Lompat ke isi

Martunis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ghostman Gendruwo (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Sejarah hidup: Perbaikan teks
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 31: Baris 31:
== Sejarah hidup ==
== Sejarah hidup ==


Minggu pagi, [[26 Desember]] [[2004]], Martunis berencana bermain [[sepak bola]] bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Ia bahkan sudah memakai kostum nasional {{timnas|Portugal}} bajakan yang ia beli di kota [[Banda Aceh]]. Tiba-tiba datang gelombang [[tsunami]]. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III [[Sekolah Dasar]] bersama ibunya, Salwa, kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun), dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang [[pick up]] tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di [[tambak]]
Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Ia bahkan sudah memakai kostum tim nasional sepakbola Portugal bajakan yang ia beli di kota [[Banda Aceh]]. Tiba-tiba gelombang tsunami mengamuk. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III Sekolah Dasar (SD) bersama ibunya, Salwa, kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun), dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang mobil pick up tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak.


Saat digulung [[ombak]] tsunami, pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibunya, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh arus tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya.
Saat diamuk ombak tsunami, mobil pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibunya, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh amukan tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya.


Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian ia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu ia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Ia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan [[rawa|rawa-rawa]] dekat makam [[Teungku Syiah Kuala]]. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada [[15 Januari]] 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak [[televisi]] [[Inggris]] yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi [[Eropa]].
Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian ia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu ia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Ia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam [[Teungku Syiah Kuala]]. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Britania Raya yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi seluruh Eropa.


Bocah kurus berkulit hitam itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti [[Luis Figo]], [[Nuno Gomes]], [[Cristiano Ronaldo]], pelatih [[Luiz Felipe Scolari]], serta [[Gilberto Madail]], ketua [[Federasi Sepak Bola Portugal]]. Akhirnya [[Federasi Sepak Bola Portugal]] mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.
Bocah kurus berkulit gelap itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti [[Luis Figo]], [[Nuno Gomes]], [[Cristiano Ronaldo]], pelatih [[Luiz Felipe Scolari]], serta [[Gilberto Madail]], ketua [[Federasi Sepak Bola Portugal]]. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.


Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampinginya, ia berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang 40 ribu [[Euro]] atau lebih dari 500 juta rupiah. Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi [[Madonna]] juga mengundang Martunis dan Sarbini ke [[London]], tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.
Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampinginya, ia berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang €40.000 (sekitar Rp500 juta). Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi [[Madonna]] juga mengundang Martunis dan Sarbini ke [[London]], tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 31 Januari 2024 04.53

Martunis
Informasi pribadi
Nama lengkap Martunis
Tanggal lahir 2 Mei 1997 (umur 27)
Tempat lahir Banda Aceh, Indonesia
Posisi bermain Penyerang
Karier junior
Tahun Tim
2012 - 2015 PSAP Sigli
2015 - 2016

Sporting CP

Informasi YouTube
Kanal
PembuatMartunis
Tahun aktif2014 - sekarang
Pelanggan333 ribu
Total tayang27,2 juta
100.000 pelanggan 2020

Diperbarui: 18 Desember 2023
Instagram: martunis_ronaldo Edit nilai pada Wikidata

Martunis (lahir 2 Mei 1997) adalah YouTuber asal Aceh, Indonesia. Ia merupakan salah satu korban Tsunami Aceh Desember 2004 yang dikenal karena mendapat simpati dari Bintang sepak bola Portugal Cristiano Ronaldo, Ia Tinggal di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada tahun 2008, ia bersekolah di kelas 1 SMPN 8 Banda Aceh. Terakhir ia bermain di Portugal setelah direkrut klub asal Portugal, Sporting Lisbon untuk masuk tim akademi U-19.[1][2]

Sejarah hidup

Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Ia bahkan sudah memakai kostum tim nasional sepakbola Portugal bajakan yang ia beli di kota Banda Aceh. Tiba-tiba gelombang tsunami mengamuk. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III Sekolah Dasar (SD) bersama ibunya, Salwa, kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun), dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang mobil pick up tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak.

Saat diamuk ombak tsunami, mobil pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibunya, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh amukan tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya.

Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian ia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu ia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Ia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Britania Raya yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi seluruh Eropa.

Bocah kurus berkulit gelap itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.

Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampinginya, ia berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang €40.000 (sekitar Rp500 juta). Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi Madonna juga mengundang Martunis dan Sarbini ke London, tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.

Referensi

  1. ^ "Anak Angkat Ronaldo Asal Aceh Direkrut Klub Portugal" CNN Indonesia, 02 Juli 2015. Diakses 03 Juli 2015.
  2. ^ "Akademi Klub Asal Ronaldo Berikan Kesempatan kepada Martunis" Kompas.com, 02 Juli 2015. Diakses 03 Juli 2015.

Pranala luar