Lompat ke isi

Tanin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wie146 (bicara | kontrib)
k perbaiki kesalahan ketik
Baris 2: Baris 2:
[[Berkas:Bottle of tannic acid.jpg|jmpl|ka|180px|Sebotol larutan asam tanat]]
[[Berkas:Bottle of tannic acid.jpg|jmpl|ka|180px|Sebotol larutan asam tanat]]
[[Berkas:Tannin heap.jpeg|jmpl|ka|180px|Bubuk tanin (campuran pelbagai senyawa)]]
[[Berkas:Tannin heap.jpeg|jmpl|ka|180px|Bubuk tanin (campuran pelbagai senyawa)]]
'''Tanin''' (atau '''tanin nabati''', sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu [[senyawa]] [[polifenol]] yang berasal dari [[tumbuhan]], berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan [[protein]], atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk [[asam amino]] dan [[alkaloid]].Tanin dapat ditemukan dalam [[makanan]] dan [[minuman]] tertentu, seperti:[[teh]], [[kopi]], [[coklat]], dan [[wine]].
'''Tanin''' (atau '''tanin nabati''', sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu [[senyawa]] [[polifenol]] yang berasal dari [[tumbuhan]], berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan [[protein]], atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk [[asam amino]] dan [[alkaloid]]. Tanin dapat ditemukan dalam [[makanan]] dan [[minuman]] tertentu, seperti:[[teh]], [[kopi]], [[coklat]], dan [[wine]].
Pada [[teh]], kandungan tanin disebut paling banyak ada pada [[teh hitam]], sedangkan [[teh hijau]] sering dianggap memiliki konsentrasi tannin paling rendah
Pada [[teh]], kandungan tanin disebut paling banyak ada pada [[teh hitam]], sedangkan [[teh hijau]] sering dianggap memiliki konsentrasi tanin yang paling rendah.


Tanin (dari [[bahasa Inggris]] ''tannin''; dari [[bahasa Jerman Hulu Kuno]] ''tanna'', yang berarti “[[ek|pohon ek]]” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus [[hidroksil]] dan gugus lain yang sesuai (misalnya [[karboksil]]) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Tanin (dari [[bahasa Inggris]] ''tannin''; dari [[bahasa Jerman Hulu Kuno]] ''tanna'', yang berarti “[[ek|pohon ek]]” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus [[hidroksil]] dan gugus lain yang sesuai (misalnya [[karboksil]]) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Baris 9: Baris 9:
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh [[herbivora]] dan [[hama]], serta dalam pengaturan pertumbuhan.<ref>{{cite book|author=Katie E. Ferrell; Thorington, Richard W.|title=Squirrels: the animal answer guide|url=https://archive.org/details/squirrelsanimala00wric|publisher=Johns Hopkins University Press|location=Baltimore|year=2006|page=[https://archive.org/details/squirrelsanimala00wric/page/n109 91]|isbn=0-8018-8402-0 }}</ref> Tanin yang terkandung dalam [[buah]] muda menimbulkan rasa kelat ([[sepat (disambiguasi)|sepat]]);<ref>{{cite book|author=McGee, Harold|title=On food and cooking: the science and lore of the kitchen|url=https://archive.org/details/onfoodcookingsci0000mcge_e4f3|publisher=Scribner|location=New York|year=2004|page=[https://archive.org/details/onfoodcookingsci0000mcge_e4f3/page/714 714]|isbn=0-684-80001-2 }}</ref> perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh [[herbivora]] dan [[hama]], serta dalam pengaturan pertumbuhan.<ref>{{cite book|author=Katie E. Ferrell; Thorington, Richard W.|title=Squirrels: the animal answer guide|url=https://archive.org/details/squirrelsanimala00wric|publisher=Johns Hopkins University Press|location=Baltimore|year=2006|page=[https://archive.org/details/squirrelsanimala00wric/page/n109 91]|isbn=0-8018-8402-0 }}</ref> Tanin yang terkandung dalam [[buah]] muda menimbulkan rasa kelat ([[sepat (disambiguasi)|sepat]]);<ref>{{cite book|author=McGee, Harold|title=On food and cooking: the science and lore of the kitchen|url=https://archive.org/details/onfoodcookingsci0000mcge_e4f3|publisher=Scribner|location=New York|year=2004|page=[https://archive.org/details/onfoodcookingsci0000mcge_e4f3/page/714 714]|isbn=0-684-80001-2 }}</ref> perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.


