Lompat ke isi

Paus sperma: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Infobox spesies
| name = Paus sperma<ref name="msw3">{{MSW3 Cetacea | id=14300131 }}</ref>
| Name = Paus sperma
| fossil_range = [[Oligosen]] – sekarang {{Fossil range|25|0}}
| status = VU
| status = VU
| status_system = iucn3.1
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref name="iucn status 19 November 2021">{{cite iucn |author=Taylor, B.L. |author2=Baird, R. |author3=Barlow, J. |author4=Dawson, S.M. |author5=Ford, J. |author6=Mead, J.G. |author7=Notarbartolo di Sciara, G. |author8=Wade, P. |author9=Pitman, R.L. |date=2019 |title=''Physeter macrocephalus'' |volume=2019 |page=e.T41755A160983555 |doi=10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T41755A160983555.en |access-date=19 November 2021}}</ref>
| status_ref =
| status2 = CITES_A1
| image = Sperm whale 12.jpg
| status2_system = CITES
| image_caption =
| status2_ref = <ref name="auto">{{Cite web|title=Appendices {{!}} CITES|url=https://cites.org/eng/app/appendices.php|access-date=2022-01-14|website=cites.org}}</ref>
| image2 = Sperm_whale_size.svg
| image = Mother and baby sperm whale.jpg
| image_caption = Seekor paus sperma sedang berenang bersama dengan anaknya
| image2 = Sperm whale size.svg
| image2_caption = Perbandingan ukuran dengan manusia
| image2_caption = Perbandingan ukuran dengan manusia
| domain = [[Eukaryota]]
| regnum = [[Animalia]]
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordate|Chordata]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Mammal]]ia
| classis = [[Mammalia]]
| ordo = [[Cetacea]]
| ordo = [[Artiodactyla]]
| subordo = [[Odontoceti]]
| infraordo = [[Cetacea]]
| parvordo = [[Paus bergigi|Odontoceti]]
| superfamilia = [[Physeteroidea]]
| familia = [[Physeteridae]]
| familia = [[Physeteridae]]
| subfamilia =
| genus = '''''Physeter'''''
| species = '''''P. macrocephalus'''''
| genus = ''[[Physeter]]''
| binomial = ''Physeter macrocephalus''
| species = '''''Physeter macrocephalus'''''
| binomial_authority = [[Carolus Linnaeus|Linnaeus]], 1758
| species_authority = [[Carl Linnaeus|Linnaeus]], [[10th edition of Systema Naturae|1758]]
| species_authority =
| synonyms = ''Physeter catodon'' <small>Linnaeus, 1758</small>{{br}}
| type_species =
''Physeter australasianus'' <small>[[Desmoulins]], 1822
| type_species_authority=
| range_map = cetacea range map Sperm Whale 4.PNG
| range_map = Sperm whale distribution (Pacific equirectangular).jpg
| range_map_caption= Wilayah penyebaran paus sperma (diwarnai biru)
| range_map_caption= Habitat utama (bintik hitam)
| subdivision_ranks =
| subdivision =
| synonyms = *''Physeter catodon'' {{small|Linnaeus,&nbsp;1758}}
*''Physeter microps'' {{small|Linnaeus,&nbsp;1758}}
*''Physeter tursio'' {{small|Linnaeus,&nbsp;1758}}
*''Physeter australasianus'' {{small|[[Desmoulins]],&nbsp;1822}}
}}
}}
'''Koteklema'''<ref name="antara">[https://www.antaranews.com/berita/62467/koteklema-sumber-hidup-warga-lamalera Koteklema Sumber Hidup Warga Lamalera]</ref><ref name="detik">[https://travel.detik.com/travel-news/d-5065594/jangan-sebut-mereka-paus-pembunuh-panggil-saja-seguni Jangan Sebut Mereka Paus Pembunuh, Panggil Saja Seguni]</ref><ref name="artikelkbbi">[https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/3038/kotaklema Kotaklema]</ref>, '''paus sperma''' ({{lang-en|sperm whale}}), atau '''paus kepala kotak''' (''Physeter macrocephalus'') adalah hewan terbesar dalam kelompok [[paus bergigi]] sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.
'''Koteklema'''<ref name="antara">[https://www.antaranews.com/berita/62467/koteklema-sumber-hidup-warga-lamalera Koteklema Sumber Hidup Warga Lamalera]</ref><ref name="detik">[https://travel.detik.com/travel-news/d-5065594/jangan-sebut-mereka-paus-pembunuh-panggil-saja-seguni Jangan Sebut Mereka Paus Pembunuh, Panggil Saja Seguni]</ref><ref name="artikelkbbi">[https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/3038/kotaklema Kotaklema]</ref>, '''paus sperma''' ({{lang-en|sperm whale}}), atau '''paus kepala kotak''' (''Physeter macrocephalus'') adalah hewan terbesar dalam kelompok [[paus bergigi]] sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.

Revisi per 13 Februari 2024 06.10

Paus sperma
Rentang waktu: Oligosen – sekarang 25–0 jtyl
Seekor paus sperma sedang berenang bersama dengan anaknya
Perbandingan ukuran dengan manusia
CITES Apendiks I (CITES)[2]
Klasifikasi ilmiah
Domain:
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Infraordo:
Parvordo:
Superfamili:
Famili:
Genus:
Spesies:
Physeter macrocephalus
Habitat utama (bintik hitam)
Sinonim
  • Physeter catodon Linnaeus, 1758
  • Physeter microps Linnaeus, 1758
  • Physeter tursio Linnaeus, 1758
  • Physeter australasianus Desmoulins, 1822

Koteklema[3][4][5], paus sperma (bahasa Inggris: sperm whale), atau paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia.

