Kuah kaldu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ~cite |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
== Klaim kesehatan == |
== Klaim kesehatan == |
||
Pada awal 2010-an, "kaldu tulang" telah menjadi tren [[Diet sehat|makanan kesehatan]] yang populer, karena kebangkitan popularitas lemak makanan daripada gula, dan minat pada " [[Pangan fungsional|makanan fungsional]] " yang dapat ditambahkan "obat kuliner" seperti [[kunyit]] dan [[jahe]] . Bar kaldu tulang, layanan pengiriman kaldu tulang ke rumah, gerobak kaldu tulang, dan paket kaldu beku tulang semakin populer di Amerika Serikat. |
Pada awal 2010-an, "kaldu tulang" telah menjadi tren [[Diet sehat|makanan kesehatan]] yang populer, karena kebangkitan popularitas lemak makanan daripada gula, dan minat pada " [[Pangan fungsional|makanan fungsional]] " yang dapat ditambahkan "obat kuliner" seperti [[kunyit]] dan [[jahe]] . Bar kaldu tulang, layanan pengiriman kaldu tulang ke rumah, gerobak kaldu tulang, dan paket kaldu beku tulang semakin populer di Amerika Serikat.<ref>{{Cite news|last=Denn|first=Rebekah|date=August 21, 2017|title=Magic or mythic? Bone broth is at the center of a brewing cultural divide|url=https://www.washingtonpost.com/lifestyle/food/trend-check-where-bone-broth-stands-now/2017/08/21/b7e45524-7ed2-11e7-9d08-b79f191668ed_story.html|work=The Washington Post|language=en-US|issn=0190-8286|access-date=August 31, 2017}}</ref> Kegemaran itu diperkuat oleh buku ''Nourishing Broth'' tahun 2014, di mana penulis Sally Fallon Morell dan Kaayla T. Daniel mengklaim bahwa kepadatan nutrisi kaldu memiliki berbagai efek kesehatan.<ref>Heid, Markham (January 6, 2016). [http://time.com/4159156/bone-broth-health-benefits/ "Science Can't Explain Why Everyone is Drinking Bone Broth"]. ''[[Time (magazine)|Time]]''.</ref> <ref name="NPR">Blaszyk, Amy (February 10, 2015). [https://www.npr.org/sections/thesalt/2015/02/10/384948585/taking-stock-of-bone-broth-sorry-no-cure-all-here "Taking Stock Of Bone Broth: Sorry, No Cure-All Here"]. [[NPR]].</ref> |
||
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung banyak klaim yang dibuat untuk kaldu tulang. <ref name="NPR">Blaszyk, Amy (February 10, 2015). [https://www.npr.org/sections/thesalt/2015/02/10/384948585/taking-stock-of-bone-broth-sorry-no-cure-all-here "Taking Stock Of Bone Broth: Sorry, No Cure-All Here"]. [[NPR]].</ref> <ref name="Harvard">[https://www.health.harvard.edu/nutrition/whats-the-scoop-on-bone-soup "What's the scoop on bone soup?"]. [[Harvard Health Publishing]]. [[Harvard Medical School]]. September 2015.</ref> |
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung banyak klaim yang dibuat untuk kaldu tulang. <ref name="NPR">Blaszyk, Amy (February 10, 2015). [https://www.npr.org/sections/thesalt/2015/02/10/384948585/taking-stock-of-bone-broth-sorry-no-cure-all-here "Taking Stock Of Bone Broth: Sorry, No Cure-All Here"]. [[NPR]].</ref> <ref name="Harvard">[https://www.health.harvard.edu/nutrition/whats-the-scoop-on-bone-soup "What's the scoop on bone soup?"]. [[Harvard Health Publishing]]. [[Harvard Medical School]]. September 2015.</ref> |
Revisi terkini sejak 21 Februari 2024 14.21
Kuah kaldu, terkadang disebut kuah kaldu tulang, adalah cairan masakan gurih yang menjadi bahan dasar banyak hidangan – terutama sup, semur, dan saus . Membuat kuah kaldu melibatkan merebus tulang hewan, daging, makanan laut, atau sayuran dalam air atau anggur, seringkali untuk waktu yang lama. Cacahan sayur daun atau rempah lainnya dapat ditambahkan untuk menambah rasa.
Klaim kesehatan
[sunting | sunting sumber]Pada awal 2010-an, "kaldu tulang" telah menjadi tren makanan kesehatan yang populer, karena kebangkitan popularitas lemak makanan daripada gula, dan minat pada " makanan fungsional " yang dapat ditambahkan "obat kuliner" seperti kunyit dan jahe . Bar kaldu tulang, layanan pengiriman kaldu tulang ke rumah, gerobak kaldu tulang, dan paket kaldu beku tulang semakin populer di Amerika Serikat.[1] Kegemaran itu diperkuat oleh buku Nourishing Broth tahun 2014, di mana penulis Sally Fallon Morell dan Kaayla T. Daniel mengklaim bahwa kepadatan nutrisi kaldu memiliki berbagai efek kesehatan.[2] [3]
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung banyak klaim yang dibuat untuk kaldu tulang. [3] [4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Denn, Rebekah (August 21, 2017). "Magic or mythic? Bone broth is at the center of a brewing cultural divide". The Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diakses tanggal August 31, 2017.
- ^ Heid, Markham (January 6, 2016). "Science Can't Explain Why Everyone is Drinking Bone Broth". Time.
- ^ a b Blaszyk, Amy (February 10, 2015). "Taking Stock Of Bone Broth: Sorry, No Cure-All Here". NPR.
- ^ "What's the scoop on bone soup?". Harvard Health Publishing. Harvard Medical School. September 2015.