Kandungan tanin dari bahan organik ([[serasah]], ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi [[humus]]), menjadikan banyu yang tergenang di [[rawa-rawa]] dan [[gambut|rawa gambut]] berwarna coklat kehitaman seperti air [[teh]], yang dikenal sebagai air hitam (''black water''). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.<ref>{{Cite web |url=http://www.gov.ns.ca/nse/water/docs/droponwaterFAQ_HumicSubstances.pdf |title=Tannins, lignins and humic acids in well water on www.gov.ns.ca |access-date=2013-01-23 |archive-date=2013-05-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130517071315/http://www.gov.ns.ca/nse/water/docs/droponwaterFAQ_HumicSubstances.pdf |dead-url=yes }}</ref>
Kandungan tanin dari bahan organik ([[serasah]], ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi [[humus]]), menjadikan air yang tergenang di [[rawa-rawa]] dan [[gambut|rawa gambut]] berwarna cokelat kehitaman seperti air [[teh]], yang dikenal sebagai air hitam (''black water''). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.<ref>{{Cite web |url=http://www.gov.ns.ca/nse/water/docs/droponwaterFAQ_HumicSubstances.pdf |title=Tannins, lignins and humic acids in well water on www.gov.ns.ca |access-date=2013-01-23 |archive-date=2013-05-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130517071315/http://www.gov.ns.ca/nse/water/docs/droponwaterFAQ_HumicSubstances.pdf |dead-url=yes }}</ref>


== Manfaat ==
== Manfaat ==

Revisi per 16 Februari 2024 14.42

Asam tanat, salah satu jenis tanin
Sebotol larutan asam tanat
Bubuk tanin (campuran pelbagai senyawa)

Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Tanin dapat ditemukan dalam makanan dan minuman tertentu, seperti:teh, kopi, coklat, dan wine. Pada teh, kandungan tanin disebut paling banyak ada pada teh hitam, sedangkan teh hijau sering dianggap memiliki konsentrasi tanin yang paling rendah.

Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.

Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan.[1] Tanin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat);[2] perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.

Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna cokelat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.[3]

Manfaat

Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan.[4]

Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.[4] Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi [5] Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang[6]

Pakan Ternak

Tanin yang terkandung dalam pakan ternak seperti pada daun kaliandra, dapat menjadi anti nutrisi pada ternak ruminansia jika dikonsumsi berlebih. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan manipulasi proses pencernaan oleh mikrob rumen dengan menginokulasi isolasi bakteri toleran tanin supaya mengoptimalkan pemanfaatan kaliandra sebagai sumber pakan [7] Tanin mampu memproteksi protein bahan pakan, seperti daun katuk, sehingga tidak terdegradasi di rumen [8] Tanin juga bermanfaat sebagai agensia pelindung asam lemak tak jenuh, sehingga tidak terdegradasi oleh mikrob rumen dalam sistem pencernaan ruminansia [9]

Penyamakan

Dalam proses penyamakan, tanin bereaksi dengan protein dari belulang. Proses ini akan mengawetkan kulit dari serangan-serangan bakteri. Di samping itu, penyamakan akan memberi warna tertentu, serta membentuk kepadatan dan kelenturan kulit tersamak yang berbeda-beda; bergantung kepada sifat-sifat kulit asal dan kepada proses penyamakan yang digunakan.[4] proses penyamakan dapat menggunakan tanin dari kulit kayu akasia sebagai bahan penyamak nabati [10]

Perekat kayu

Tanin yang terkandung dalam tanaman bakau dan akasia dapat di ekstrak yang dapat dijadikan perekat kayu lamina.Perekat autokondensat tanin bakau dan akasia memiliki nilai keteguran geser kayu laminanya yang tidak berbeda dengan menggunakan perekat fenolformaldehida dan ureaformaldehida[11]

Catatan kaki

  1. ^ Katie E. Ferrell; Thorington, Richard W. (2006). Squirrels: the animal answer guide. Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 91. ISBN 0-8018-8402-0. 
  2. ^ McGee, Harold (2004). On food and cooking: the science and lore of the kitchen. New York: Scribner. hlm. 714. ISBN 0-684-80001-2. 
  3. ^ "Tannins, lignins and humic acids in well water on www.gov.ns.ca" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-05-17. Diakses tanggal 2013-01-23. 
  4. ^ a b c Lemmens, R.M.H.J., N. Wulijarni-Soetjipto, R.P. van der Zwan & M. Parren. 1997. Pendahuluan dalam R.M.H.J. Lemmens dan N. Wulijarni-Soetjipto (Eds). Tumbuh-tumbuhan Penghasil Pewarna dan Tanin. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) 3: 15-38. Balai Pustaka, Jakarta
  5. ^ [1][Korelasi kadar tanin pada produk teh komersial dengan aktivitasnya sebagai senyawa antibakteri epec K1-1]
  6. ^ [2][Kandungan tanin dan potensi anti Streptococcus mutans daun teh var. Assamica pada berbagai tahap pengolahan][Yulia Rita]
  7. ^ [3][Uji Bakteri Toleran Tanin dan Pengaruh Inokulasinya Pada Ternak Kambing Berpakan Kaliandra (Calliandra calothyrsus)]
  8. ^ [4][Evaluasi invitro protein daun katuk]
  9. ^ [5][Berbagai Usaha Memintas Rumenkan Asam Lemak Tak Jenuh]
  10. ^ [6][Pemanfaatan Tanin dari Kulit Kayu Akasia (Acacia mangium Willd) sebagai Bahan Penyamak Nabati][Nugraha, Ganjar]
  11. ^ [7][Autokondensasi Tanin dan Penggunaannya sebagai Perekat Kayu Lamina][Susanti, Cicilia Maria Erna]

Pranala luar