Paus ini dinamakan 'paus sperma' karena pada awalnya bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada kepalanya dikira sebagai sperma. Kepala paus sperma yang besar dan bentuk keseluruhannya yang berbeda, ditambah lagi kemunculannya dalam novel Moby-Dick yang ditulis oleh Herman Mellville, membuatnya juga dikenal sebagai paus arketipe (archetype). Sebagian karena Melville, Paus Sperma sering dihubungkan dengan Leviathan semi mistis dari cerita-cerita Alkitab. Paus Sperma juga dulu dikenal sebagai Common Cachalot.

Deskripsi fisik

Ciri khas dari Paus Sperma adalah kepalanya yang besar, lebih-lebih untuk pejantannya, yang biasanya bisa mencapai sepertiga daripada panjang badannya. Nama spesiesnya sendiri macrocephaluss diambil dari bahasa Yunani untuk "kepala besar". Berbeda dengan kulit licin yang dimiliki oleh kebanyakan paus lain, kulit bagian belakang paus sperma biasanya berkedut. Mereka bewarna abu-abu walaupun kadang kelihatan berwarna coklat di bawah cahaya matahari ("Great White Whale" dalam novel Melville, kalaupun ada, kemungkinan adalah albino). Tidak mengherankan kalau otak Paus Sperma adalah yang terbesar dan terberat bagi semua hewan (berat rata-ratanya 7 kg dalam paus jantan dewasa). Namun, otak Paus Sperma adalah tidak begitu besar jika dibandingkan dengan ukuran badannya.

Lubang pernapasan (blowhole) terletak berdekatan dengan bagian depan kepala dan condong ke kiri (jika dilihat dari arah yang sama dengan paus). Ini memberikan ciri-ciri hembusan berkembang yang jelas ke arah depan. Sirip belakangnya terletak sekitar dua pertiga dari bawah tulang belakang dan biasanya pendek dan berbentuk segitiga sama kaki. Flukenya juga berbentuk segitiga dan amat tebal. Flukenya diangkat tinggi tinggi dari air sebelum paus melakukan penyelaman dalam.

Paus Sperma mempunyai 20-26 pasang gigi kerucut pada rahang bawah mereka. Setiap gigi bisa mempunyai berat sampai satu kilogram. Asal bentuk gigi ini tidaklah diketahui dengan pasti. Dipercayai bahwa gigi-gigi tersebut tidak diperlukan untuk mengonsumsi sotong, malah ada Paus Sperma liar yang sehat dan cukup makan namun tidak bergigi. Konsensus para ilmuwan masa kini adalah gigi-gigi tersebut mungkin digunakan dalam pertengkaran antara paus jantan dalam spesies yang sama. Hipotesis ini konsisten dengan gigi yang berbentuk kerucut dan jarang-jarang. Gigi yang belum sempurna juga terdapat di bagian rahang atas, tetapi gigi tersebut jarang tumbuh dan terlihat di mulut.

Manfaat muntahan

Ikan paus, khususnya Paus Sperma, termasuk mamalia yang memiliki muntahan bernilai miliaran. Bentuk dan tekstur muntahan paus atau ambergris seperti bongkahan lilin, yang keluar dari saluran pembuangan kotoran paus yang terdapat pada kepala kotak ikan paus tersebut (Physeter macrocephalus). Saat muntahan ini keluar, akan muncul bau busuk dan warna hitam. Tapi, setelah didiamkan lama, bau busuk itu akan berubah menjadi bau harum seperti kesturi.[6]

Ada empat manfaat muntahan paus sperma, yaitu:

Bahan pembuat parfum

Ambergris paus ini sangat mahal dan biasanya digunakan oleh industri parfum. Namun, lambat laun industri parfum tak lagi menggunakan ambergris karena dilarang oleh International Fragrance Association (IFRA). Ambergris juga pernah digunakan oleh bangsa Arab dan Tiongkok sebagai parfum atau dibakar sebagai dupa.[6]

Bahan untuk pengobatan

Ambergris paus ini dapat digunakan untuk obat herbal dan sebagai afrodisiak, termasuk obat untuk menyembuhkan penyakit otak, jantung, dan pengindraan.[6]

Penambah rasa makanan

Ambergris paus tersebut juga dapat digunakan menjadi bahan penambah rasa makanan maupun minuman seperti anggur. Beberapa restoran menggunakan ambergris sebagai penambah rasa untuk koktail, kue khusus, maupun coklat.[6]

Sanitasi udara

Manfaat dari ambergis paus ini digunakan pertama kali oleh bangsa Eropa pada abad ke-14. Saat itu, Eropa yang sedang mengalami wabah pencemaran udara mengunakan ambergris untuk mensanitasi udara.[6]

Referensi

  1. ^ Taylor, B.L.; Baird, R.; Barlow, J.; Dawson, S.M.; Ford, J.; Mead, J.G.; Notarbartolo di Sciara, G.; Wade, P.; Pitman, R.L. (2019). "Physeter macrocephalus". 2019: e.T41755A160983555. doi:10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T41755A160983555.en. 
  2. ^ "Appendices | CITES". cites.org. Diakses tanggal 2022-01-14. 
  3. ^ Koteklema Sumber Hidup Warga Lamalera
  4. ^ Jangan Sebut Mereka Paus Pembunuh, Panggil Saja Seguni
  5. ^ Kotaklema
  6. ^ a b c d e "4 Manfaat muntahan paus yang bernilai miliaran Halaman 5". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-28.