Eropa selama kurang lebih lima tahun untuk mendapat dukungan dan memperkuat koneksi untuk merebut kembali Firenze. Mereka berkelana ke Ulm, ditangkap dan diserahkan ke Kaisar Maximilian I. Namun, Maximilian I terpesona dengan dua pemuda gereja ini sehingga ia menulis surat rekomendasi kepada anaknya, Philip, yang saat itu menjabat sebagai Adipati Bourgogne, untuk menerima mereka berdua. Mereka berkelana selama sekitar lima tahun sebelum kembali ke Roma pada 1500 berkat bantuan Piero.[4][5] Butuh waktu 12 tahun lagi atau pada 1512 sebelum Wangsa Medici akhirnya menguasai Firenze kembali berkat bantuan pasukan Spanyol milik Ferdinand dari Aragon.[6]

Karier sebelum paus

Setelah meninggalnya Paus Aleksander VI, Giovanni terpilih sebagai paus baru dengan nama Leo X pada 1513. Paus baru ini mengikuti jejak para pendahulunya dengan memilih keluarganya untuk mengisi posisi-posisi penting. Leo X juga berjanji pada Giulio untuk mengangkatnya sebagai kardinal begitu ia terpilih sebagai paus.[7]

Uskup

Giulio diangkat menjadi Uskup Agung Firenze pada 9 Mei 1513 setelah mendapat dispensasi khusus karena lahir di luar perkawinan. Ia terpilih menjadi anggota komite untuk urusan konsili. Di dalam komite itu ia bekerja untuk urusan pemulihan perdamaian dan penghapusan perpecahan.[4]

Kardinal

Sesuai janji Leo X, Giulio akan diangkat sebagai kardinal. Namun, hal ini terganjal peraturan hukum kanonik yang melarang anak yang lahir di luar perkawinan diangkat sebagai kardinal. Untuk itu, Leo X membentuk komisi khusus yang menginvestigasi kelahiran Giulio dengan harapan dapat mengubah status Giulio. Komisi ini menyimpulkan bahwa orang tua Giulio telah mengucap janji pernikahan per sponsalia de presenti (menikah dengan diketahui saksi yang hadir) sehingga Giulio lahir secara sah.[8] Ia diangkat sebagai kardinal pada konsistori 25 September 1513, menerima topi merah kardinal dan diangkat sebagai diaken Santa Maria di Dominika pada 29 September 1513. Beberapa hari setelah diangkat sebagai kardinal, ia mengirim surat kepada Henry VIII dari Inggris untuk mengangkatnya sebagai kardinal pelindung Inggris.[4]

Sebagai salah satu orang terdekat Leo X, Giulio segera mendapat kepercayaan di lingkungan kepausan. Pada 1517, ia diangkat sebagai Wakil Kanselir Gereja yang semakin mengukuhkan pengaruh dan kekuatannya di lingkaran dalam Leo X.[6] Pada 1519, Giulio diangkat menjadi pemimpin Firenze setelah pemimpinnya, Lorenzo de' Medici, keponakannya sekaligus Adipati Urbino, meninggal dunia dan meninggalkan seorang bayi perempuan. Giulio memimpin sebagai pimpinan militer dan sipil dan cukup kompeten dalam dua hal tersebut hingga tahun 1523.[6][9]

Kardinal di bawah Paus Adrianus VI

Setelah Paus Leo X meninggal dunia pada 1 Desember 1521, para kardinal berkumpul untuk memilih penggantinya pada Konklaf 1521-1522. Kardinal Giulio mendapat banyak dukungan dari para kardinal untuk menjadi paus berikutnya, tetapi masih belum cukup untuk meraih 2/3 suara. Di sisi lain, terdapat kubu kardinal yang menentangnya, seperti musuhnya, Kardinal Francesco Soderini dan Kardinal Pampeo Colonna yang juga didukung oleh para kardinal Prancis sehingga terjadi kebuntuan.[10][11] Di tengah kebuntuan, Kardinal Giulio mengusulkan nama asing yakni Kardinal Adriaan Florenz Dedel, yang saat itu bukan bagian dari konklaf, sebagai kompromi bagi kubu yang mendukung dan menentang dirinya. Tak banyak yang tahu siapa Kardinal Adriaan meski ia telah memiliki karier beragam dan dikenal sebagai orang kepercayaan Karl V. Di luar dugaan, Kardinal Adriaan terpilih sebagai paus baru dengan nama Adrianus VI.[10][11]

Kardinal Giulio termasuk salah satu dari sedikit kardinal yang pendapatnya dianggap penting oleh Paus Adrianus VI—yang cenderung tertutup—meski mereka berdua tidak memiliki hubungan dekat.[12] Selama masa kepausan Adrianus VI, Giulio berkontribusi mendorong terciptanya aliansi antara Gereja Katolik Roma dan Kekaisaran Romawi Suci pada 1522.[4]

Pemilihan paus

Ketika Paus Adrianus VI meninggal dunia pada 14 September 1523, Kardinal Giulio de' Medici sekali lagi muncul sebagai kandidat kuat dengan dukungan dari Kaisar Romawi Suci dan para kardinal Spanyol. Namun, para musuhnya, Kardinal Francesco Soderini dan Kardinal Pampeo Colonna yang juga ingin menjadi paus didukung oleh sebagian kardinal Prancis. Kardinal Prancis sendiri terbagi dalam beberapa faksi, sebagian mendukung Kardinal Farnese atau Monti.[13] Terjadi kebuntuan lagi dalam pemilihan paus dan konklaf pun berlanjut hingga bermnggu-minggu. Sementara itu, mulai terjadi kerusuhan di luar ketika orang-orang semakin tidak sabar menunggu. Pada akhirnya, Raja Prancis dan Raja Inggris mendukung Kardinal de' Medici sehingga pada 19 November 1523 ia terpilih sebagai paus baru setelah 60 hari. Konklaf 1523 ini merupakan konklaf terlama sepanjang sejarah. Giulio de' Medici mengambil nama paus Klemens VII.[14][15]

Masa kepausan

Catatan kaki

  1. ^ Gouwens 2010, hlm. 29.
  2. ^ a b c "Pope Clement VII (Giulio de' Medici) (1478-1534)". Luminarium Encyclopedia. Diakses tanggal 2024-01-20. 
  3. ^ The Editors of Encyclopaedia Britannica (2023-12-12). "Clement VII". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-20. 
  4. ^ a b c d e f g "The Cardinals of the Holy Roman Church - Biographical Dictionary - Consistory of September 23, 1513". cardinals.fiu.edu. Diakses tanggal 2024-01-21. 
  5. ^ Strathern 2016, hlm. 249.
  6. ^ a b c Gouwens 2010, hlm. 32.
  7. ^ Strathern 2016, hlm. 272.
  8. ^ Strathern 2016, hlm. 273.
  9. ^ Strathern 2016, hlm. 282-283.
  10. ^ a b Walsh 2003, hlm. 114.
  11. ^ a b Strathern 2016, hlm. 291.
  12. ^ "Pope Adrian VI: Proceedings of the Conclave that led to his election". www.pickle-publishing.com. Diakses tanggal 2024-01-23. 
  13. ^ "Pope Clement VII: Proceedings of the Conclave that led to his election". www.pickle-publishing.com. Diakses tanggal 2024-01-23. 
  14. ^ Strathern 2016, hlm. 293.
  15. ^ Walsh 2003, hlm. 115.

Referensi